Saturday 24 November 2012

Membuat Nasi Uduk untuk Suami

Sepiring Nasi Uduk Cinta
Masih terasa rasa yang tertinggal selepas sarapan Nasi Uduk Cinta....hahaa, sok romantis aja, yeah sudah sejak hari minggu lalu, merencanakan membuat nasi uduk untuk suami dan semuanya. Sekitar pukul 03.10 saya bangun dan melihat suami saya sudah bangun, jadwalnya memang hari ini berangkat pagi. Suami menghabiskan mie goreng sisa semalam *kasihan sekali, "mau sarapan apa bi nanti?" tanya saya kepada suami yang sedang menikmati mie goreng jawa buatan saya.
"ga usah de, udah makan mie ini aja, ga usah repot-repot" jawab suami yang pengertian, aduuuh...makasih sekali ya dear atas perhatiannya kalau saya sedang em....emmmales tingkat atas.
"rencananya mau buat nasi uduk, tapi...." jelasku dengan sedikit menggantung mengatakan dengan bahasa kalbu kalau saya sedang banyak malas dan masih capai.
"lain kali saja kalau waktunya banyak, masak yang biasa saja" kata suamiku melihat keraguan saya untuk memasak, apalagi masih begitu pagi, adzan subuh belum mengumandang.


Suamiku mengajak tidur setelah makan, kira-kira hampir pukul empat, ngikut dah dengan plan "tidak perlu masak" di tempat tidur cuma glepak dan glipuk...bangun lalu memencet tombol power komputer melangkahkan kaki kedapur untuk minum air putih, ups...refleks dech ngambil tempe dari kulkas, pisau, buka mesin cuci...*ey bukan untuk dicuci tempenya..hahaa...cemplungin sabun detergent, iris-iris tempe...haduh....pukul empat nich, membuat nasi minus santan hanya pakai daun salam saja *kami sedikit tinggi kolesterolnya, tak apalah tanpa santan bisa ditinggal, nah ada empat menu yang harus dikerjakan sebelum pukul 06.00, strateginya dua kompor ini tidak boleh mati apinya, malah pingin panggil kompor satu lagi. 

Pertama menghentakkan kompor dengan menggoreng tempe untuk orak-ariknya, dilanjutkan mengupas bumbu-bumbu, ada bawang merah, bawang putih, kemiri, garam, aw...aw...kecapnya tinggal sedikit?? haduh mana semua menu dalam nasi uduk membutuhkan banyak kecap? dan masakan tidak bisa menunggu sampai harus pergi kepasar untuk membeli kecap *dikejar dateline nih....halo? masak ada dateline juga ya? iya nih!! Orang arif lagi bijak mengatakan "semua bisa diatur" jadilah saya harus bisa membaginya secara adil. Satu lagi, gula merah juga ternyata tinggal aduh satu buah *masak diakhir bulan rasanya berjuta-juta syukur dah. 
Tempe Yang Sudah Digoreng
Satu kompor memasak orak arik  tempe dan menjaga kompor yang satu  menggoreng kentang untuk semur, lari kekulkas mengambil bakso dan tahu. Si Mbak sudah bangun namun masih melakukan ritual dikamar mandi serta sholat subuh. Melirik kearah jam dinding, orak arik tempe selesai 04.45, disusul kemudian semur sedang dimasak bersama  kompor yang satu  menggoreng kerupuk. (pengalaman membuktikan selalu gosong bila saya menggoreng kerupuk) saya bertekad harus bisa dengan mengikuti pelajaran bahwa api kompor harus selalu kecil dan minyaknya diusahakan memiliki panas yang konstan.  Syukurlah si mbak datang saya minta tolong menyelesaikan goreng kerupuk. Yup, menu terakhir meracik bumbu untuk bihun goreng dan menyetop goreng kerupuk sampai satu toples saja. Kembali saya sendiri mengambil kamera pake acara grogi setelah mendapat kelas fotografi dari mba Vivera Siregar, mudah-mudahan hasilnya lebih baik dan siap dikritik dah.
Menyiapkan Semur

Menyiapkan Bihun

Tersaji Untuk Orang Terkasih
 Melepaskan rasa penat, kantuk, pegal, malas dan berkorban untuk memasak walau suami mengatakan tidak perlu memasak, rasanya sesuatu banget. Hingga akhirnya saya menamakan Nasi Uduk Cinta, karena betapa cinta merupakan senjata untuk melepaskan semua rasa negatif dalam diri saya. Cinta kepada suami yang seharian bekerja, panas kepanasan, hujan kehujanan, menahan lapar hanya untuk menikmati makan malam dirumah *indahnya.... Sayang kepada seorang anak lelaki yang suka sekali semur dan bihun goreng, diresapi ya nak makannya, dan ada mbak dirumah butuh makan juga. Hm...jangan membayangkan seandainya saya memilih untuk ikut tidur bersama suami sampai matahari memanaskan bumi?? I Love my all Family, Allah's always with us.

No comments:

Post a Comment

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih