Monday 5 January 2015

Kado Sandal Gunung di Giveaway Kado Terindah

Hallo 2015, beterbaran sebuah rasa, dalam kebahagiaan tersempil kesedihan, kesusahan namun itu tak berarti banyak, karena begitu banyak rasa syukur yang harus dipanjatkan. Giveaway pertama di tahun 2015 saya ikuti di sebuah Galaksi Pungky. Yup, sebuah kado terindah bakalan saya share untuk mendapatkan beberapa kado dari Pungky *sok yakin.

Ditanya apa kado terindah buatku, pada moment apa dan dari siapa? sebenernya banyak sekali, Pung. Cuma kalau diceritain semuanya bakalan kemlekeran dech, dan enggak ngerti akan berakhir seperti apa. Buatku, semua kado itu terindah namun mungkin satu yang akan saya ceritakan adalah sebuah kenangan yang bakalan tidak boleh dilupakan, karena di dalamnya ada mengandung sebuah pelajaran buat saya pribadi.

Pada jaman seragam SMP masih saya kenakan **Tsjah, dan pada jamannya anak-anak ABG mengenakan sandal gunung, kalau pingin tahu tahun berapa, itu tahun 1992. Astin remaja meminta kepada bapaknya yang bekerja sebagai PNS *penting diceritain. Beberapa kali astin mengajukan permohonannya baik langsung maupun tidak langsung melalui sang ibu tercinta. 

Biasanya kalau melalui ibu bakalan cepat di approvalnya. Jawaban bapaknda masih sama "Iya, nanti dibelikan" atau "Iya, melihat kebutuhan yang penting dulu" atau "Iya, tunggu bapak punya dana lebih ya, Mba. Bapak harus memprioritaskan membayar sekolah kalian" Hiks, lebay bin ajib sore-sore gini jadi nangis.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berbulan tak kunjung sandal gunung idaman dikenakan. Astin remaja saking banyaknya ngefans sama orang, mungkin lupa hingga tak pernah lagi menanyakan. Seingatku, memang astin lupa, lupa bahwa memiliki keinginan membeli sandal gunung.

Saking lupanya, pada hari Minggu, ibu sedang rewang di rumahnya bu Dimin, tentangga dekat yang jadi jauh jaraknya. Dan setelah anaknya bu Dimin bernama tanto mengambil dus snack, bapak mengajak astin remaja jalan-jalan, cuma berdua saja. 

"Ke mana, Pak?"
"Jalan-jalan" anak yang baik nurut, kan ya.
Seingatku bapak masih menggunakan mobil chevrolet tua, mengendari ke arah kota dan memarkirkan di pusat perbelanjaan mewah pada jamannya di Cilacap, yaitu RITA Pasaraya. Sampai di lantai dua, tempatnya sepatu dan sandal, astin imut belum mengingat bahwa pernah memiliki keinginan membeli sandal gunung, hingga bapak menanyakan "Masih ingin sandal gunung ga? cari sendiri yang seperti apa", 

Ya Allah, bapak saja masih ingat, astin remaja mungkin tidak punya malu dan tidak punya rasa empati kali ya...astin sekarang saja nangis kalau ingat jaman itu. Akhirnya sandal gunung warna biru menjadi milik astin pada jaman SMP. Di pakai buat ke acara perpisahan kelas, dipakai buat jalan-jalan di Purwokerto dan terakhir ingat jalan kuliah masih ada.

Jadi itulah kado terindah dari bapakku, momentnya mungkin tidak spesial namun maknanya sangat spesial buatku. Jika memiliki keinginan, tidak harus mutlak hari itu juga direalisasikan, harus sabar dan berusaha **itu sih kata bapakku. Hikmah yang saya ambil ketika saat ini punya anak, ya...jika anak meminta sesuatu jangan langsung dikasih,pengertian bapakku bahwa memprioritaskan yang penting terlebih dahulu juga sangat masuk akal. 

Dengan tidak mengesampingkan kado-kado terindah lainnya, kado sandal gunung yang diberikan bapak ketika saya sudah lupa itulah, sebuah kado terindah. Mengganti sebuah kado untuk bapak, pernah kami lakukan ketika jaman kuliah, memang belum banyak jasa pengiriman pada tahun 2000-an, jadi kami memberikannya langsung dan melihat binar berseri dari raut wajah bapak.


Salam
Astin 

17 comments:

  1. apapun itu kalo dari ortu, apalagi beliau mengingat setelah kita melupakannya pasti indah yo mak, bikin terharu biruu

    ReplyDelete
  2. kalo kado begituan mah demen juga aku mbak, lumayan sebagai obat bagi kaki yg suka pecicilan begini hehehe

    ReplyDelete
  3. langsung dipakai kemana-mana sandal gunungnya, ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. asal jgn sampe sandal gunungnya gak pernah dibawa ke gunung y mbk ?? hehehehe

      Delete
  4. belom pernah pake sandal gunung..padahal dulu waktu abg sempat pengen, kenapa ga kesampaian, saya jg gatau deh, malah minta beliin yg hak gede2 dan ga kepake. :(

    ReplyDelete
  5. kadonya bersejarah bgt ituu.. hihii
    eh kita ini sama loh mak.. penurut bgt jaman kecil dulu.. haha..

    ReplyDelete
  6. jadi ingat, saya pun pernah mendapatkan kado terindah dari ayah saya :)

    ReplyDelete
  7. Apapun kadonya tentu membahagiakan orang yang kita beri
    Selamat, Jeng menjadi salah satu pemenang Kuis Tebak Nama Model di BlogCamp.
    http://abdulcholik.com/2015/01/07/lebih-dekat-dengan-nurul-rahmawati/
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  8. kalo dari ortu, apapun seneeeeng :)
    menemani tiap langkah kaki, penuh keridoan

    ReplyDelete
  9. sandal gunung yang setia ya mak menemani kemanapun :)

    ReplyDelete
  10. Aku udah lama bangett ngga ke RITA. :D

    ReplyDelete
  11. benar-benar kado spesial....bukan kadonya yang diliat ya mak, tapi rasa bahagia yang menerimanya :)...good luck untuk GAnya

    ReplyDelete
  12. ini indah banget ceritanya...selalu suka baca kisah sama orang tua... :')

    ReplyDelete
  13. kado spesial dari orang yang spesial :)

    ReplyDelete
  14. So sweet ceritanya.. bapaknya selalu inget keinginan-keinginan anaknya :)

    ReplyDelete
  15. asyiknya.......dapat yang di idamkan... Bapak baik banget....

    ReplyDelete
  16. Hai, Maktin..

    Makasih banget yaa sudah ikutan Giveaway Kado Terindah. Semoga menang! :D

    Salam,
    Pungky

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih