Friday 23 May 2014

Aku Anak Sehat, Tubuhku Kuat

Menulis judul Aku Anak Sehat, Tubuhku Kuat...kok jadi ingat sebuah lagu jaman aku masih digendongan ibuku yaaak, lagu hampir 30 tahun yang lalu selalu dinyanyikan...sebentar, aku googling duluh, kalau perlu tanya ibuku.

Aku anak sehat, Tubuhku kuat
Karena ibuku,  rajin dan cermat

Semasa aku bayi, selalu diberi ASI
Makanan bergizi dan imunisasi

... ... ... ...

(Lagu Posyandu)

Naaah, lagu yang berjudul Anak Sehat ini menginspirasiku untuk membuat sebuah cerita, "bagaimana anak Indonesia berkarakter hidup bersih, sehat dan mandiri", tentunya tidak terlepas dari beberapa kata dari lirik lagu di atas. Aku sebagai seorang anak dan seorang yang mendampingi anak, tentu harus memperhatikan hal tersebut, kan.

Anak sehat berawal dari keluarga yang sehat

Mengapa demikian? karena keluarga yang sehat akan membentuk kepribadian dan pemikiran untuk anak, bahwa hidup sehat itu perlu. Anak akan mengupayakan untuk mengikuti arahan dan bimbingan serta mengikuti keluarga yang menerapkan hidup sehat. 

Sebuah kalimat yang hingga kini masih selalu aku ingat, berasal dari bapakku. Seorang PNS pada jamannya, dengan empat orang anak dan mengijinkan ibuku menjadi full mother at home. Apa katanya?
"Pemenuhan kebutuhan dilihat prioritasnya ya, Mba. Pengobatan-jika sangat diperlukan itu yang didahulukan, ke dua adalah asupan pangan yang sederhana dan ketiga pendidikan, kebutuhan lainnya setelah tiga kebutuhan tersebut terpenuhi"

Aku percaya, membentuk anak yang sehat sangat bergantung pada contoh yang diberikan dari dasar, yaitu keluarga. Mengapa? sejak kecil anak bersama orangtua dan penanaman yang sangat melekat adalah sifat dan sikap dari orangtua. Jika orangtua memberlakukan dan mencontohkan hidup yang sehat, Inza Allah anak akan mengikutinya.

Beberapa hal yang dilakukan oleh ibuku, terutama karena beliaulah sumber asupan makanan di rumah adalah menyiapkan sajian masakan ala rumahan yang sederhana. Sesederhana bapak juga yang mencontohkan kepada anak-anaknya untuk bangun pagi, jalan pagi di depan rumah dan memberikan jarak yang tepat ketika membaca buku atau di depan komputer. Tidak terlepas asupan rohani untuk membekali diri, bergaul di luar rumah adalah kunci kesehatan yang utama untuk keluarga sehat.

Keluarga sehat mengacu pada hidup bersih

Kebersihan Adalah bagian Dari Iman

Ketika masih sekolah, sering sekali ya, membaca sebuah slogan tersebut di dinding sekolah. Kebersihan adalah bagian dari iman, mungkin lebih luasnya lagi, kebersihan membantu lingkungan menjadi sehat dan berkualitas.

Alhamdulillah, aku boleh bangga dengan apa yang dicontohkan oleh keluargaku, memang bukan istana ataupun rumah dengan bentuk istimewa serta perabotan yang lux yang dulu kami tinggali. Namun, ibuku senantiasa memberikan sebuah kalimat.
"Meskipun rumahnya kecil, enggak bagus tapi kalau tertata dan bersih, kan enak, nyaman dan sedap dipandang orang"
Heheee, dan kalimat tersebut menjadi kalimat andalan buat suami dan anakku, yiiipppiiii, tuh kan sebetulnya guru dari aku menjadi seorang wanita tidak lepas dari ibuku sendiri, gak usah mencari les menjadi istri atau ibu, seorang wanita sudah belajar dari pengalaman dan dari apa yang dilihat semenjak kecil. Jadi, keluarga adalah yang utama, lagi-lagi perlu sekali, keluarga memberikan contoh yang tepat dan baik****akan ditiru lhoooo, hayooo bersikap yang positif yaaa untuk keluarga kita.

Aku menjadi seorang istri dan ibu dari seorang anak sekarang, harus mau untuk mengajak anggota keluarga untuk hidup bersih mulai dari rumah. Dan itu semua adalah imitasi dari apa yang (lagi-lagi) ibuku lakukan untuk keluarganya.
  1. Membersihkan rumah adalah wajib untuk aku lakukan sendiri, dari teras, kamar tidur, kamar mandi, dapur hingga peralatan untuk sajian ataupun yang berhubungan dengan pemakaian sehari-hari anggota keluarga.
  2. Menyiapkan sajian makanan ala rumahan dengan bahan makanan yang sehat, bersih dan terjaga, yang disimpan dalam sebuah tempat yang (lagi-lagi) harus bersih, higienis dan sudah direkomendasikan (lagi-lagi) aku imitasi dari ibuku.
  3. Sudah menjadi kodrat seorang wanita yang sudah menjadi istri dan ibu, untuk memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak ataupun kesehatan suami. Tidak begitu saja memperbolehkan mereka untuk mengkonsumsi makanan dari luar yang sekiranya akan mengganggu kesehatannya.
  4. Bagaimana aku mengontrolnya? aku membawa bekal makanan ke kantor untuk makan siang, apakah aku saja? tidak kebetulan suamiku meminta sendiri untuk dibawakan bekal untuk makan siang, daripada membeli dari luar, lebih baik menyantap makanan istrinya daaaan...aku juga sudah menyiapkan wadah-wadah makanan terpilih untuk anakku kelak jika sudah bersekolah. Eiiits, kadang ketika sedang berpergian aku juga suka membawa bekal, apa saja misalnya makanan kecil, makanan padat dan tentu saja dalam wadah yang kupercaya. 





Inza Allah, dengan keikhlasan melakukan semua itu, anakku akan tumbuh sehat jasmani dan rohani, tubuhnya kuat karena ditopang dengan sajian makanan serta pengawasan yang selalu kulakukan. Jikapun anakku sakit adalah (lagi-lagi) karena virus flu dan bakteri yang menyebabkan batuk. Itupun harus diberikan sebuah pengertian dengan memberikan sebuah medianya, contohnya;
  1. Memberitahu bahwa jika ada temannya yang batuk dan tidak menutup mulutnya, hendaknya anak pergi menjauh dan jangan dulu bermain dengan yang sedang batuk dan flu misalnya.
  2. Jika sanga anak kita sedang batuk, hendaknya jangan bermain di luar rumah terlebih dahulu, hal itu akan membuat teman-teman tidak nyaman, karena namanya virus sangat mudah untuk menyebar.
  3. Jika menggunakan tissue untuk membuang ingus dari flu atau menutup mulut ketika batuk, hendaknya membuang pada tempat sampah yang tertutup, jangan meletakan sembarangan.
  4. Memberikan contoh untuk senang minum air putih, selain sehat air putih lebih murah dan bersih daripada meminum minuman lainnya.


Hidup sehat, hidup bersih berawal dari kemandirian semua anggota keluarga

Sebuah analogi di jalan raya yang ramai dan padat. Jika masing-masing pengendara bermotor tertib melajukan kendaraannya, tidak saling serobot, tidak saling mendahului, tentu kecelakaan ataupun hal-hal yang membahayakan serta pelanggaran kecil kemungkinan terjadi. Namun, jika ada beberapa pengendara yang mementingkan emosinya sendiri, bisa jadi tidak hanya membahayakan dirinya sendiri namun orang lain juga. Heheee, analoginya kejauhan ini, kenapa iniii?

Sama dengan tatanan keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anak serta anggota keluarga lainnya misalnya ada si embak atau saudara lainnya tinggal di rumah tersebut. Jika satu anggota keluarga mengindahkan untuk hidup bersih dan sehat, tentu akan menjadi aneh sendiri, jika keanehan itu berawal dari tokoh anutan, contohnya ibu atau bapak, tentu akan menjadi berantakan sebuah kelaurga itu untuk dikatakan kelaurga yang bersih dan sehat.

Jadi perlu adanya niat dan keinginan dari semua anggota keluarga untuk melaksanakan hidup bersih dan sehat. Dari anak yang akan mencontoh bapak dan ibunya, seperti aku yang selalu imitasi dari ibuku dalam ahl membersihkan rumah, menata rumah, hingga memilih peralatan dan wadah makanan untuk keluarga.

Anak perlu diberikan contoh dan dibiarkan untuk mandiri melaksanakan apa yang mendukung agar hidupnya bersih dan badannya menjadi sehat. Jika boleh aku memberikan tips, bagaimana agar anak juga harus memiliki jiwa mandiri untuk ke arah sehat, begini;
  1. Selalu contohkan setelah masuk rumah dari berpergian, hendaknya mengganti baju dan mencuci anggota tubuh yang terkena debu, tangan, kaki dan muka.
  2. Sebelum makan, berdoa terlebih dahulu dan pastikan bahwa tempat yang akan digunakan untuk makan (meja dan kursi) bersih. Kalau peralatan makan, aku memepercayakan bahwa pirantinya adalah yang bagus dan dari bahan yang bagus, jika itu bukan pecah belah.
  3. Jangan paksa anak untuk membuang sampah di tempatnya, berikan (lagi-lagi) contoh dan sediakan medianya.
  4. Ceritakan bagiamana terjadinya sebuah penyakit yang ringan yang sering terjadi, ajak anak untuk menjauh dari sumbernya. Contohnya, makan-makanan ringan yang dijual di warung-warung, jika tidak tepat akan menyebabkan sakit pada pencernaan dan pernafasan karena bumbu-bumbunya sangat keras. Atau tidak mengkonsumsi air es terlalu sering apalagi membeli dari warung yang belum jelas, apakah yang digunakan adalah air matang.
  5. Ajak untuk memilih perilaku yang benar diantara banyak perilaku yang tidak tepat, contohnya, menonton televisi, nyamankah jika terlalu dekat? menyimpan makanan apakah memilih wadah terbuka atau wadah yang dilengkapi penutup sehingga makanan akan tertutup dari incaran nyamuk atau lalat ataupun kecoa.
  6. Melibatkan anak untuk menyajikan makanan bersama, bagaimana sebuah makanan yang sehat disajikan dan dibuat, serta mengapa bahan-bahan makanan tersimpan dengan bersih dalam wadah yang tentunya juga menarik anak untuk membantu di dapur. 

Aku percaya, berawal dari sebuah keluarga yang mencontohkan hidup bersih dan memberikan kemandirian kepada anak untuk melakukan yang baik tidak dengan paksanaan namun dengan memberi contoh, Inza Allah anak akan tumbuh sehat jasmani dan rohani dengan badan dan iman yang kuat. 
Pengalaman menjadi anak dari ibu yang mendukung anak sehat dari hidup bersih
Sebuah pengalaman pribadi aku melihat bagaimana ibuku menata dan menyajikan makanan sehat, bersih dan tidak cepat basi adalah menggunakan wadah makanan dan minuman yang menyejukan mata warna-warnanya. Akupun mengikuti apa yang ibuku lakukan dan mengecek, bahwa wadah makanan yang digunakan ibuku aman untuk kesehatan. 





Menurut yang aku baca, wadah tersebut dibuat dari bahan LPDE atau Low Density Polyethylene atau plastik tipe 4 dan dari bahan PP atau Polipropoline atau plastik tipe 5. Naaah, jadi tambah pengetahuan kaaan? plastik tipe 4 dan 5 itu apa siiich?
  1. LDPE atau plastik tipe 4,  kuat, tembus cahaya, sulit bereaksi kimiawi dengan makanan, jadi aman untuk menyimpan makanan.
  2. PP atau plastik tipe 5, bening dan transparan, daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik pada lemak,  stabil pada suhu tinggi, banyak direkomendasikan untuk wadah makanan dan botol minuman.
Jadi aku tidak pernah meragu untuk memilih wadah makanan yang seperti di atas, selain warnanya bagus, rumah menjadi bersih, bahan makanan tetap terjaga kesehatannya, aku, suamiku dan anakku nyaman dengan kehidupan kami yang berharap senantiasa diberikan kesehatan, karena kesehatan adalah awal mula dari sebuah keberhasilan dan kesuksesan.

Tulisan ini diikutkan dalam lomba yang diselenggarakan oleh Tupperware Indonesia

Karakter Hidup Bersih, Sehat dan Mandiri Anak Indonesia


10 comments:

  1. Keren Mak... Sukses ngontesnya ya...
    Bersyukur ya Mak, punya contoh tauladan yang nggak jauh. Dan patut di acungi jempol buat usaha Mak Astin tuk keluarga sehat ;)

    ReplyDelete
  2. Lengkap artikelnya mbak.....kebersihan memang berawal dari keluarga, seperti halnya mencontohkan kebersihan untuk anak. Bersyukur ada ibu yang menjadi teladan ya mbak.
    Semoga menang ngontesnya

    ReplyDelete
  3. Makasih dah kunjungan balik Mak... Saya tinggal di cimone. Dekat dunk ya kita? :)

    ReplyDelete
  4. Wuih.... Tupperwarenya banyak. Aduuuh.... *OOT* :D

    ReplyDelete
  5. Waduuhhh ngiler mbak liat gambar gambernya... Jadi Laper.
    Semoga anak Indonesia bisa lebih dini sadar akan hidup sehat terutama sadar akan pentingnya menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya, bisa membedakan mana sampah organik dan non organik.

    ReplyDelete
  6. salut deh sm emak keren yg satu ini... ibu cerdas, anak sehat :)
    sukses yah mak...

    ReplyDelete
  7. aih-aihh mupeng banget dah liat koleksi tupperware nya :D

    ReplyDelete
  8. Karakternya berawal dari keluarga ya, Mba.

    Ibu, Bapak sregep yoooo. Sukses ngontesnya, yak. Met mudik. :D

    ReplyDelete
  9. Tupperwarenya banyak banget ya hehe, salam perkenalan

    ReplyDelete
  10. koleksi tupperware nya banyak bangeeetttt.
    smoga menang mak Astin :)

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih