Wednesday 29 May 2019

Berbelanja Baju Lebaran di Departemen Store Jangan Membawa Anak-Anak dan Suami


Baju baru Alhamdulillah
Dipakai di Hari Raya
Tak punyapun tak apa-apa
Masih ada baju yang lama

Sudut salah satu departemen store


Lagu baju baru yang dibawakan oleh penyanyi Dea Ananda menjadi lagu legendaris nih. Jaman saya kecil sudah mengenal lagu tersebut. Sekarang lagu baju baru tersebut masih relevan dan selalu dinyanyikan menjelang Hari Raya. Lagu untuk mengiringi para orang tua membelikan baju lebaran untuk anak-anaknya. 


Tradisi membeli baju lebaran menjadi sebuah tradisi yang entah dari mana berasal. Kenangan akan baju lebaran buatku sangatlah banyak. Banyak sekali sehingga membuat saya tersenyum kecil. Menggelengkan kepala sampai tidak habis berpikir, kok bisa segitunya ya.

Kenangan Baju Lebaran Masa Kecil


Kenangan pertama adalah kenanganku sendiri. Saya dibelikan uang oleh tante untuk dibelikan baju lebaran. Saat itu saya masih menjadi anak SMP yang pastinya belum bisa membeli baju lebaran sendiri. Neneklah yang mengantar saya pergi ke departemen store paling terkenal di jamannya dan di kota itu.

Pergi bersama nenek yang sudah sepuh. Berkeliling mencari baju lebaran sesuai dengan yang saya suka. Berkali-kali pilih, ganti. Pilih ganti begitu sampai menemukan baju lebaran yang paling sesuai dengan keinginan anak SMP di tahun 1992. Sesekali saya melirik ke arah nenek yang menggunakan kain kebaya dan jariknya. Menenteng tas kesayangannya tanpa memperdulikan nenek yang kepayahan.

Kenangan kedua tentang baju lebaran adalah kenangan kakak perempuanku. Kali ini, kakak perempuanku menginginkan baju lebaran yang modelnya sama dengan model baju lebaranku. Saat itu baju lebaranku masih dibelikan tante, karena saya tinggal di rumah nenek bersama tante. Kakak perempuanku merengek kepada bapak di malam takbiran. 

Kebetulan saya membeli baju di kota yang berbeda kota dengan tempat tinggal bapak dan ibu. Kakak terus saja merengek di tengah suara takbir dan derasanya hujan. Di kota kecil seperti Cilacap, mencari baju lebaran dengan model sama seperti baju lebaranku, rasanya agak susah.

Bapak tidak putus asa untuk mencarikan baju lebaran sesuai dengan keinginan kakakku. Masya Allah orang tua rela menghabiskan waktu untuk membahagiakan anak-anaknya ya. Hal inilah yang membuatku selalu tersenyum kecil dan menggelengkan kepala sampai saat ini. Merasa bersalah, merasa berdoa dan merasa terlalu tega tidak memperdulikan kondisi orang tua.

Belanja baju lebaran itu effort sekali loh untuk orang tua. Mereka menyisihkan dana. Menyempatkan waktu berbelanja menahan lapar dan haus, mungkin juga lelah. Mereka terus mengikuti keinginan anak-anaknya, mencari baju yang diinginkan. 

Saya memiliki pengalaman saat berbelanja baju lebaran dengan membawa suami dan seorang anak balita. Saya sibuk mencari baju lebaran untuk anak. Suami tidak hobby berbelanja dan berlama-lama memilih pakaian dan anak yang tidak sabar ingin berjalan. Saat itu, saya tidak boleh berhenti lama-lama untuk memilih pakaian. Saat saya sedang memilih pakaian, anak langsung rewel. Tidak dipedulikan tantrum. Suami mencari jalan keluar paling aman, pulang.

Sejak saat itulah saya memutuskan berbelanja baju lebaran di departemen store tidak membawa suami dan anak-anak. Lebih baik saya yang pergi sendiri menggunakan kendaraan apapun, dibandingkan melihat cemberut di muka suami dan anak yang rewel.

Sampai hari ini, anak pertama sudah berusia menjelang 10 tahun dan anak kedua berusia menjelang 5 tahun. Saya menjalankan tradisi membeli baju lebaran seorang diri. Kalau sekarang, saya pergi sendiri menggunakan ojek online baru kemudian, suami dan anak-anak menjemput.

Tips Berbelanja Baju Lebaran


Tips ini ternyata bukan hanya saya jalani sendiri loh. Terakhir berbelanja baju lebaran kemarin. Saya bertemu seorang ibu yang berbelanja baju lebaran untuk anak-anaknya seorang diri. Berikut tips yang selalu saya lakukan nich, semoga dapat bermanfaat untuk teman-teman semua.

Belanja ronde dua, kali ini bersama anak sulung setelah buka bersama


1. Budgetnya Berapa?


Diskusikan budget dengan suami. Budget adalah faktor paling utama sebelum berangkat belanja baju lebaran. Meskipun saya menggunakan uang tabungan sendiri, biasanya sich saya minta ganti, heheheee. Jangan sampai belanja melebihi budget ya teman.

2. Belanja Apa?


Setelah diketahui budget untuk mebeli baju lebaran. Saatnya menentukan belanja apa saja. Misalnya anak pertama lebih membutuhkan sepatu atau sandal, budget untuk membeli bajunya dikurangi. Belanja apa saja juga sebagai perhitungan ukuran dan harga. 


3. Ukurannya Berapa?


Konsekuensi berbelanja baju lebaran seorang diri untuk seluruh anggota keluarga adalah mengetahui ukuran barang yang akan dibeli. Inilah tips yang tidak boleh ketinggalan. Saya selalu mengukur lebar badan, panjang badan sampai ukuran sepatu atau sandal.

Setelah diukur kemudian dicatat pada kertas. Jangan lupa meteran kainnya dibawa ya, untuk menentukan produk mana yang akan dibeli. Tips ini juga untuk mengurangi permohonan maaf meminjam anak orang, hahahaaa.

4. Belanjanya Kapan?


Ibu itu adalah makhluk yang tidak pernah merasa lelah dan cape. Dalam kondisi sedang berpuasa, beliau senantiasa mau dan mampu untuk berbelanja apapun. Jangankan berbelanja, memasak dan bangun pagi menyiapkan menu sahur juga dilalui.

Berhubung saat ini saya sudah merasa sudah tidak muda lagi, tsjah. Saya lebih memilih berbelanja pada Hari Minggu dan sedang dalam keadaan tidak berpuasa. 

Sementara itulah tips bebelanja baju lebaran di departemen store dengan tidak mebawa suami dan anak-anak. Catatannya adalah saya masih menyukai berbelanja baju lebaran melalui toko offline. Auranya berbeda sekali, apalagi yang dibeli adalah perlengkapan untuk digunakan pada hari kemenangan dan untuk seluruh anggota keluarga.

Alhamdulillah tahun ini saya sudah berbelanja baju (lebaran) untuk anak-anak dan suami. Saya membeli baju untuk kesekian kalinya yang mungkin tidak digunakan pas lebaran, hehehee. Kenangannya adalah saya berangkat dari rumah pukul 8 pagi menggunakan taksi online. Alasannya supaya anak-anak tidak merengek ikut. Rempong cyn kalau mereka ikut. Meski mereka sudah besar-besar, membawa mereka berbelanja di tengah lautan orang yang berbelanja juga, atulah kasihan.

Sampai di Karawaci Mall tempat Departemen store yang saya tuju, masih terlalu pagi alias belum buka bu. Menunggu hampir 2 jam lebih menjadi bahan ketawaan teman-teman di WAG. Tapi demi bisa berbelanja di Hari Minggu dan sedang tidak berpuasa serta anak-anak belum bangun, ya dinikmati sajalah.

Alhamdulillah rekor belanja terlama karena terlalu pagi datang adalah kemarin. Setelah saya makan siang, saya menelepon suami untuk menjemput bersama anak-anak. Anak kedua ngambek dong karena dia tidak diajak dan saya tidak pamit. Sepanjang perjalanan keluar dari Karawaci Mall karena tidak tersedia parkir, anaknya ngambek dong. Tapi secara keseluruhan berbelanja baju lebaran memang asyik tanpa suami dan anak-anak. 

1 comment:

  1. kayaknya kalo buat anak-anak gk dibeliin baju baru kayaknya sepi deh ya..
    makanya orangtua selalu memprioritaskan anak-anaknya dulu.
    tetep harus hati-hati juga jangan sampai budget buat belanja jadi berlebihan.

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih