Monday 26 August 2013

Di Tepi Sungai Serayu

Perjalanan mudik lebaran Idul Fitri 2013 lalu , aku menggunakan kereta api menuju kota kelahiran, Cilacap. Kereta Purwojaya mengantarkan aku dan keluarga kecilku dan sangat terkesan dengan kemajuan sarana PT KAI ini, juga satu hal yang membuatku terpesona. Instrumen lagu keroncong perjuangan, Di Tepi Sungai Serayu ciptaan R. Soetedja menjadi instrumen pengganti "ting tong ting tung" tanda keberangkatan kereta api di setasiun DAOP Purwokerto.

Cerita perjalanan mudik menggunakan Kereta Api Purwojaya ada di sini, dan aku ingin menuliskan dan menggingat seperti apa lirik lagu Di Tepi Sungai Serayu tersebut.


Di tepinya sungai Serayu
Waktu fajar menyingsing
Pelangi merona warnanya
Nyiur melambai-lambai
Warna air sungai nan jernih
Beralun berkilauan
Desir angin lemah gemulai
Aman tentram dan damai
Gunung Selamet nan anggun
Tampak jauh di sana
Bagai sumber kemakmuran
Kerta kencana indah murni alam semesta
Tepi sungai Serayu
Sungai pujaan bapak tani
Penghibur hati rindu

Aku sebagai cucu orang Banyumas turut bangga dan terharu, apalagi ketika berada di setasiun Purwokerto, setasiun perjuangan bangsa Indonesia pada masa perjuangan merebut kemerdekaaan.

Salam persaudaraan

Astin Astanti

7 comments:

  1. gegara stasiun jadi sebuah tulisan :D

    ReplyDelete
  2. ternyata bener pas baca judulnya "kayak judul lagu" Kirain lagi ngefiksi mbak :D

    ReplyDelete
  3. Almarhumah ibuku sering menyanyikan tembang ini. Hiks... jadi ingat beliau.

    ReplyDelete
  4. Mba Hanna : Haaaah, iyaaah...temanya sedang setasiun niiich, hehehee

    Mba Rini : lagi enggak dapet fiksi Mba...

    Mba Niken : Lagu legendaris Bun...iya sekarang Bunda deeech yang nyanyiin...

    ReplyDelete
  5. rasa-rasanya saya kenal lagu ini ...
    ini memang lagu kebanggaan masyarakat tepian sungai serayu ...

    Sungai pujaan bapak tani
    Penghibur hati rindu

    salam saya

    ReplyDelete
  6. Om Nh : Iya...lagu yang seingat saya menjadi lagu untuk pelajaran musik di SMP.

    Makasih Om

    ReplyDelete
  7. Entah di Stasiun Cilacap ya, kalau di Stasiun Purwokerto dan Stasiun Kroya, nada polifonik yang "ting tong ting tung" masih dipakai yaitu untuk keberangkatan kereta, sedangkan instrumen lagu "Di Tepinya Sungai Serayu" diperdengarkan ketika kereta MEMASUKI atau TIBA di Stasiun Purwokerto dan Kroya. Kalau di Stasiun Purwokerto lagu Di Tepinya Sungai Serayu hanya pakai yg versi polifonik, sedangkan di Kroya, pas refrainnya "Gunung Slamet nan anggun tampak jauh di sana..." menggunakan rekaman suara penyanyi. :)

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih