Tuesday 13 May 2014

Tentang Sisi Konsisten

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata konsisten berarti tetap tidak berubah-ubah, selaras, sesuai. Dalam hal ini perbuatan hendaknya dengan ucapan. Jika ditambah imbuhan konsistensi berarti ketetapan dan kemantapan (dalam bertindak), jadi mana yang ingin kupakai? tetap konsisten dengan arti tidak berubah-ubah, yup mengenai perbuatan tentunya.

Nah, menjadi seorang pribadi yang memiliki tingkat konsistensi yang tinggi apakah sesulit menemukan jarum di tumpukan jerami? sesulit itukah? semoga enggak ya. Aku juga berpikir, apakah aku sulit untuk mengatakan bahwa aku ini konsisten dan tidak konsisten, takut ternyata aku menjadi abu-abu diantara konsisten dan inkonsisten. 

Padahal, dari kecil sudah terbiasa untuk belajar konsisten dan diberikan contoh oleh orangtua dan guru. Dari segi agama misalnya, aku diberikan contoh untuk mendirikan shalat lima waktu dengan konsisten, iya kan? sehari lima waktu dan jika ada yang tertinggal berarti aku tidak konsisten, hubungan dengan Allah sudah cukup untuk mengasah diri agar senantiasa konsisten. Dari segi pendidikan, aku diberikan gambaran oleh orangtuaku bahwa tugas dan tanggungjawab sebagai anak adalah belajar setelah orangtua memberikan kesempatan dengan memasukkan ke lembaga pendidikan. Jika mangkir atau jika lalai tidak belajar, berarti aku tidak konsisten, konsekuensinya aku tidak mendapatkan nilai yang aku harapkan kecuali, ada rejeki dapat contekan, hehehe.

Tentang Sisi Konsisten, mungkin di setiap hari aku sangat membutuhkannya, tidak hanya untuk shalat dan belajar, namun ketika kita menjalani sebuah peranpun sisi konsisten harus selalu dibawa, loh ya. Maksudnya? Peranku saat ini menjadi seorang ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah. Nah, apa yang dibawa dari peran tersebut seharusnya kulakukan dengan konsisten atau tidak berubah-ubah. Jelasnya, untuk urusan bangun tidur, urusan dapur, urusan menghandle anak aku ingin tepat waktu yang bisa dibilang konsisten kan? apa enggak?

Hm..jadi ya kalau bangun pagi pukul 04.00 subuh, ya begitu seterusnya dan rutinitasnya juga tetap sama agar selesainya juga sama. Manfaatnya pasti ada, aku bisa memperhitungkan jika harus pergi pukul sekian, aku bisa karena biasanya aku melakukan rutinitas pukul sekian. Sisi negatifnya? heheee...seharusnya mah kalau sudah peran dan dijalani dengan ikhlas tidak ada sebuah hal yang memunculkan sifat bosan yaaak?

Aamiiin, semoga istiqomah dan tidak ada lagi inkonsistensi lagi untuk sebuah peran. Kalau bosan itu manusiawi, mungkin bisa dicari trik dan tipsnya agar senantiasa kebosanan itu tidak menghampiri terlalu sering.

Salam
Astin

5 comments:

  1. daan aku pun masih belajar terus tentang si konsisten ini, semoga kita emak2 ini selalu istiqomah dan ikhlas menjalani peran kita ya mbak....

    ReplyDelete
  2. susah sekali bagi saya untuk bisa konsisten bangun pagi, terutama adalah karena jam tidurnya juga tidak sama, kadang terlalu larut yang membuat terlambat bangun

    ReplyDelete
  3. hehehe..nyengir dulu...smpi skrg lg bljr konsisten harus ada niat yg kuat biar istiqomah hehe

    ReplyDelete
  4. semangaaaattt... aku juga g konsisten apalagi kalo males nyerang -_______-
    sama2 belajar istiqomah yuk maakk

    ReplyDelete
  5. aihhh kuninggg segerrrr oren2 blognya..selamat yaaa dah domain baru ^^

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih