Tuesday 17 November 2015

Gema Cermat, Edukasi untuk Masyarakat Seperti Saya

Saya menerima sebuah undangan cantik dari Kementerian Kesehatan untuk menghadiri talkshow Gema Cermat dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional yang ke-51. Acara ini diselenggarakan di JI Expo Kemayoran Jakarta. Seharian saya terpaku dengan sebuah singkatan Gema Cermat, apa itu gema cermat, dalam pikiran terendah saya, adalah geakan untuk cermat dalam semua hal. Mungkin saya telah lelah sehingga sudah tidak cermat lagi, pagi ini pun saya diberi oleh ART saya, segepok uang dari saku kemeja suami yang telah dicuci. *plaaaak, jumlahnya booo...enggak ngeh amat.

GeMa CerMat


Bersama teman-teman blogger, ibu-ibu dharwa wanita dan adik-adik pramuka saya mengikuti talkshow Gema Cermat. Nah, sebelumnya saya kepoin apa itu Gema Cermat, takutnya saya ditunjuk untuk menjawab kuis pertanyan tersebut kan malu-maluin. Gema Cermat itu kepanjangan dari Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat.

Gerakan identik dengan ajakan, masyarakat itu termasuk saya dan keluarga, Cerdas itu tidak bodoh-bodoh amat, menggunakan obat adalah kebiasaan yang perlahan saya sudah kurangi. Jadi jika Gema Cermat ini saya aplikasikan terhadap diri saya, sudah pasti saya sangat setuju dalam kurung.

Gema Cermat
Salah satu baner di booth Kemenkes

Talkshow Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat


Talkshow diawali dengan perkenalan moderator cantik, dan saya telah mengenalnya, Mira Sahid, emak blogger pasti mengenalnya ya. Kemudian, moderator mengenalkan nara sumber dr. Purnamawati Sujud, SpA(K), MMPED dan Dra. Azizahwati, MSApt.

Sebuah video diputar dan menunjukan bahwa 35,2% rumah tangga menyimpan obat untuk swamedikasi. Dari 35,2 % rumah tangga yang menyimpan obat, 35,7% diantaranya menyimpan obat keras dan antibiotika 27,8% diantaranya menyimpan antibiotik dan 86,1% antibiotik tersebut diperoleh tanpa resep.
Bagaimana dengan saya? sepertinya manggut-manggut dan menyadari bahwa di rumah ada beberapa obat-obatan ringan, antibiotik tanpa resep dokter.
Apakah menyimpan obat-obatan di rumah itu tepat? dr. Purnamawati menjawab dengan lantang. "Tubuh kita sudah mempunyai mekanisme sistem imun yang luar biasa yang diberikan oleh Allah, untuk melawan penyakit". Sampai di sini, saya sedikit mengerti, meskipun pernah bekerja pada sebuah perusahan farmasi menjadi medical representatif, saya kurang suka dengan obat-obatan dalam kurung ya.

Audience diajak untuk menjawab, gangguan apa yang sering diderita oleh tubuh kita? moderator menjawab salah satunya adalah masuk angin. Jawaban dr. Purnamawati masuk angin bukan penyakit, melainkan kondisi tubuh yang akan mengalami sebuah gangguan. Gangguan tersebut adalah, Batuk, Pilek, Diare dan Muntah. Ke empat gangguan pada tubuh itu, sering terjadi dan tidak memerlukan obat (keras) kecuali ada gejala yang berbahaya seperti batuk yang nyesek dan diare yang disertai dengan darah.


Sampai di sini, saya telah memahami apa maksud dari Gerakan Masyarakat Menggunakan Obat. Jika selalu menggunakan obat setiap batuk, pilek, diare dan muntah, tubuh akan cenderung meminta lebih dan lebih, apa apa obat, begitu sederhananya. Sebagai informasi, batuk pilek itu adalah proses tubuh untuk mengeluarkan virus dan diare muntah proses tubuh untuk mengeluarkan racun.

Pertolongan pertama untuk gangguan batuk dan pilek, minumlah air putih yang banyak, berjemur di pagi hari dan berolah raga yang teratur serta mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C alami. Jika diare dan muntah, pertolongan permata adalah minum oralit, cairan yang berisi gula pasir dan garam cukup membantu ketika mengalami gangguan diare dan muntah ringan.

Ada yang tidak setuju? mohon maaf, jika ingin bertanya lebih lanjut, silahkan berkonsultasi ke dokter masing-masing ya. Kalau saya, jujur setuju sekali, namun jika sakitnya berlanjut dan ada diagnose yang berbahaya silahkan mengubungi dokter. Oke ya, mohon maaf sekali.

Gema Cermat

Menggunakan Obat yang Bermanfaaat


Nara sumber yang kedua, Dra. Azizahwati memberikan penekanan untuk menggunakan obat yang tepat agar bermanfaat. Apakah selama ini sudah menggunakan obat dengan tepat? apakah obat yang diminum sesuai dengan resep dan petunjuknya? apakah sudah memperhatikan kemasan obat sebelum menerima? apalagi jika bukan menerima obat dari seorang apoteker, apakah sudah dicek tanggal kadaluarsanya?

Mari, sayangi diri sendiri dan keluarga dengan mengajak untuk Gema Cermat. Alhamdulillah dari saya pribadi dan suami yang berlatar belakang belajar obat, sangat setuju untuk memperhatikan cara menggunakan obat yang tepat, Inza Allah selalu cermat ya.

Faktor apa saja yang perlu diperhatikan ketika berkeinginan membeli obat? menerima obat? dan menggunakan obat-obatan?, berikut untuk pembelajaran saya juga.

Logo Obat pada kemasan. 

Ada tiga warna logo dalam kemasan sebuah obat.
  1. Merah, Obat Keras, salah duanya adalah Antibiotik dan Psikotropika
  2. Biru, Obat Bebas Terbatas, salah satunya adalah CTM
  3. Hijau, Obat Bebas, salah satunya adalah Parasetamol

Tanggal Kadaluarsa.

Jika membeli obat bebas di warung, sering kali menjumpai obat telah dipotong-potong kemasannya? benar? nah, sebisa mungkin belilah obat di toko obat atau aoptik agar mengetahui tanggal kadaluarsanya ya. Untuk yang sering menyimpan obat di rumah, perhatikan juga tanggal kadalursanya. Ini salah satu GeMa CerMat yang paling sederhana.

Kandungan/ Isi Obat.

Kandungan obat juga harus diperhatikan, apakah itu membeli obat di apotik tanpa resep dokter atau ketika menerima obat dari apoteker. Pengalaman saya di dunia medical reps. Bertanyalah kepada apoteker obat apa yang diresepkan oleh dokter. Jika tulisan dari dokter mampu terbaca, saya akan membaca dan mencermati isinya kemudian mempertimbangkan untuk tetap menebus atau menggantinya atau sama sekali tidak membelinya jika dalam resep memiliki dua kandungan yang sama. Mohon maaf lagi ya, sesama Med Reps, mungkin paham *Tiiiing.

Indikasi Obat,

Jangan asal minum obat. Nah, hal sepele bisa runyam jadinya. Indikasi obat pada masing-masing penyakit berbeda-beda ya. Sewaktu jantung sakit minum Captopril 25 mg, lalu beberapa hari kemudian jantung sedikit nyeri tapi tidak terlalu, diminumlah Captopril 25 mg? cermatkah? saya rasa tidak. Jadi lebih baik, konsultasi ke dokter terlebih dahulu, saya tidak menyarankan untuk memotong menjadi dua agar menjadi 12,5 mg ya.

Dosis dan Cara pakai,

Banyak yang menafsirkan minum obat resep dokter, 3 x 1 adalah diminum tiga kali saja. Benar? benar dong. Namun tiga kalinya itu seperti apa? pagi siang sore? benar? belum tentu benar. Em, yang sederhana saja dech. Pemberian obat 2 x 1, diminum setiap 12 jam sekali. Pemberian obat 3  x 1, diminum 8 jam sekali. Cukup ya, sampai di sini harus cermat menggunakan obat, *plaaaak saya juga ya.

Cara pakainya juga seharusnya dipahami benar-benar. Saya juga demikian adanya, obat yang seharusnya diminum sebelum makan dan sesudah makan, obat yang harus dikunyah atau obat yang dimasukkan ke dalam dubur. Sebaiknya selalu bertanya kepada apoteker ketika menerima obat.

Kontra Indikasi,

Di belakang kemasan sebuah obat penjelasan mengenai kontra indikasi. Pengertian sederhananya, minum obat untuk sakit kepala, namun ternyata akan menyebabkan asam lambung naik. Nah, solusi mudahnya, makan terlebih dahulu dan menyamankan lambungnya baru minum obat sakit kepala tersebut. *ini alasan saya tidak rajin minum obat ketika sakit kepala, malas makannya.

Duh sudah berpanjang-panjang saya cerita agar selalu cermat ketika menggunakan obat. Mengapa? saya sayang kalian semua, sayang keluarga karena yang perlu diingat ya, minum obat itu ada efek yang paling nyata di ginjal dan lever. Jika tidak cermat dalam menggunakan obat, kasihan.

Sosialisasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat


kemenkes gema cermat
Foto bersama dengan blogger dan nara sumber dr. Purnamawati, SpA (K) dan Drs. Bayu Tedja Muliawan, Apt, MPharm.

Saya yang pernah bekerja sebagai Med Reps saja masih saja ada kurang ketelitian, apalagi pemahaman masyarakat yang kurang informasi dan pengetahuan. Untuk penggunaan antibiotik tanpa pengawasan, persepsi yang salah pada pembelian antibiotik tanpa resep dokter yang akhirnya akan memicu resistensi antibiotika tersebut pada tubuh.

Dalam upaya peningkatan penggunaan obat secara tepat, rasional dan cermat dalam pelayanan kefarmasian, pemberdayaan dan edukasi masyarakat merupakan salah satu strategi, yang dilakukan melalui gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat (GeMa CerMat).

Sasaran kegiatannya adalah masayarakat dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program. organisasi profesi farmasi dan organisasi profesi kesehatan lainnya, perguruan tinggi, akademisi, lembaga swadaya masyarakat serta elemen-elemen masyakarat lainnya.

Jadi, setelah saya mengikuti talkshow yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan dengan sebuah gerakan maskarakat cerdas menggunakan obat menjadi paham. Sebaiknya kepahaman saya juga dibagikan kepada orang lain, terutama keluarga, teman-teman dan seluruh lapisan masyarakat. Bagaimana apakah masih menggempur pilek dengan obat yang dibeli di warung, yang tinggal potongan satu biji saja? apa dengan pola hidup sehat, makan sayur dan buah? serta meminum air putih delapan gelas sehari? GeMa CerMat yuk, untuk Indoensia sehat. [2015]


Bersama moderator cantik, Mira Sahid

17 comments:

  1. noted: flu dan diare jangan minum antibiotik. sip. makasih ya

    ReplyDelete
  2. memang harus cerdas ya menggunakan obat

    ReplyDelete
  3. lengkap isinyaa, makasih infonya mba astin. jadi makin pinter

    ReplyDelete
  4. Nah, untung saja diriku klo flu dan pilek gitu ga minum obat. Cuma klo udah sampe batuk dan radang itu yg baru pergi ke dokter. Aku ga berani beli2 obat bebas gitu.

    ReplyDelete
  5. aku batuk dikit2 dicekokin kunyit sama Emakku

    ReplyDelete
  6. Saya jarang minum obat warung kalau enggak parah banget hehe. Makasih infonya, Mbak :)

    ReplyDelete
  7. Alhamdllah saya adalah tipe orang yang sangat susah kalau disuruh minum obat mbk..
    kalau cuman pilek dan hal-hal yang lain adalah udah biasa, tanpa minum obat saya pun alhamdllah sembuh dengan sendirinya :)

    Salam :)

    ReplyDelete
  8. Lengkap dah tulisan liputannya, keren... Salam buat kawan2 disana ya... :-)

    ReplyDelete
  9. hehehe sama dengan hubbiku mbak, dia keukeuh kalau sakit just survive and refuse medicine, beda ama diriku yang gak tahan skit. Penginnya feel comfort terus, jadi amat terpaksa menenggak obat.

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih