Sunday 18 October 2015

Mampir di Masjid Raya Bandung

Dulu sempat iseng untuk mengumpulkan wisata masjid yang pernah saya dan keluarga kunjungi. Sudah ada beberapa di folder jalan-jalan-wisata masjid. Semenjak suami bekerja menjadi seorang wiraswasta dan saya masih bekerja, jadwal jalan-jalan mulai berkurang sedikit demi sedikit. Saya manut, orang namanya istri harus memberikan support kepada suami, yang sedang merintis bisnisnya. Inza Allah ada waktu yang tepat saya diajak jalan-jalan, malah sampai ke Masjidil Haram di Mekah, amiin.

Nah, lebaran tahun 2015 menjadi moment sederhananya. Saat perjalanan balik, saya dan keluarga kecil ini memasuki Kota Bandung pukul 06.00 pagi. Hotel semuanya cek in di atas pukul 12. Jadi, hari pertama di Bandung, muter-muter seperti gangsing. Baru hari kedua setelah istirahat cantik, jalan-jalan keliling Kota Bandung. Jalan-jalan saja, enggak mampir, cuma mampir ke Masjid Raya Bandung.



Awalnya enggak sengaja juga sampai ke Masjid Raya Bandung. Enggak ngerti juga malah, akan seramai dan seexited ini sampai di sana. Jujur-loh, ke mana saja saiyah? ada rumput sintetis di Masjid Raya Bandung. Pernah lihat sich Mba Armita posting foto habis berjemur di Masjid Raya Bandung.

Saling tanya, akhirnya saya mengiyakan untuk mampir ke Masjid Raya Bandung, meski sebelumnya saya rada enggak mau. Dari jalan, terlihat penuh sekali dan ketika memasuki ke tempat parkir, antri bu. Tempat parkirnya luas, namun penerangannya minim, malah kalau saya bilang agak gelap ya. Juga ada pedagang makanan di pinggir tempat parkir, sewaktu saya ke sana. 

Untuk pergi ke Masjid Raya Bandung, yang berada di atas tempat parkir, harus naik tangga. Ya kali, masa naik pesawat? eheem...tangganya mungkin belum selesai dibuat ya, agak kurang sempurna dan kotor. Protes saja Tanti? heheee, dan ketika sampai di anak tangga terakhir, Masya Allah...indahnya...pelataran Masjid Raya Bandung, terbentang rumput hijau dengan terpaan sinar matahari pagi yang segar.



Hijau dan sedikit terik, anak-anak berlarian, bersorak dan saling tertawa. Para orang tua mengawasi sembari bercengkrama dan ada petugas yang berkali-kali mengingatkan untuk membuang sampah pada tempatnya. Mereka memandu arah tempat sampah, atau jika jauh, silahkan sampahnya dibawa.

Alas kaki disimpan atau jika mau ditinggal saja di pinggir pelataran. Kalau saya, Alhamdulillah membawa plastik meskipun kecil. Besok lagi bawa yang besar ya bu. Penjual bola dan aneka mainan dan aksesoris anak segera menawarkan dagangannya. Sip okay, mumpung lebaran, Faiz mendapatkan jatah beli bola. Fira dibelikan topi ala puteri Belanda, ihiii abi yang memilihkan.

Saat itu Fira belum berjalan, coba sekarang dibawa ke sana lagi, bakalan senang sekali berlarian ke sana ke mari. So far, saya saja enggak mau pulang, kalau enggak panas yang bertambah panas. Jadi, kalau hendak mampir lagi ke Masjid Raya Bandung, sebaiknya after Subuh, sekalian melihat sunset. #Eh, lihat sunset?




6 comments:

  1. aa, sekarang bagus ya itu yg hijau karpet ya mba?? udah lama ga ke bandung

    ReplyDelete
  2. wah baru sempat liat dari pas mobil meluncur ajah nih, belum sempat mampir kesini

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku juga penasaran, kok ramai sekali ya..ternyata emang bagus y

      Delete
  3. Bagus sekali masjidnya ya mbak Tanti...
    Hamparan rumput hijaunya itu bagai permadani yang luas sekali... subhanallah... :)

    ReplyDelete
  4. Memang mesjid agung mengalami perubahan total sejak pa ridwan kamil jadi walikota, nah dari mesjid agung, temen-temn bisa juga mengunjungi jalan asia afrika dan taman cikapundung :)

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih