Thursday 10 April 2014

Kangen

Eaaa...kata kangen jika aku sedang menulis pada selembar kertas, aku akan memilih sebuah tinta yang bukan sekedar bagus, namun aku akan memastikan bahwa tinta tersebut harus kekang oleh apapun. Merangkai huruf demi hurufnya pun, aku akan memilih huruf terindah dari gerakan tanganku, sebagus yang aku bisa.

Aku Kangen, Aku Kangen sangat. Entah dimulai sejak kapan, namun aku merasakan kangen begitu mendalam baru-baru ini. Ketika aku menatap wajahnya dalam tidur, ketika aku merasakan gengaman tangannya, ketika aku berada lebih dekat jantungnya, ketika aku mendengar suaranya, ketika aku merasakan bahwa kini segalanya telah tumbuh, telah berpindah dari satu hari ke sebuah tahun, telah berpindah dari pijakan itu menjadi pijakan ini.

Aku menyampaikan kalau aku kangen, dia tersenyum dan bertanya, kenapa aku bisa kangen. Iya, karena keadaan sekaranglah aku menjadi kangen saat aku masih selalu berdua dengan dia. 

Aku kangen masa-masa harus memandikan dia menggunakan bak mandi berwarna biru, bergambar beberapa ikan, dan aku melakukannya sendiri setelah suamiku berangkat ke kantor.

Aku kangen korden merah hati, yang akan kututup ketika menidurkanmu setelah lelah badanmu, kuajak berjalan-jalan di luar rumah. 

Aku kangen berjalan berjingkat-jingkat, memastikanmu nyenyak dan aku mulai aktivitasku, menyapu, mengepel, memasak, menyetrika dan menganggkat jemuran.

Aku kangen mengajakmu bercakap, entah kau paham atau kau menjawab ocehanku. Tapi, kamu pasti mengertikan ya?

Aku kangen menggendongmu, menunjukkan padamu ada daun berwarna hijau, ada belalang yang terbang, ada awan di atas, ada kerbau di atas bukit itu, ada air terjun setelah hujan reda.

Aku kangen melihatmu sedang merambat gagah dari merangkat hingga bersandar di jendela kaca, di ruang depan, kau berteriak-teriak membentukan mulut hingga menghasilkan suara ala baby yang lucu.

Aku kangen melademi ocehanmu, meladeni tangan mungilmu, meladeni anggukan kepala dan baumu..

Aku kangen melihatmu belajar berjalan, satu dua langkah kau gunakan sapu lantai untuk kau jadikan penuntun, hingga akhirnya...sebuah kain kau lepaskan dari tangganmu dan kau berteriak senang...kau berjalan tanpa bantuan alat.

Aku kangen masa itu, kangen masa aku selalu melihat perkembanganmu yang pertama. Aku kangen dua tahun awal pertumbuhanmu, itu karena aku selalu bersamamu.

Ketika aku menyampaikan kangenku, kau tertawa dan membelai keningku, menciumku dan memelukku. Sekarang, 40 cm lagi, tinggimu akan menyamai tinggiku, selalu sehat dan menjadi pribadi yang ingat akan Allah ya, Nak.


12 comments:

  1. semoga sang anak selalu sehat bahagia ya senantiasa dalam lindungan ALLAH SWT...dan bisa memberikan rasa kangen yang indah luarbiasa kepada sang ibunda.....keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)

    ReplyDelete
  2. jadi terharu baca ini,baarokalloh ya....semoga maki tinggiiii dan tingggiiii :D
    mak,kangen aku g??hehehe

    ReplyDelete
  3. Dan bentar lagi, masa2 itu datamg lagi. Kan mau punya dedek. . . Hihihi


    Sehat selalu ya, MakMil, Fais.

    ReplyDelete
  4. kalau sama saya kangen juga gak, Mak? hihi

    ReplyDelete
  5. MAk semua yang cakep dan kereeen : aku kangen kalian semuaaa...hihii Idah : mungkin karena aku menantikan si dedek jadi melow begini, heihihi

    ReplyDelete
  6. kangen-kangenan yuk, sapa tahu jadi kangen beneran

    ReplyDelete
  7. hahahaha,,aku juga merasakan kangen mbak,,,samaaaa,,,toss dulu,,,

    ReplyDelete
  8. yang sudah besar saja ketika jauh dari ibu suka kangen apa lagi dia yang masih sangat membutuhkan uluran tangan sang ibu. semoga sang anak menjadi pribadi yang baik dan diberikan kesehatan oleh allah SWT. AMIN

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih