Sunday 26 June 2016

Pecel Madiun, Sajian Praktis di Bulan Ramadan

Hallo, apa kabar teman-teman semua? awal Ramadan saya berniat ingin selalu update blog dan tetap berada di media sosial dengan membagikan ha-hal yang berhubungan dengan bulan Ramadan. Tapi apa dikata, dunia nyata melambai-lambai terus sehingga menyita banyak sekali perhatian. Padahal mah cuma tidur-tidur, leyeh-leyeh dan santai-santai.

Ramadan sudah memasuki 10 hari terakhir dan saya masih belum menyelesaikan hal-hal yang telah saya niatkan untuk diselesaikan. Saya jarang sekali memasak untuk menu berbuka, apalagi untuk menu sahur. Tahun ini saya tidak pernah sama sekali membuat takjil berupa es buah atau kolak. Ada banyak orang-orang di sekitar tempat tinggal saya yang baik-baik, mereka tanpa disuruh membuatkan untuk saya. Alhamdulillah ya...tapi setelah mengantongi kolak dan es buah, saya mengeluarkan uang, karena ternyata saya lebih rajin membeli daripada membuat. ;(

Dengan menu berbuka dan sahur yang itu-itu saja, anak pertama saya pernah mengeluh, bosan. Saya juga merasakan hal yang sama. Selain bosan, tentunya kebutuhan serat juga sangat kurang, kecuali serat dari buah. Saya selalu menyediakan buah di rumah. Suami juga selalu request untuk minta dibelikan pecel. Harga pecel sangat mahal di komplek perumahan tempat tinggal saya, sepuluh ribu rupiah untuk satu bungkus pecel, dengan jumlah sayuran yang dapat dihitung.

Saat sedang merasa bersalah, karena memasak untuk menu berbuka jarang, membeli pecel madiun mahal, paket dari Mbak Reni datang. Paket tersebut berisi bumbu pecel dan kerupuk jagung. Mbak Reni adalah teman blogger dari Madiun, yang sebelum bulan Ramadan kemarin, mengirimi saya paket bumbu pecel dan kerupuk jagung.







Rasa bumbu pecel yang enak, kental dan aroma kacangnya masih segar serta kerupuk jagung yang gurih dan renyah, saya pun memesan melalui Mbak Reni untuk nantinya dibagikan kepada kerabat saat mudik Lebaran. Langsung dech, pagi hari berikutnya, saya pergi ke pasar, membeli sayuran berupa kacang panjang, labu siam kecil dan tauge, tempe mendoan sebagai pelengkap menu pecel madiun. Dalam hati saya menertawakan diri sendiri, serius nich mau masak pecel? bikin tempe mendoan pula? yakin?

Alhamdulillah ya, sore hari saya mampu menyiapkan sayuran untuk direbus dan bumbu tempe mendoannya. Kurang lebih sekitar dua jam, memasak dan membersihkan peralatan yang digunakan untuk memasak, waktu yang saya habiskan di dapur. Repot? enggak juga sich, sembari menunggu waktu berbuka, saya menyibukkan diri di dapur untuk membuat sajian praktis di bulan Ramadan ini.

Merebus sayuran untuk pecel tidak begitu lama, pertama-tama saya merebus tauge, labu siam kecil kemudian kacang panjang. Untuk mencairkan bumbu pecelnya, saya merebus air panas sembari menggoreng tempe mendoan. Setelah selesai saya menyiapkan air panas untuk membuat teh manis. Sepuluh menit sebelum berbuka, sajian praktis di bulan Ramadan sudah siap. Karbohidrat dari nasi, protein dari tempe mendoan, vitamin dan serat dari sayuran, lemak dari bumbu pecelnya.

Saya mengirimkan pesan melalui whatsapp kepada suami, pamer gitu kalau hari itu saya perdana masak, ;) jawaban dari suami dari tempat yang tidak begitu jauh hanya, "seep". It's okay Astin. Anak saya langsung menyantap bumbu pecel dan tempe mendoan dengan nasi yang lumayan banyak. Aaach maafkan ibumu, Nak, yang begitu rajin menjauhi dapur selama bulan Ramadan ini.

Pagi ini, saya juga menyiapkan pecel dan kerupuk jagung sebagai menu sahur. Ditambah telor ceplok dan buah melon, semoga barokah, aaamiin. Proses memasaknya juga cepat, saya bangun pukul 3.30 dan dapat menikmati menu sahur di pukul 04.00. Bagaimana? di hari-hari menjelang Lebaran, sajian paling mudah untuk menu di bulan Ramadan, pecel madiun bisa menjadi jawara buat yang malas masak seperti saya. ;)

1 comment:

  1. Dengan merebus sendiri sayuran untuk pecel dapatnya jauh lebih banyak ya Mbak Tanti. Saya di rumah juga lebih suka menggunakan bumbu pecel jadi ketimbang repot-repot bikin sendiri :)

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih