Wednesday 1 June 2016

[Parenting Seminar] Mengoptimalkan Kemampuan dan Elastisitas Belajar Anak

Sabtu, 28 Mei 2016 saya dan seluruh anggota keluarga kecil saya datang ke sebuah Parenting Seminar di R.ISE FX Sudirman. Meskipun tempat acaranya cukup jauh, namun saya dan keluarga lutju ini sangat bersemangat mengikuti acara tersebut. Membawa anak-anak pada parenting seminar, tentunya dibutuhkan sebuah kerjasama yang baik dengan pasangan. Anak-anak dijaga abinya dan saya mengikuti seminar, atau ketika anak-anak ingin bersama saya, suami saya yang harus fokus untuk mendengarkan parenting seminar tersebut. Di jalan atau di rumah, baru kami membahas apa yang diterima dari parenting seminar tadi.

RISE Indonesia is an innovative School of English for children age 2-12. Imagine having your children inspire and ready for future success. Dalam arti yang sederhana, RISE adalah tempat kursus Bahasa Inggris yang modern. Bukan hanya memperlajari Bahasa Inggris saja, namun ada kelas matematik contohnya, namun yang dipelajari adalah kosakata matematika dalam Bahasa Inggris.

RISE Indonesia sendiri ada di beberapa tempat, jadi jika ada dari teman-teman semua yang jauh dari FX Sudirman, bisa datang ke R.ISE yang di bawah ini:
  1. RISE Alam Sutera
  2. RISE Bintaro
  3. RISE S. Parman
Tepat pukul 14.00 siang, acara dibuka dengan perkenalan dari penanggung jawab RISE FX Sudirman. Tema dari parenting seminar tersebut adalah mengopimalkan kemampuan dan elastisitas belajar anak. Saya sendiri masih belum mampu untuk mengikuti bagaimana cara belajar yang tepat untuk anak-anak yang memiliki kelebihan banyak energi ini. Kedua anak saya cenderung anak kinestetik. Faiz semakin besar semakin mengerti bahwa jika ada beberapa alat tulis, atau permainan yang mengharuskan dia duduk, dia mampu untuk mengikuti. Beda dengan Fira, disodorin mainan kesukaannya, tidak sampai sepuluh menit, anak tersebut sudah lari-larian.

Ms. Hanlie Muliani, M.Psi, Psychologist penulis buku How To Deal With Your Child memulai dengan mengajak peserta parenting seminar dengan pertanyaan-pertanyaan, sebagai berikut :
  1. How to maximize your child's intelligence?
  2. When should your child start learning?
  3. What is the best method to teach your child?
Pertanyaan khas seorang ibu, saya pun demikian untuk Faiz. Bagaimana caranya agar kecerdasan Faiz dapat dimaksimalkan, kapan seharusnya Faiz mulai mempelajari hal-hal yang akademis, Metode apa yang terbaik untuk diajarkan kepada Faiz.



Menurut Ms. Hanlie setiap anak dilahirkan intelligence, tinggal bagaimana sinap-sinap yang ada di otak anak distimulasi dengan baik dan benar. Otak anak baru lahir, otak anak pada usia 6 tahun dan otak anak pada usia 14 tahun, keadaan neoron di otaknya memiliki jumlah yang berbeda. Pada usia 6 tahun,neuron-neuron di otak anak sangat rumit, sangat banyak dan pada saat itulah fungsi otak anak sedang bagus-bagusnya. Berikan stimulasi dan nutrisi yang baik dan seimbang.

Mengenai Multiple Intelligence, Ms Hanlie memilih untuk mengoptimalkan semua kecerdasan majemuk anak. Jangan hanya kecerdasan yang dominan saja yang diberikan stimulasi. Khawatirnya, jika mengoptimalkan hanya satu atau bebererapa kecerdasan saja, kecerdasan lainnya akan berkurang dan lama-lama hilang.

Ms Hanlie mencontohkan cara stimulasi kecerdasan majemuk anak, contoh-contohnya sangat mudah loh, saya saya sampai gak sabar ingin menerapkan kepada anak-anak saya.
  1. Kecerdasan Linguistik atau bahasa. Ajak anak untuk mendengarkan cerita, ajak anak untuk menceritakan kembali cerita yang didengar. Ajak anak untuk membaca buku, dengan membaca buku, anak akan memiliki 1.000.000 kata setiap tahunnya. Bahasa merupakan hal yang paling penting untuk dimiliki oleh seorang anak. Bagaimana anak dapat berkomunikasi jika kemampuan bahasanya kurang. Ms. Hanlie juga menyinggung Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling penting untuk anak abad 21 apalagi sudah ada MEA.
  2. Kecerdasan Logic Matematik. Belajar matematika bukan hanya 1+1 = 2. Anak diharapkan memiliki kemampuan untuk mengerti angka, simbol, rumus, pola, logika dan dapat berpikir sistematis. 
  3. Kecerdasan Visual dan Spasial. Mengajak anak untuk membayangkan berada di tempat yang sempit dan tempat yang luas, membedakan benda besar dan kecil. Kecerdasan ini snagat penting apabila anak bercita-cita menjadi pilot, arsitek, designer dan pelukis.
  4. Kecerdasan Bermusik. Kepekaan dalam bermusik akan meningkatkan kemampuan berbahasa, berkreatifitas, kebahagian, optimis. Selain itu kecerdasan dalam bermusik juga akan mengurangi tingkat kengerian, mengurangi aktifitas yang berlebih dan mencegah penyakit alzeimer dan parkinson.
  5. Kecerdasan Kinestetik. Olahraga akan meningkatkan kekuatan daya ingat, perasaan, intelligence, kecerdasan akademik dan perilaku yang positif. Anak kinestetik paling tidak bisa diam, oleh karena itu salurkan dengan kegiatan yang positif saat belajar. Saat ini sudah banyak kelas di sekolah yang tidak terpaku anak harus duduk diam, pilih sekolah yang emndukung kecerdasan kinestetiknya.
  6. Kecerdasan Alami. Kecerdasan yang berhubungan dengan lingkungan, beljaar bagaimana fenomena alam, binatang dan tumbuhan serta perubahan malam ke pagi pagi ke siang. 
  7. Kecerdasan Intrapersonal. Kecerdasan untuk memahami dan mengatur diri sendiri. Kecerdasan ini sangat penting, karena beberapa contoh banyak kasus negatif dikarenakan anak tidak memiliki kecerdasan interpersonal.
  8. Kecerdasan Intrapersonal. Kemampuan untuk dapat mengerti orang lain. Kecerdasan ini sangat penting untuk membangun hubungan dengan orang lain. Tanpa adanya kecerdasan ini, kemungkinan anak tersebut diterima sangat minim. 
Kecerdasan (IQ, SQ, PQ dan EQ) anak harus dimiliki secara keseluruhan oleh anak-anak. RISE menghadirkan secara keseluruhan cara pembelajaran di atas. Oiya, sewaktu orangtua sedang mengikuti acara parenting seminar di ruang depan, anak-anak masuk ke dalam kelas untuk melakukan kegiatan di sana.

Faiz masuk dan saya sempat mengintip dari pintu, bersama anak-anak yang lainnya diberikan suguhan video edukasi dan aktifitas yang menyenangkan. Keluar dari kelas, Faiz membawa tas berisi aktifitas yang telah dilakukan dan memberikan saya setangkai bunga mawar.



Di acara parenting seminar ini, saya dapat melihat perkembangan Fira, anak berusia 1,9 bulan. Meskipun ada banyak mainan, Fira lebih senang merebut mainan anak lainnya. Duduk di kursi dengan bermain alat peraga pendidikan hanya bertahan 5 menit, selebihnya lari-larian dan mengusik teman-temannya yang lain. Saat berada di property belajar, Fira mendorong anak yang usianya jauh dari usia Fira, kurang lebih anak tersebut berusia 7 tahun. Dua kali didorong, saya minta Fira untuk minta maaf dan mengajak kakak tersebut bermain bersama, dorongan ketiga lebih keras dan beruntungnya, kakak tersebut cool sekali.



Terima kasih atas kesempatan mengikuti parenting seminar yang sangat luar biasa, bahwa apalabila otak anak tidak pernah distimulasi, neuron-neuron pada otak tidak berfungsi sebagaimana mestinya, bisa jadi kemampuan tersebut malah akan berkurang, hilang dan anak akan mengalami masa yang sulit untuk belajar.






6 comments:

  1. Suka banget deh seminar-seminar parenting macam ini. Semoga di Jogja juga ada, walau entah kapan, hihihi. TFS yaaa, Mba Astin ^^

    ReplyDelete
  2. Menstimulasi otak anak itu penting sekali ya, Mbak :)

    ReplyDelete
  3. sangat penting sekali untuk orang tua...kecerdasan memang multi ya mbak. kita sering banget menjugde anak harus pinter dimata pelajaran, padahal kecerdasan itu banyak.

    ReplyDelete
  4. penting banget ikut seminar parenting begini, sbgai org tua harus bisa mendidik anak dg baik tentunya..apalagi di jaman seperti yg sekarang ini.. semenjak istri sy hamil, kami sudah merencanakan step step untuk mendidik anak.. :)

    ReplyDelete
  5. Memang sangat penting seminar itu apalagi tentang pendidikan anak karena pendidikan anak mencerminkan pendidikan orang tua :)

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih