Thursday 28 February 2013

Berpikir Positif kepada Asisten Rumah Tangga

Asisten Rumah Tangga menjadi momok yang tidak pernah tertinggal atau bisa disebut paket lengkap apabila sebuah rumah tangga, dimana seorang suami bekerja, istri bekerja dan telah memiliki anak yang masih terlalu kecil untuk ditinggal sendiri di rumah.

Jasa Asisten Rumah Tangga inilah yang sangat dibutuhkan untuk rumah tangga seperti diatas terkecuali ada bagian dari keluarga yang sigap, cermat dan memiliki kesempatan untuk menggantikan tugas Asisten Rumah Tangga sebagai contoh mengasuh dan menjaga anak di rumah.

Pekerjaan ART biasa disebut, mencakup urusan domestik rumah tangga, contohnya memasak, mencuci, menyetrika,menyapu, mengepel, memandikan anak, menyuapi anak, hingga menidurkan anak apabila majikannya sangat sibuk dan bekerja larut malam.

Usia mereka berkisar 15 tahun hingga 40 tahun dan tingkat pendidikan rata-rata tidak lulus Semkolah Menengah Atas dan mereka berasal dari pedesaan di wilayah Jawa Tengah, Barat dan Timur.

Pilihan untuk menggunakan jasa Asisten Rumah Tangga kupilih karena sifatnya permanen dan fleksibel. Jika yang menjaga anak dirumah adalah bagian dari keluarga, menurutku sifatnya sangat tidak permanen dan tidak fleksibel, meskipun kadang aku membutuhkannya juga.

Telah disadari sebelum menggunakan jasa ART bahwa turn offer mereka sangat tinggi dan beragam permasalahan telah kugali dari beberapa teman yang menggunakan jasa ART tersebut. Permasalahan tersebut mencakup ART yang tidak betah dan keluar begitu saja, anak yang tidak dijaga dengan benar, dan permasalahan lainnya.

Here


Awal tahun 2012 adalah tahun dimana aku fokus untuk menggunakan jasa ART karena memutuskan bekerja diluar rumah meninggalkan anak berusia 2 tahun. Walaupun berat meninggalkan anakku yang masih enggan untuk mandiri namun aku harus membiasakan psikologinya berjauhan denganku, jahat? aku memandang ini bukan sesuatu yang tidak berperasaan, ini kulakukan bukan sikapku yang egois namun untuk melatih kemandirian anak dan  masih aku pantau ketika berada diluar rumah, waktu dirumah itu untuk aku dan anakku.

Permasalahan munculkah? pastinya. Pertama memiliki ART seorang gadis berusia 14 tahunan dan tidak menginap dirumah alias pulang pergi, ingat inilah faktor yang harus diwaspadai. Urusan domestik, seperti mencuci pakaian kulakukan sendiri karena menggunakan mesin cuci aku bisa melakukan berbarengan dengan memasak dan menyetrika kulakukan ketika malam hari sembari mengajak anak menonoton televisi.

Lalu ARTnya ngapain? fokus berkenalan dengan anakku dan menjaga untuk mau kemanapun anakku mau, urusan menyapu, mengepel itu belakangan. Ringankan pekerjaannya? tetapi pernah membuat saya dan suami kelimpungan karena pagi hari  dimana dia harusnya sudah datang, sampai aku hendak berangkat dia tidak muncul dan ketika kutanyakan kepada saudaranya dia sakit tidak masuk. Hallo enak sekali ya?

Aku marah? bukan marah tetapi menjelaskan seperti ini
"Saya bekerja, Suami saya bekerja, Mba bekerja. Saya tidak bisa tidak masuk tanpa memberitahu terlebih dahulu karena saya bertanggung jawab akan pekerjaan saya, begitu pula Mba, mohon jangan diulang lagi seperti ini ya"
Aku terlalu takut untuk marah, itu benar karena saya membutuhkan tenaganya. Dari segi pekerjaannya dia bisa membuat anak saya mau bersamanya itu prestasi luar biasa.

ART kedua yang saya pilih karena saya pindah rumah adalah seorang pengantin baru, ini masalah yang aku pikir ada pilihan jika dia hamil, benar dia hamil dan suamiku memberi tawaran.
"Ibu sudah terbiasa memasak dan menyetrika sendiri, Mbak hanya menjaga anak dirumah dan menjadi guru buat anak saya, seperti guru privat saja, How?"
Tidak diijinkan oleh suami, yang menyebabkan suami dan saya harus menggigit jari kehilangan ART yang sangat penurut, rajin, loyal, tidak sombong dan tidak mau tidur siang*wkwkwkwk, iya saya menerapkan mereka tidur siang karena anak saya tidak bisa tidur kalau orang disebelahnya tidak tidur. 

ART ketiga ditahun 2012, seorang yang memiliki pengalaman luar biasa menurut dia, karena butuh akhirnya berjalanlah kehidupan normal. Memasak dipagi hari kulakukan, kutinggalkan anakku dalam keadaan seringnya menangis dan pulang meminta aku tidak pergi kemana-mana dan menyetrika didini hari *tepar..... Hingga akhirnya aku harus mengeluarkan dia dari rumahku dengan memberi penjelasan yang masuk akal kepadanya.
"Mbak bekerja dirumah saya, tugasnya menjaga anakku, kenapa ketika anakku dirumah ada anak lain dan ketika mereka berantem, Mbak malah memarahi anakku didepan mataku saat aku masih memakai helm pulang dari emncari nafkah *uhukhuk..."
Apa yang kurang kulakukan untuk ART ke tigaku ini? keluar rumah maghrib dan masuk rumah jam 10 malam? menyetrika kulakukan sendiri, masak memang sudah tugasku, minta ini  kuberikan, minta itu kucarikan *nangis nyesek nich. Namun sebelum terlanjur akhirnya aku mendapat informasi dari tetangga bahwa kelakuannya tidak baik *wotaaaak, pantesan.

ART ke empat ditahun 2012-2013  mendapatkan referensi dari tetangga depan, bahwa kakak dari si ini ingin bekerja di Tangerang, janda punya anak. Dan mendapat pilihan juga seorang ABG yang sudah pernah bekerja, aku pilih yang janda walau awalnya dia meminta gaji lebih tidak kuiyakan.

Ngeri? ngeri apaan? tidak, ada sebuah nasihat dari suamiku tercinta,
"Apa yang kita terima itu adalah buah dari pemikiran kita de', maksudnya jika kita berpikir baik dan positive hasil yang akan kita terima Inza Allah pasti positive, belajarlah untuk memandang seorang ART seperti itu juga."
Kuterima dengan memberikan banyak sekali wejangan *namun gak cerewet ya, walaupun sebetulnya aku sakit hati dan geram sekali dengan ART ke tiga.
"Mba, anakku tidak suka di cuekkin, dia suka diajak ngobrol, suka diceritain dan tidak suka sepi, tolong jaga anakku baik-baik ya mba"
So far, so good pekerjaannya rapi, sikapnya anteng dan tidak banyak tuntutan dengan gaji yang saya berikan sangat standar, namun aku ingin memberikan perhatian tidak hanya gaji yang diperolehnya setiap bulan.
"Mba, pekerjaan tinggal kalau anakku minta ditememin, tidur siang dan jangan cape-cape!"
Selalu pesan singkat ketika aku berangkat kerja, and see? anakku menjadi pribadi yang menyenangkan, bergelanyut dipangkuan si Mbak dan mencarinya ketika sabtu dan minggu mbaknya libur. Cemburu, iya iyalah tapi itu terjadi ketika aku belum pulang, ketika aku sudah dirumah akan mengikutiku kemanapun.

So, kesimpulannya, setiap ART khususnya memiliki sifat, sikap, pemikiran dan hati yagn berbeda-beda, kita sebagai konsumen yang menggunakan jasanya juga harus membedakan dan memikirkan bagaimana harus bersikap terhadap ART tersebut.

Urusan pekerjaan apabila kita mampu menghandle sendiri, lakukanlah. Jika memang tidak bisa melakukan karena repot kerjaan kantor, sakit, ataupun hal lainnya, aku akan memberikan tips lebih dan menginformasikan
"Mba, aku sedikit repot tolong ya masak, nyetrika biar yang penting-penting saja"
Aku juga suka ngobrol bersamanya ketika malam datang sembari bermain dengan anakku untuk mengetahui perkembangan anakku dan bagaimana hubungan anakku dengan Mbaknya.
Semoga hal positive yang kusalurkan dan penjelasan baik dari Mba tersebut mampu membuat dia senang dengan pekerjaannya dan betah untuk menjaga anakku.
***
Tangerang, Always Morning


7 comments:

  1. Keren banget dah mak astin, bekerja, masih menghandle urusan rumah, rajin nulis pulak.

    ReplyDelete
  2. Salut dengan ibu bekerja yang juga bisa menghandle masalah rumah. Problem ART pada ibu bekerja memang selalu ada ya mbak...
    Desk Officer yang satu ini mmg pas megang mslh anak. :)

    ReplyDelete
  3. Mba Rahmi : makasih mak, iya urusan rumah perlu dipegang jg dong, takut lupa bagaimana cara nyapu

    Mas Faradis : betul, semoga diberikan yang baik jika sudah berpikir positive, aamiin

    Mba Niken : iya mba* klo melulu pasrah ma ART kesian klo mogok kerja dia, masa beresin kasur kudu ART?

    Makasih ya singgahnya

    ReplyDelete
  4. Untuk menentukan seorang ART memang sulit Kak, kepercyaanlah yang palin penting dan saya sepakat dengan anjuran suami Kak Astin, agar selalu berfikir positif terhadap ART yang akan direkrut, supaya apa yang dilakukan sesuai dengan apa yang diinginkan :)

    Kunjungan perdana nih,

    ReplyDelete
  5. Makasih kang sofyan...hiiii, akhirnya mampir disini yak

    aamiin senantiasa membangun pemikiran positive.

    ReplyDelete
  6. Selama ini kami menganut faham ...
    ART itu sama sama kita ...
    manusia biasa ...

    Sehingga satu dua kesalahan saya rasa lumrah ...

    Yang penting tidak Nyolong dan tidak menyakiti anak kita ...

    salam saya

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih