Saturday 25 January 2014

Mengoptimalkan Waktu Bersama Anak

Sepagi ini matahari telah berkisah,
Aroma basah tanah masih kentara,
Menyibak sisi lelapnya semalam,
Mendapatkan nyala semangat go to #SB2014 on KEB

Alhamdulillah, hari ini aku lebih lama berinteraksi dengan anakku, Faiz. Kadang memang rutinitas sebagai ibu rumah tangga, istri, ibu, karyawan dan makhluk sosial harus pintar-pintar terbagi secara rata *sedikit lebih porsinya untuk salah satu status sebetulnya.

Beberapa hari belakangan ini, porsi untuk bocah bernama Faiz, rada berkurang. Pagi-pagi aku harus melawan morning sick dan bergelut bahwa aku harus bisa menyajikan menu makanan untuk suami dan anakku, juga untuk aku tentunya. Setelah menyelesaikan rutinitas rumah, Faiz sudah membaurkan diri bersama teman-temannya di luar. Hm...bukan waktu yang tepat pastinya untuk bermanja berdua bersama Faiz.

Semalam, aku sempat berteriak di dalam hati, aku ibu seperti apa? yang kadang dicueki Faiz yang lebih asyik bermain truk dan robotnya. Kadang aku yang menampik untuk membacakan dongeng ketika Faiz membawa buku bacaannya, ummi ngantuk. Hm...maafkan ummi, Nak, sekarang kamu sudah semakin besar dan sudah tidak lagi -ngelendotin- ketika ummi sedang mengupas wortel atau membantu ummi mengganti sprei.

Faiz sudah semakin beranjak besar dan saatnya ummi harus memprioritaskan kamu dengan lebih. Kapan lagi waktu untuk bersamamu saat kanak-kanak ini, dua, empat, enam tahun lagi...kamu akan memilih bersama teman-teman dan kegiatanmu. 

Iyaaah...waktu kita adalah ketika hendak berangkat tidur dan bangun tidur yang sangat intim. Ummi senang sekali bangun pagi tadi, kita sempat ngobrol. Sudah lama kamu enggak ngelendotin ummi, sudah lama kamu asyik dengan mainan-mainan dan sibuk dengan teman-temanmu.

Makasih ya, Nak. Meskipun ummi melambatkan untuk berangkat ke kantor dan memilih untuk memandangmu lebih lama sembari becanda, ummi puas sekali. Pesanmu agar ummi di rumah saja dan tidak bekerja, masih ummi pertimbangkan berdua dengan abimu. Ada sisi psikologis mengapa ummi harus bekerja, Nak, suatu saat nanti, kamu akan mengerti.

Menjadi sempurna itu, rasanya terlalu melebihkan buatku, namun berusaha menjadi selalu lebih baik dari waktu ke waktu, adalah sebuah proses yang dilakukan dengan penuh cinta. Untuk waktu yang berkualitas, dibutuhkan sebuah kerelaan untuk melepaskan diri dari riuhnya peran pribadi. Waktu yang berkualitas untuk Faiz, adalah ketika ummi dan Faiz sama-sama berada di waktu yang bebas, bukan ummi dengan pekerjaan dan bukan faiz dengan mainannya. 

Salah satu kebersamaan ketika membawa Faiz ke kantor


Hubungan kami-senantiasa baik, meskipun kadang ada tangis Faiz, namun pelukan setelahnya

Tentunya sangat banyak waktu-waktu tersebut, bisa di rumah, bisa di jalan, bisa di sebuah tempat ataupun ketika melakukan liburan. Hm...sayang Faiz, selalu kuat, selalu sehat dan semakin bertambah akal yang baik ya, Nak. Doakan selalu ummi, abi dan semuanya untuk dipanjangkan usia agar senantiasa mengiringi perjalanan hidupmu melukiskan indahnya duniamu. I Love U, Faiz.

Salam
ummi astin


4 comments:

  1. selama Ummi tetap menjaga kualitas, saya rasa Faiz akan mengerti kalau umminya kerja *mamah saya juga pekerja kantoran :)

    ReplyDelete
  2. iiiihhh mak astin,,peluuuuuukk,,kita samaa,,hiks,,jd pengen mewek :(

    ReplyDelete
  3. Semangat :") insyaallah faiz mengerti dan bisa mengerti maknya :")

    Morning sickkkk??? Aaaakkkk selamaaattt faiz punya adek tar lagi..sehat2 ya sayang ^^

    ReplyDelete
  4. agak di dilema gt kayany yah mak wkt Faiz minta di rumah aja :')
    tapi pasti Faiz ngertiin mak :))

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih