Friday 7 December 2012

Rekreasi ke Kebun Raya Bogor Bersama Anak

Sebenarnya cerita tentang perjalanan saya ke Cibodas, pernah saya tulis beberapa bulan yang lalu, akan tetapi seorang teman nun jauh di sono sedang bebahagia menyongsong usia ke dua  rumah ekspresinya kemudian memutuskan untuk mengadakan giveaway yang menceritakan tentang catatan perjalanan. Jadilah saya menulis ulang dengan rasa menyesal tidak mengambil setiap sudut yang ada disana (dulu itu belum paham benar bagaimana ngeblog itu) tapi anyway karena ingin merasakan kebahagiaannya pula, tertulislah lagi sebuah catatan perjalanan saya.

Tangerang, 17 Juni 2012

Hari Minggu kali ini adalah jadwal anak saya, faiz untuk menentukan kemana hendak berjalan-jalan sekalian refreshing bagi saya dan suami saya. Sesuai dengan budget juga ditengah-tengah bulan, dan setelah ditanyakan kepada anak saya, dengan lantang menjawab "maunya ke gunung" memang gunung sedang menjadi bahan belajar faiz, yang serba ingin tahu. Dari laut pernah, gunung, pasar,mall,rumah sakit,kantor,sekolahan, apa lagi ya?? akhirnya keputusan ke Puncak dech, tujuannya Kebun Raya Cibodas.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan  hampir tiga  jam melewati Tol Jagorawi kemudian Jalan Raya Puncak yang sangat macet serta panas, sampailah kami didepan pintu gerbang Kebun Raya Bogor. Ini adalah kali ketiga saya menginjakkan kaki di Kebun Raya Cibodas, Yang pertama bersama teman-teman, yang kedua bersama suami dan yang ketiga bersama suami dan buah hati saya.

Kebun Raya Cibodas terletak di Kompleks Hutan Gunung Gede Pangrango, Desa Cimacan, Pacet, Cianjur, Jawa Barat, Pulau Jawa, Indonesia. Kebun Raya Cibodas didirikan pada tahun 1852 oleh Johannes Elias Teijsmann sebagai cabang dari Kebun Raya Bogor pada lokasi di kaki Gunung Gede. Dengan curah hujan 2.380 mm per tahun dan suhu rata-rata 18 derajat Celsius, kebun botani ini dikhususkan bagi koleksi tumbuhan dataran tinggi basah tropika, seperti berbagai tumbuhan rujung dan paku-pakuan.

Kami melewati gerbang pertama untuk membayar tiket masuk sebesar 6000/orang serta membayar retribusi daerah 3000/orang saja sudah kaget, apalagi setelah membayar parkir mobil sebesar 12.000 rupiah kaget kamipun bertambah, yah...uang 33.000 rupiah lumayanlah  diganti dengan pemandangan yang begitu indah, taburan warna hijau dari segala penjuru serta udara yang begitu sejuk, segar dan...rasanya seperti di surga deh, *mulai lebay.

Perhatian kami tertuju kehamparan rumput hijau nan luas, bersih dan basah hm....segar sekali, faiz sampai tak berhenti bergerak beradu kaki telanjang dengan rumput hijau. Pohon-pohon yang saya tidak tahu nama, padahal sebenarnya ada tulisannya, maklumlah membawa anak kecil, perhatian bukan tertuju kepada apa yang ada disana, tapi memperhatikan faiz yang kecil, takutnya tertelan hamparan hijaunya tumbuhan yang terawat sekali.

Faiz suka berbaring direrumputan
Pemandangannya asik
Tenyata parkir deket kebunnya bisa

Faiz main di kolam
Setelah menemukan tempat yang menurut kami paling nyaman, tergelarlah sebuah plastik hasil menyewa dari para ibu yang menyewakan sebagai tempat beristirahat, harganya...lumayan pula untuk arti sewa plastik dan nanti setelah selesai ya dikembalikan, harga sewanya 15.000 rupiah! fantastik kan? Karena beberapa kali pergi ke alam, bekal makananpun saya siapkan dari rumah. Ada Bandeng presto dan tumis kacang panjang, serta membuat sedikit jelly. ***menghemat budget, hahaa.
Sopir dan kernetnya


Bekal makanan habis dan kaki telah bosan untuk istirahat ingin segera menyusuri hijaunya rumput dan pepohonan, bergeraklah sedikit demi sedikit. 
"ke air terjun yuk?"
"jauh ngga?"
Tanya saya dengan rasa khawatir karena langit sedikit mendung, apalagi membawa faiz.
Mendung bermanja dengan bumi
 "Faiz mau ke air terjun?"
"Mau...ayo ke air terjun"
Waduh... ternyata doi mau, okay perjalanan dilanjutkan, namun sebentar-sebentar berhenti untuk menikmati keindahan ciptaan Allah Yang Maha Pencipta, luar biasa indah, sejuk, mata takkan pernah letih untuk terbang mewarnai hijaunya hamparan rumput dan kesejukan udaranya yang tak dapat ditemukan di Jakarta.
Sidepan sebuah penginapan

Faiz dan abinya asik tiduran di rumput

Bagus ya pepohonannya

Lukisan Sang Pencipta

Suasana di tengah Kebun Raya Bogor ini sangat padat oleh pengunjung yang rata-rata adalah satu keluarga, ada pula beberapa murid bersama gurunya. Di tengah inilah terdapat hamparan rerumputan yang sangat luas, hijau, basah karena kelembaban, pepohonan yang besar berusia ratusan tahun, macam-macam dedaunan, sungguh menarik sekali. Faiz terus berlari dan menjatuhkan diri serta berguling-guling direrumputan. 
"asik ya iz?"
"Iya mi... capai sekali"
Karena terlalu letih, suamiku kurang begitu suka ambil gambar, untungnya saat mengambil gambar yang ada tulisan Kebun Raya Cibodas cukup oke lah, seperti ini gambarnya

Seger sekali
Jalan kearah air terjun ada dibelakang saya, baru permulaan saja jalannnya sudah menanjak, ugh betapa beban suamiku begitu berat, semangat sayang. Namun sesuai kesepakatan bersama *caile... sering-sering berhenti sesekali minum atau menghabiskan stock makanan kecil untuk melepas lelah, seperti saat faiz menjumpai sebuah parit.
"Coba sini iz"
Suami saya mengajak faiz mendekati parit yang teraliri air cukup bening, dingin nya luar biasa ehem...ada sedikit sampah ya?
Faiz keasyikan merendam kaki

Tetap dengan senyum lebarnya

Bukan saya kalau tidak ingin ikut narsis *hhhhaaasyin... sekalian untuk mengabadikan sebuah pohon yang gendut, dan tinggi sekali.
lebar sekali ya diameter pohonnya

Menjulang tinggi
Memang benar ya, wisata alam mengajarkan banyak hal untuk saya pribadi, menguras beribu hikmat dan penuh dengan introspeksi yang dalam dan bernuansa  religius. Bagaimanapun saya tidak mempunyai apapun didunia selain sebuah amalan yang ikhlas serta bersyukur yang ikhlas pula.

Jalan menuju air terjun tanpa ada sebuah dokumentasi sedikitpun karena sulitnya medan, suami saya menggendong faiz dan saya membawa tas serta harus waspada bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jalannya menurun, hanya mampu berpapasan dengan dua orang, sempit dan rusak medannya belum lagi sangat licin. Luar biasa tenaga yang keluar untuk sampai air terjun. 

Suatu pengalaman yang tidak pernah saya lupakan, begitu pula bagi faiz dan suami saya. Ada sedikit musibah kecil, saat hendak memasuki kawasan air terjun, karena letih dan jalan bebatuan yang licin, suami saya tergelincir dan hendak jatuh, Alhamdulillahnya tidak mengapa.

Subhanalloh, merinding dan kutengok faiz yang takjub melihat air terjun, pelajaran buat faiz untuk sebuah kalimat "tidak ada sesuatu yang kita dapatkan tanpa kerja keras" karena untuk menikmati air terjun yang indah ini, faiz harus berjalan cukup jauh dan menuruni jalan yang terjal.
"mi, air yang turun dari atas kebawah itu air terjun ya?"
Sebuah pernyataan yang faiz buat sendiri, dan suatu waktu saat dia sedang buang air kecil.
"Pipis Faiz seperti air terjun ya mi?"
Wow, analogi yang sangat hebat nak. Marilah bersama-sama menikmati pemandangan air terjunnya.
Licin sekali bebatuannya

tetap kupegang tangan faiz

Beradu dengan air gunung
Faiz sangat ingin membuka baju dan mandi didalam air yang mengalir begitu jernih, bening dan dingin sekali.
"Mi seperti anak itu tu...mandi ya??"
"Kapan-kapan kalau faiz sudah besar ya nak? sekarang kita pegang airnya dulu trus buat cuci muka ya??? hm...segar kan?"
Sebetulnya tidak mengapa buka baju trus mandi, tapi ngeri juga saat melihat bebatuan yang ditumbuhi lumut-lumut, pasti bakal licin dan ups... ada bebatuan yang sedikit runcing pula. Alhamdulillahnya walaupun dengan muka sedikit cemberut seperti gambar dibawah ini, namun faiz mau mengerti.
Sore di bumi Cibodas

Air Terjunnya
Ramai sekali ya

Sebenarnya belum puas saya menikmati pemandangan dikawasan air terjun ini, namun waktu sudah sore dan ini ada didalam perut bumi, luar biasa mengagumkan. Berkemaslah dengan menyusuri jalan keluar dari air terjun. Terbayang naik melewati jalan turun yang terjal tadi uuh sungguh mengkhawatirkan.
"Lebih enak turun ya bi? tidak terlalu capai seperti naik"
"Iya nih, bingung juga bagaimana naiknya?"
Namun rasa khawatir saya dan suami terkikis manakala, ternyata ada jalan lempeng / lurusnya.
"lho...kok ada jalan ini?mengarah kemana ya de?"
"tu orang-orang juga lewat situ bi?"
 
Kejutan yang terjadi adalah **** jalan yang dilalui bukan jalan mengarah ketempat pertama kali menuju arah air terjun, sangat jauh sekali, Masya Allah kaget dan benar-benar kaget.
"aduh gimana nih bi?"
"tenang de, coba tanya satpam ya"
"Pak,tempat parkir Kebun Raya Cibodasnya mana ya pak?
"bapak parkir dimana?"
"didekat pintu gerbang"
"Wah pak, jauh sekali kalau jalan kaki"
"Tidak ada angkutan"
"Tidak ada pak, ada ojek, tapi sebentar itu tu, ada mobil pick up, bapak naik saja saya ijinkan ya, hafal kan pak tempat parkirnya?"
Jadilah saya, suami dan faiz naik mobil pick up, saya dan faiz diberikan tempat oleh supirnya dibagian depan sedangkan suami saya duduk dibelakang. Ternyata disepanjang jalan, ada beberapa orang juga yang berjalan lalu meminta untuk naik. Wow, jauh sekali, hampir berkilo-kilo jalannya samapi ke tempat parkir mobil.

Hingga terlewatpun suami saya tidak paham, akhirnya turun dipintu utama dan suami saya harus berjalan kaki menuju tempat parkir. So...Ada air mancur di depan Kebun Raya Cibodas, menjadi saksi saya dan faiz menunggu suami saya mengambil mobil.
Air Mancur
Bentangan rumput hijau melenakan tubuh ini untuk beristirahat disenja hari. Romantis sekali, suara air mancur yang menghentakkan bumi, sepoi angin menyibakkan relung hati ini, suasana yang tenang dingin hm... bakal romantis nih kalau tidak bersama faiz. Ups, faiz saya tidak ada rasa letihnya ya? tetap saja melangkahkan kakinya, menyusuri rerumputan, dan saya mampu melepaskan pandangan kearah senja yang merindui setiap sudut langit di kaki gunung gede ini.
Senyum di Senja hari

Bentangan Alam

Masih Aktif
Tetap ingin mengabadikan senja di Cibodas, suatu hal yang sedikit tidak mungkin kalau tidak menginap hanya menunggu waktu magrib tiba. Akhirnya dengan memegang kamera sendiri, jadilah saya dan suami berfoto juga.
Dingin

Berdua denganmu

Menyisakan kenangan

Disebuah Air Mancur

Memandangi Gunung Gede Pangrango yang gagah

Senja yang memburat merah, menghangatkan hati yang terbelai riuhnya kemacetan dan kesibukan rutinitas pekerjaan kami akhirnya terurai setelah seharian berada di Kebun Raya Bogor. Bahagia itu sederhana, tidak memerlukan tindakan-tindakan yang kontroversial dalam merogoh dompet, bersama dengan keluarga, lebih asik keluarga besar ya? menikmati alam yang menawarkan sejuta kebahagiaan dan rasa syukur terpanjatkan.

Tulisan ini, dibuat untuk meramaikan “Catatan Perjalanan: Popcorn’s 2nd Anniversary” Semoga menambah wawasan wisata alamnya ya mba armae.


































8 comments:

  1. Hihihi ... Faiz lucu, ya. Makannya lahap. Ngeliat foto-fotonya aja dah kerasa "sejuk", Mbak. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. lebih sejuknya lagi mba haya mau ngomentari tulisanku, hehee... makasih mba. Iya, tapi foto itu diambil saat aku belum ngerti gmn buat potingan blog. *tapi lumayan kan....***pedeabis, hehehe

      Delete
  2. Terimakasih sudah berpartisipasi dalam Giveaway Popcorn's 2nd Anniversary mbak Astin, sudah saya catat :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba Armae, buat belajar juga sekalian dokumentasiin foto-foto, selamat ya sekali lagi mo HUT ke 2, ;)

      Delete
  3. asikkk..sejuk n ini yg namanya cuci mata ya bunda...kapan2mau juga ah kecibodas

    ReplyDelete
  4. seru, aku sll suka liburan di kawasan berpohon rindang seperti itu...:)
    kapan mbak mo nobar or maem pizza???

    ReplyDelete
  5. Puteri : iaaa, menikmati keindahan alam...yup, pizza love much, ke lapiaza ya...

    ReplyDelete
  6. Seru banget ya mba, jalan bareng keluarga di kebun raya bogor.

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih