Wednesday 4 February 2015

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Hallo sahabat blogger, kalian kenal saya? kalian saya kenal? ach gak penting, yang lebih penting adalah saya harus mengenal diri saya sendiri, siapa saya, bagaimana saya, dari mana saya? apa yang akan saya lakukan ketika menghadapi sebuah keadaan A? apakah sama jika saya harus menghadapi keadaan -A? Tak kenal maka tak sayang.

Mencintai dan Berdamai Dengan Diri-Sendiri

Pernah mendengar sebuah nasihat atau pepatah atau apalah namanya,
Tak Kenal Maka Tak Sayang.
Sejujurnya, saya kurang setuju dengan peribahasa tersebut, tak kenal maka tak sayang. Yang akan saya bahas adalah saya setuju dengan peribahasa tersebut. Tak kenal diri sendiri, maka bisa dipastikan akan tidak sayang terhadap diri sendiri. 

Untuk mencintai dan berdamai dengan diri sendiri, dibutuhkan untuk mengenal diri sendiri, banyak sekali cerita yang tidak mampu mencintai diri sendiri apalagi untuk berdamai dengan diri sendiri. Mencintai diri sendiri berarti mengerti benar, bagaimana jika tubuh kita dalam kondisi seperti ini. Jika memang diri kita tidak mampu untuk berada dalam kondisi tersebut dan memaksakan untuk tetap berada dalam kondisi seperti itu, akhirnya tubuh, badan, pikiran kita sakit, apakah bisa dikatakan mencintai diri sendiri?

Sama halnya dengan berdamai dengan diri sendiri, seberapa damai bisa dilihat dari seberapa diri kita mencinta diri sendiri. Misalnya untuk apa kita terus-terusan terpuruk dengan menyalahkan diri ini, selalu saja mencari kesalahan diri sendiri, harusnya begini, harusnya tidak seperti ini dan akhirnya menangis menyesali tindakan diri sendiri. Berdamaikah diri kita dengan diri sendiri? cukup berdamaikah keadaan tersebut?

Ketika Mencintai Diri-Sendiri

Alhamdulillah, kami, saya dan suami saling support dalam hal apapun, termasuk keuangan, ehehhee. Sejak awal pernikahan sudah memiliki komitmen, bahwa keuangan dipegang bersama, kami saling mengetahui pemasukan suami dan pengeluaran masing-masing. #Lahkok dibahas.

Contohnya, ketika suami memberikan nasehat buat saya ketika melakukan pekerjaan rumah atau yang lainnya. Sebagai seorang perempuan yang sangat aktif #Uhuk, melihat rumah berantakan akibat keaktifan anak dengan menyebar mainan, ditambah cucian piring yang menumpuk, pulang dari kantor dengan setumpuk permasalahan, apa yang saya lakukan?

Ngomel enggak jelas #Katasuami. Saya tetap melakukan beres-beres rumah, mulai dari depan hingga belakang, mulai dari sapu hingga menjemur pakaian dilakukan tanpa jeda dan sesekali dengan membuka mulut dan telingga yang mendengar cukup lelah.

Setelah itu, apa yang terjadi? badan saya yang seharusnya istirahat terlebih dahulu, kalaupun akan mengerjakan semuanya, ya lakukan dengan ikhlas, tidak dengan mengomel. Adakah kebahagian dari rumah beres dan cucian terjemur? adakah sunggingan senyum dari suami? adakah pujian dari anak-anak bahwa saya hebat? tidak!!

Apa yang terjadi? saya tidak begitu mencintai diri-sendiri, bagaimana saya akan mencintai orang lain? mencintai suami dan anak-anak, jika mencintai diri sendiri-pun tidak bisa. Lah? #Katasuami jika kamu memang mencintai diri sendiri dan kami, kamu melakukan semuanya setelah kamu tahu, bahwa badanmu perlu istirahat terlebih dahulu, kamu memforsir tubuhmu hingga akhirnya, lelah. Berarti kamu tidak mengenal dirimu, tidak mengenal tubuhmu, tidak mengenal akan bagaimana tubuhmu. #Catet

Berdamai Dengan Diri-Sendiri

Hm...tarik nafas panjang, saya jika sedang dinasehati suami atau ketika #Katasuami ke luar, saya menangis *cengeng? huhuuuu....enggak tahu. Alhamdulillah dikarunia suami yang mengerti saya, peluk suami.

Adakah yang pernah merasakan sebuah rasa yang membuat tidak bisa tidur? membuat kita ingin selalu bercerita bahwa saya ini, saya itu dan bagaimana ini, bagaimana itu, menyesal tak berkesudahan, berpikir ini kesalahan saya.

Hm...tarik nafas lagi. Saya sering dan berarti saya kurang berdamai dengan diri sendiri. Jika saya berdamai dengan diri sendiri, dalam tidur ayampun saya seharusnya bermimpi indah, meskipun hanya beberapa detik mata beristirahat.

Banyak hal dalam kehidupan saya, contohnya bisa di atas atau dalam pekerjaan sehari-hari. Saya tidak menyukai ada ayam atau hewan peliharaan berkeliaran di teras rumah. Saya terus-terusan ngomel tidak jelas tanpa adanya action, agar ayam tersebut tidak lagi menjadi masalah untuk saya.

Ketika suami bertanya? apakah orang yang mempunyai ayam, mengetahui kamu ngomel-ngomel? apakah yang punya ayam tahu, bahwa ayamnya berkeliaran dan meninggalkan kotoran di teras rumah? huhuuu...ya jelas enggak? kata orang, jangan dilabrak orangnya, nanti panjang urusannya, see?

Bukti nyata, bahwa saya musuhan sama ayam, look there *diambil dari sepeda motor tercinta


Lalu? kamu akan terus ngomel sepanjang hari? #Katasuami. Iya, kenapa saya harus ngomel-ngomel seperti air cucuran atap ya? kenapa saya tidak mengikhlaskan saja, punya tetangga yang memiliki peliharaan, konsekuensinya ya, membuang kotoran di rumah saya. Tapi itu tidak adil!!!!! musuhan sama ayam, hahaaaaa. 

Bapak-bapak di kompleks sudah membicarakannya di rapat RW, surat peringatan sudah dilayangkan, namun tidak ada tindakan, itu berarti orangnya memang ndablek, kalau saya terus ngomel tidak berkesudahan, tidak ada habisnya, yang ada saya malah seperti orang gila *haduh #Katasuami.

Lalu? ikhlaskan, jika saya tidak suka? segera tutup pagar yang terbuka, jangan ceroboh, jika tidak suka tinggal di sini, pindah saja, wenaaaak kami masih mengontrak, dong. Masalah kotoran ayam, masih bisa dibersihkan, sayang namun jika hatimu kotor karena ngomel dan apalagi melabrak yang punya ayam, apakah bisa dibersihkan sekali hapus? #Katasuami.

Jadi, berdamailah dengan dirimu sendiri, ambil hikmah dari semuanya, selagi bisa membersihkan kotoran yang pasti tidak akan setiap hari dan sebanyak pasir di padang pasir, lakukanlah tanpa ada omelan. Hatimu akan tenang, suaramu tidak akan habis dan tubuhmu akan lebih sehat.

Ya Allah, Alhamdulillah saya didampingkan dengan suami yang hatinya lembutnya minta ampun. Mengajari bagaimana untuk mengenal diri sendiri, mengetahui diri sendiri hingga akhirnya mampu untuk mencintai diri sendiri. Memberiku air yang menyegarkan ketika emosi saya sedang ke luar, dibilang saya gila kalau mengomel, mengajari untuk mengikhlaskan dan dengan rasa ikhlas, hati akan menjadi damai, satu #Katasuami  tidak membicarakan orang, apapun yang dia perbuat. #Tapi kan...tapi kan seru kalau dibicarakan. Kalian tahu, jika saya sedang membicarakan bahwa itu tu, memarkir mobil sembarangan, muka suami tidak menoleh sedikitpun ke arah saya, saya kan butuh pelampiasan sebetulnya.

Jadi, saya sudah mencintai dan berdamai dengan diri sendiri? jawaban saya, saya masih proses dan saya harap, akan semakin dewasa untuk mengenal diri sendiri, untuk mencintai dan berdamai dengan siri sendiri. Langkah yang saya ambil yaitu, benar-benar harus mengenal diri sendiri, silahkan dicoba sahabat blogger, jika kalian ngomel enggak jelas, jika kalian terus menerus menyalahkan diri kalian atau orang lain, adakah rasa tenang? #Jawabanku :saya sedang berusaha menjadi pribadi yang baik, aamiin.

"Postingan ini untuk mengikuti giveaway echaimutenan"





23 comments:

  1. Saya suka pointnya...berdamai dengan diri sendiri...
    Betul Mbak, berdamai dgn diri sendiri dahulu. Damai di hati, damai di bumi...

    Salam,

    ReplyDelete
  2. pada intinya dari diri sendiri dulu ya mbak, makasih udah mengingatkan :)

    ReplyDelete
  3. Yg case soal ayam itu aq hadapi juga loh Mak Astin. Kulabrak dong yg punya ayam. Tapi ya gitu deeehh... orangnya ndablek banget :(

    ReplyDelete
  4. wakz,untungnya di tempat tinggalku nggak ada yang pelihara ayam. emang kesel banget sih mak,bangett :(

    ReplyDelete
  5. Hidup bertetangga pinginnya rukun ya mbak.. Tapi rukun itu juga tergantung tetangganya hahaha... Pinginnya sih dapat yang baik, pengertian, suka kirim makanan dan nggak pelihara ayam yang bisa berkeliaran :D.. Ayam ohh ayam..

    ReplyDelete
  6. itulah, kadang berdamai dengan diri sendiri itu lebih susah, karena ego kadang masih bercokol di puncak.
    Saya pun akhirnya berdamai dengan diri saya, butuh waktu sebulan agar saya bisa menerima diri saya apa adanya.. :)

    ReplyDelete
  7. Aku malah suka miara ayam ...hihihihi
    Btw postingannya siipp...goodluck yaaa...

    ReplyDelete
  8. Smoga kita bisa mencintai diri sendiri dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi ya mak :)

    ReplyDelete
  9. suami yg menyejukan hati adalah pastinya suami idaman :) salam buat pak suami ya, suami yg keren :)

    ReplyDelete
  10. Sebelum brdamai sama orang lain, dahulukan damai sama diri sendiri

    ReplyDelete
  11. semuanya harus dimulai dari diri sendiri ya mbak? untuk menyayangi diri tentu kita harus terlebih dulu mengenali diri kita dan berdamai dengan diri sendiri.
    salam kenal ya mbak :)

    ReplyDelete
  12. Paling sulit memang berdamai dengan diri sendiri :D

    ReplyDelete
  13. duh, paling males deh berurusan sama yang ndablek

    ReplyDelete
  14. Bapakku miara ayam, dan berkeliaran di halaman belakang rumah aja, hehe

    ReplyDelete
  15. hihi aduh udah lama banget saya gak liat ayam nih mak. disini banyaknya kucing

    ReplyDelete
  16. Mba Astin, memang berdamai dengan diri sendiri ini semacam terapi apalagi yang sering emosian kayak saya :D

    ReplyDelete
  17. kok sama mb, di depan rumahku juga ada tetangga yang seenak udel bikin kandang ayam, kan polusi udara yah...huhuu

    ReplyDelete
  18. kalau begitu salam kenal mbak dari blogger baru sayama

    ReplyDelete
  19. Saya juga mau ngucapin Assalamu Alaikum Salam Kenal

    ReplyDelete
  20. makasih bos tentang infonya dan salam sukses

    ReplyDelete
  21. terimakasih gan tentang infonya dan salam bermanfaat

    ReplyDelete
  22. makasih bos infonya dan salam sukses

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih