Thursday 26 May 2016

Perhatikan Ini, Agar Lebih Mudah Belajar Mengendarai Mobil Manual

Boleh ya, saya cerita sedikit tentang pengalaman saya belajar mengendarai mobil manual. Tepatnya tahun 2008, saya belajar mengendarai mobil untuk pertama kali. Belajar menggunakan mobil minibus di lapangan khusus untuk belajar mobil di daerah Bintaro. Pengenalan pertama adalah dengan kopling, rem dan gas. Pengenalan memegang setir yang jangan terlalu kencang pegangnya. Pengenalan gigi dan kemudian mencoba untuk menjalankannya. Berputar-putar di lapangan tersebut dan mencoba untuk melemaskan tangan memegang kemudi.

Berikutnya adalah di tahun 2012, menggunakan type mobil minibus juga dan di lapangan khusus belajar mobil dengan biaya saat itu 20.000 rupiah. Namun sayang, sama seperti belajar mengendarai mobil manual di tahun 2008. Tidak rutin dan tidak diharuskan untuk bisa, apalagi sudah ada anak kecil, yang ikut. Jadi, cuma refreshing saja belajar mengendarai mobilnya. Masuk kopling, masuk gigi, lepas perlahan kopling dan tekan gas. Berputar-putar di lapangan yang dekat dengan jalan tol tersebut.

Empat hari yang lalu, suami saya mengajak untuk belajar mengendarai mobil manual lagi. Kali ini menggunakan citycar produk Mitshubishi tahun 2002. Mobil yang biasanya hanya saya duduki di tempat duduk penumpang. Belajar lagi cara menginjak kopling, masuk gigi dan tekan gas. Di lapangan khusus belajar mengendari mobil, yang dulu tapi sudah beda biayanya. Dengan biaya 30.000 tidak bisa ditawar lagi, belajar berputar-putar di lapangan dengan tanah merah bersama-sama pembelajar lainnya. Pada hari libur, kendaraan yang masuk untuk belajar di lapangan tersebut bisa lebih dari lima dan itupun sudah membuat saya panik.

Suami duduk di kursi penumpang bersebelahan dengan saya, memegang hand rem dengan perhatian penuh. Pada hari pertama saya terkena omelan terus, dimarahi pula. Gara-garanya tidak dapat mempertahankan mobil supaya tetap hidup. Bukan hanya itu, setelah melepas kopling, mobil seperti kuda. Ndut grujak grujuk dan mati. Saya hanya bisa melengos sedih dan bertanya-tanya, kok gak bisa bisa. Inilah tahap paling krusial mengendarai mobil manual. Pada saat awal menggerakkan mobil dan mempertahankan supaya tidak mati mesinnya. Di jalanan, apalagi saat macet, bagian inilah yang paling urgent, kalau mobil matic, tidak perlu memikirkan hal ini.

"Meskipun nanti kamu pegang mobil matic, tapi dasar dari mengendarai mobil manual, harus dipelajari dan dipahami" Imam Subekty, suami sayah. Ditambahkan lagi, "Masalah belajar pegang setir, menyesuaikan mobil dengan jalan, cara berbelok, cara putar balik, cara menghadapi kendaraan yang kencang dari arah depan dan belakang, nanti bisa dipelajari di jalan"
Bersama instruktur mengemudi yang ganteng  setelah selesai private di pagi hari.


Hari kedua, berangkat setelah sholat subuh. Suami mengajak ke sebuah perumahan yang memiliki jalan yang panjang dan sepi. Gagal lagi untuk mengajak mobil melaju pertama kali, lagi-lagi masalah melepas kopling dan menekan gas yang tidak sinkron, jadi mobil berlagak seperti kuda, mesin mati. Dikhawatirkan mengganggu pengguna jalan, kembali lagi lah ke lapangan khusus belajar mobil pada pukul 6 sampai di lokasi. Hello brooo, tetep juga ditarik uang masuk, padahal mata bro masih kiyip kiyip.

Pertemuan kedua, suami baru membuka rahasia untuk lebih mudah menggerakan mobil pertama kali. Tekan kopling, masukan gigi, kemudian lepas pelan kopling jangan digas dulu. Saya ditanya, "jalan gak mobilnya?" seperti murid kena gertak gurunya, saya menjawab "jalaaan..." uhuuu...nangis dech. Nah, kalau sudah jalan tekan gas sedikit saja, kemudian baru sesuaikan gasnya. Setelah dicoba nich, suamiku bolak balik sap sip sap sup. Bisa saudara saudara, mesin mobil enggak mendadak kuda dan mesinnya hidup sembari bersiul.

Pertemuan kedua di lapangan tersebut, adalah belajar menggerakan mobil pertama kali, rem, kemudian jalan lagi. Jadi, baru satu meter, rem, jalan lagi, rem jalan lagi dan tidak boleh sampai mesinnya mati. Ya ampun, pada bagian ini saya sudah mulai datang percaya diri. Jadi ini to rahasianya? kenapa gak bilang dari awal suamiku? kata dia, biar merasakan sendiri, mana slah nya. Hari kedua dihabiskan kurang lebih dua jam, dari balik kursi penumpang, suamiku lancar menguap dan kakinya disilangkan, nyaman kali duduknya dia.

Pertemuan hari ketiga, selepas sholat subuh lagi. Suami membawa ke perumahan yang kemarin saya dinyatakan GAGAL. Ada satu dua kendaraan, saya mencoba untuk tidak panik, percaya diri dan mulai menyamankan duduk. Alhamdulillah ya Allah, menjalankan mobil oke, membelokkan pada tikungan lebar oke, berpapasan dari kendaraan yang berbelok dari jalan kecil, oke, putar balik sedikit oke karena saya belum belajar mengoperasikan hand rem. So far kata suamiku sudah lebih baik.

Pertemuan hari ke empat. Saya sudah mulai merasakan kenyamanan di balik kursi kemudi. Pada jalanan yang ramai, meski kadang masih panik, kata suamiku wajar. Ada pula saat saya diminta tetep maju mendekati sepeda motor dan mobil pada kondisi berpapasan di tikungan, untuk meminta jalan. Lah yo opo aku ini, belum seminggu sudah diminta seperti itu. Takut dong ya, kalau dimaki-maki orang ituloh yang gak enak. Pertemuan ke empat hanya satu jam karena saya dan suami sudah kelaparan.

Malam harinya saat akan keluar mengantar nenek pulang ke rumahnya, saya minta membawa mobil sampai ke depan komplek perumahan. Diijinkan eeeuy. Di depan mertua dan anak-anak, saya diperbolehkan membawa mobil dari depan rumah, melewati pos satpam dan kemudian melaju pelan sampai di depan perumahan. Alhamdulillah meskipun menahan deg-degan, tapi saya percaya seperti kata suami. Dengan sering membawa mobil, lama-lama pasti akan terbiasa dan menambah belajar. Pastikan ya?.

So, ijinkan saya untuk merangkum beberapa hal yang diperhatikan, agar lebih mudah belajar mengendarai mobil manual.
  1. Niatkan untuk bisa, bukan main-main apalagi cuma gegayaan duduk di belakang kemudi.
  2. Usahakan jangan panik ya, panik menimbulkan mis rem ke gas, berabe kan?
  3. Cari tahu terlebih dahulu bagian-bagian apa yang penting untuk diperhatikan.
  4. Saya membaca artikel belajar mobil dulu, lho dari internet.
  5. Percaya diri untuk bisa. Ini yang paling susah untuk saya terapkan. ;(
  6. Duduk di belakang kemudi dengan nyaman. Saya sampai menarik penuh kursi di belakang kemudi, apa karena saya pendek? ;(
  7. Kenali terlebih dahulu, kopling di kiri, rem di tengah dan gas di kanan. Kaki kanan bertugas untuk menekan gas dan rem. Jangan sampai kaki kiri yang menekan rem, salah rem dan gas nanti kan? kaki kiri untuk menekan kopling bersamaan dengan kaki kanan menginjak rem, jadi gas bebas. Itu sich analoginya yang sempat membuat saya bertanya berkali-kali kepada suami.
  8. Pegang kemudi dengan tangan yang nyaman. Usahakan untuk tegak sewaktu duduk di belakang kemudi.
  9. Pusatkan perhatian dan konsentrasi, salah sedikit bisa berabe.
  10. Pelajari arah menarik gigi 1, gigi 2, gigi 3, gigi 4, gigi 5 dan R untuk mundur. Saya sudah belajar mundur juga nich, lumayan seru belajar mundur. Untuk gigi, saya baru belajar sampai gigi 2, gigi 3 saya masih takut membawanya, karena harus berada di RPM di atas 2. 
  11. Belajar menyalakan mobil, menekan kopling, memasukkan gigi dan angkat (lepaskan) pelan-pelan kopling, sembari menekan gas sedikit sedikit. Saya kurang paham istilah setengah kopling. 
  12. Belajar dengan orang yang dikenal dan jika menggunakan jasa kursus mengendarai mobil, dipastikan aman  dan cepat bisanya. 
Itulah beberapa hal yang saya harus selalu perhatikan sewaktu belajar mengendarai mobil manual. Sekarang saya tidak boleh hanya belajar mengendarai mobil manual saja, tapi harus bisa. Jadi latihan intents dan seringnya membawa mobil akan mempengaruhi kualitas mengendarai mobil ya. Tahun lalu, saya melihat suami saya kelelahan membawa mobil sewaktu mudik lebaran  karena macetnya luar biasa, mau latihan gak bisa on the spot. Doakan ya, belajarnya lancar jadi Inza Allah bisa mengalami mengemudi saat mudik lebaran besok, oiya buat SIM Gratis ada enggak ya? heheee.

41 comments:

  1. Huwaaa, iya ya mbak, kalau sekadar niat gak akan bisa-bisa nantinya, malah males duluan karena diomel-omelin :)

    ReplyDelete
  2. semangat mbak Astin, fokus mbak hehehe

    ReplyDelete
  3. sepertinya saya harus belajar mengendarai motor dulu Mba Astin, belum punya mobil soalnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau motor malah enak manual menurut aku, klo matic suka terlena

      Delete
  4. Waah Mbak Astin keren berani belajar. Saya mah penakut mbak. Nggak berani. Sejak awal nikah suami menyuruh saya belajar. Lagian saat itu thn 2005 an mobil lebih sering nganggur di rumah karena suami pakai motor pergi ke kantor. Saat itu masih manual. Sekarang pakai matic juga nggak berani belajar. Pernah sih nyoba belajar sekali. Rasanya kayak naik bom bom car. Belajar di lapangan aja. Abis itu ngak berani lagi. cemen saya mbakk..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haaah bombom car? Dududuuuh...aku blm pernah belajar yg matic nich. Ayo belajar lagi, Mbak

      Delete
  5. Hihihi aku dah lupa lagi nyetir mobil euy. Padahal dulu bisa bawa mobil dr cikampek ke karawang. Berhenti n jalan lg di tanjakan jg bisa. Bahkan ngajarin tetehku nyetir juga. Malah tetehku yg skr bs make mobil matic.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah takutnya kalau aku gak pnh bawa, lupa lagi ya

      Delete
  6. Saya belajar naik mobil merk Gazz, mobil militer kuno. Per ah nabrak sumur yang terbuat dari drum. Suaranya cethar membahana. Sak komplek keluar semua.
    Mobil saya juga manual.
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duh takut kalau nabrak, pasti dah panik dhe . manual lebih nyamankah?

      Delete
  7. harus sya baca baik2 nih mba, mau belajar juga soalnya

    ReplyDelete
  8. Mbaak aku yang no.5 tuuh yang gak terpenuhi makanya blom bisa bisa.
    *nangis guling guling*

    ReplyDelete
  9. Baca postingan ini jadi inget mertua saya yang udah nyuruh saya belajar nyetir mobil. Tapi sayanya belom mau soalnya masih takut, anaknya panikan sih. Naik motor aja nabrak apalagi mobil bayanginnya udah sedih duluan, haha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau bayangin emang semua kebayang ya. Kalau kondisinya harus bisa, Insya Allah kehati-hatian mengikuti. Wise banget akuh yaa

      Delete
  10. Hehehe....jadi inget waktu kursus mobil, belum punya mobil sudah ikut kursus dan karena masih pemula sering diomelin terus sama instruktur nya...sekarang sudah punya mobil tapi males bawa nya.... Dan emang betul mbak ceritanya mirip bgt dg yang saya alami....TFS ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau dibandingin motor, mending naik motor ya. Tapi kalau udah biasa, aku lihat temen bawa mobil, wenak banget.

      Delete
  11. Trims mba... Sy jg lg menguatkan niat utk bljar lg nih.. Duluuuu...sdh pernah bs mski blom lancar bener, tp lama nganggur jd g PD lg..hiks..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo latihan lagi, emang jam terbang ngaruh juga ya,

      Delete
  12. huhuhuhu... masalahd dasar itu tuh yang bikin aku nggak bisa setir mobil: gagal terus mengingat rem, kopling dan gas. belum lagi arah gigi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. arah gigi, aku masih suka nanya, gigi tiga nariknya ke mana? ini udah gigi berapa? wkwkwkkk kacau dech, emang kudu latihan dasar di tempat dulu ya.

      Delete
  13. asik banget diajari suami sendiri :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah Mbak, kalau dimarahin gak sakit hati. Wkwkkwk. Mungkin kalau kursus aku langsung bisa ya...

      Delete
  14. suaminya mbk astin baiktuh mau ngajarin nyetir ampe bisa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah Mbak, kalau aku gak bisa, sayang banget kaaan?

      Delete
  15. Astin keren sudah bisa nyetir, aku nggak bisa2 huhuhu.

    ReplyDelete
  16. Sampai sekarang belum bisa bawa mobil euy :((
    motor aja masih raguragu hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo latihan, paling ndak bisa bawa motor, Mbak

      Delete
  17. kalau private gitu bayar brapa Astin? hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau private lebih mahal daripada belajar ke suami, Mbak. Kuitung-itung, mendingan diajarin suami. Private antara 400-600 ribu di daerahku

      Delete
  18. Lapangan bintaro nya sebelah mana ya ? Bintaro sektor berapa ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lapangan Bintaro yang deket Masjid Bani Umar, Pondok Aren

      Delete
  19. Lapangan bintaronya sebelah mana ya ? Sektot berapa ?

    ReplyDelete
  20. Klo saya baru banget bs nyetir, tp jalannya kyk kura2 hahaha.. Tapi saya blm bs parkirrr... Susah nge pas in nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehee, namanya baru belajar dan baru bisa, wajarlah jalannya pelan. Semoga yang lainnya memaklumi kan, asal jalannya di sebelah kiri y

      Delete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih