Wednesday 7 May 2014

Lindungi Anak Sejak dari Rumah

Judulnya terasa kek berat sekali, iya menulisnya juga rasanya berat sekali, meskipun sudah ngobrol dan sharing sama suami, tetep rasanya masih penasaran, karena ya aku belum mengalami melepas anak ke sekolah.  Jujur, ketika mendengar berita mengenai seorang anak yang.... aku langsung pindah chanel kalau melihat di televisi atau skip dulu, kalau beritanya aku baca di wa suami maupun wa aku. Aku enggak tega dan pertanyaan demi pertanyaan selalu terucap, kenapa kok gitu? kenapa masih ada? kenapa bisa begitu? yang salah siapa? yang seharusnya bertanggung jawab siapa? yang seharusnya memerangi siapa?

Aku dan suamiku, iseng membahas setelah ada berita (lagi) mengenai kasus kekerasan seorang anak SD oleh kakak kelasnya, dan terjadinya di Jakarta. Jujur lagi, aku takut sekali sebenarnya kami. Kenapa? beberapa kali kami melihat Faiz di bully ringan oleh anak-anak yang (mungkin) tidak seumuran dengan Faiz. Faiz sama sekali tidak membalas, Faizpun jarang untuk mendendam, setelah dipukul setelahnya masih mau bermain dengan anak tersebut dan bilang anak itu baik kok.

Iyah, Faiz kami itu baik meskipun aku, kadang geregetan hingga memberinya semangat untuk menampik jika ada yang suka mukul. Tapi yang sering ya... memberitahu jika ada anak yang suka mukul, lari saja, pergi jauh dari dia dan masuk rumah. Oleh karena itu, aku minta si embak pengasuh memantau terus Faiz kalau sedang bermain, kalaupun ada aku, aku juga harus selalu melihat Faiz di luar. Seperti cerita yang ini, silahkan dibaca yak.

Dari ngobrol ngalor ngidul dengan suami, ada beberapa point yang harus dipersiapkan ketika nantinya Faiz sekolah dan di luar rumah, contohnya seperti ini;
  1. Mendampingi anak ketika memonton film kesukaannya, meskipun kartun dan tontonan anak, sebagai orangtua wajib untuk menerangkan bagian mana yang bagus dan bagian mana yang boleh ditiru.
  2. Usahakan untuk mendengarkan apa yang anak ceritakan, bisa informasi dari televisi maupun dari luar rumah. Beri pengertian tentang apa yang telah diterimanya, orangtua sebaiknya menjadi pendengar yang penasihat atas informasi apa yang diterima si anak.
  3. Selalu bertanya kepada anak, mengenai aktivitasnya di rumah, bisa juga bertanya kepada pengasuhnya apa yang dilakukan anak kita
  4. Komunikasikan dan diskusikan bersama pasangan, fleksibelkan waktu untuk mengantar anak ke sekolah, jangan sampai sebagai orangtua tidak pernah mengantar anak ke sekolah. Tujuannya untuk memberikan kenyaman dan rasa percaya diri kepada si anak, bahwa si anak merasa terlindungi akan adanya pengaruh orangtua dalam aktivitasnya di sekolah.
  5. Buat hubungan yang baik dengan teman-teman anak kita di sekolah maupun di luar rumah, pstikan mereka menjadi teman yang baik untuk anak kita dan kita sendiri. Alasannya, jika ada sesuatu yang ingin kita tanyakan mengenai aktivitas anak kita, mereka bisa menjadi sumber informasi.
  6. Latih agar anak kita selalu menceritakan apa yang dia alami, apa yang dia dengar dan apa yang dilihat serta apa yang dirasa. Sebagai contoh, kita bisa menceritakan apa saja yang terjadi pada kita seharian, siapa tahu anak kita tanpa diminta akan melakukan hal yang sama dengan kita.
Menurut aku pribadi, semua tingkah laku anak kita, semuanya berawal dari rumah dari pelukan, dari suara, dari kata-kata dan dari hati orangtuanya. Jika anak selalu mendengarkan nyanyian jazz setiap waktunya, yang terngiang di telingganya nyanyian jazz yang dominan daripada nyanyian dangdut kan? *** kok jadi nyanyian yaak?

Semoga kita semua menjadi orangtua yang benar orangtua untuk anak-anak kita kelak, aamiin. Dan, maraknya kasus-kasus kekerasan yang muncul baru-baru ini, menjadi pelajaran buat aku pribadi untuk selalu belajar menjadi pribadi yang patut menjadi orangtua, menjadi bahan introspeksi untuk kami selaku orangtua, apakah sudah sesuai jalur sebagai orangtua yang semestinya.

Salam
Astin


9 comments:

  1. makasih mak sharingnya,buat bekal nanti kl dah dikasih rizki anak...ngeri,ngeriiiiiiii benerlah berita di tv akhir2 ini,semoga kita dijauhkan dari hal2 yg negatif ya mak..

    ReplyDelete
  2. Yap, setuju mak...mari kita peluk anak2 kita erat2. Semoga tdk ada kejadian yg tdk mengenakan menimpa mereka...

    ReplyDelete
  3. Yap, setuju mak...mari kita peluk anak2 kita erat2. Semoga tdk ada kejadian yg tdk mengenakan menimpa mereka...

    ReplyDelete
  4. kebanyaan bermula dari tv ya kalau menurut aku

    ReplyDelete
  5. Berita di tv akhir-akhir ini emang menggemparkan dan bikin para orangtua harus ekstra waspada yah mak ..
    semoga anak Indonesia lebih terlindungi lg.. aamiin

    ReplyDelete
  6. Berita di tv akhir-akhir ini emang menggemparkan dan bikin para orangtua harus ekstra waspada yah mak ..
    semoga anak Indonesia lebih terlindungi lg.. aamiin

    ReplyDelete
  7. Betul banget, Mak. ortu harus peka ya terhadap perubahan anak2nya.

    ReplyDelete
  8. setuju. Benteng pertama itu adalah rumah

    ReplyDelete
  9. Betul betul betul. :) Dasar kesehatan anak itu memang dari keluarga rumah sendiri mba. betul juga seperti artikel ini: http://goo.gl/gMx1qE

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih