Memilih Barang = Mempertimbangkan Warna
Kalau saya, iya tuh...sudah lama sekali jika ingin membeli sesuatu, warna menjadi pertimbangan juga ketika membeli sesuatu. Tapi ya, enggak banget, sampai kudu enggak beli, misalnya butuh teko dan enggak ada pilihan warna yang saya sukai. Butuh sekali = beli, tanpa memikirkan warna pinknya enggak ada.
Tapi, kalau emang enggak butuh sekali ya...mau enggak mau, kepinginnya menunda dulu untuk membeli barang tersebut. Nunggu nanti, kalau pas melihat barang tersebut ada warna yang pas di hati, pas di mata dan pas untuk ditempatkan di rumah.
Warna Pilihanku
Warna biru, mendominasi masa kecilku. Ibuku menyediakan gelas untuk anak-anaknya sendiri-sendiri. Untuk membedakan antara gelas saya dengan gelas saudaraku yang lainnya, ibu memberi tanda. Tandanya adalah tutup gelas yang berbeda warna. Sampai sekarangpun masih, lho...ibuku membedakan tutup gelas, keluarga saya dengan keluarga saudara saya #ketika sedang mudik.
Jadi, warna biru sudah identik dengan saya, tidak juga tutup gelas, ibu memberi botol minuman, temapt makan, tas, sandal dan peralatan sekolah juga berwarna biru. Oleh karena itu, masa kecil hingga saya merantau ke Jakarta, warna biru mendominasi kamar kos saya.
Sampai suatu hari, ibu menanyakan warna tempat seserahan apa? saya menjawab cokelat keemasan ya bu. Nah, sudah berubah pilihan warna saya. Ketika hunting barang seserahan, saya memilih kerudung empat gradasi warna cokelat, baju tidur warna keemasan, sandal warna keemasan, baju muslim warna keemasan hingga handuk pun harus memilih yang cokelat. Baju akad nikah, baju resepsi dua kali, Alhamdulillah warna yang saya harapkan, terima kasih, ibu dan bapakku.
Warna-warna dalam Kehidupanku
Saya memaknai dalam kehidupan, warana-warnanya selalu berganti-ganti. Kadang muncul warna merah bersemangat, kadang berwana biru mengebu, warna hitam melegam ketika sedih memanja. Tentunya, tidak ada hidup yang tanpa warna, semuanya selalu berwarna-warni. Bukankah hitam dan putih juga warna? hitam ketika ada sedih menggelanyut manja dan putih ketika semua tanpa ada bekas.
Warna dalam kehidupanku pun, selalu berganti. Merah bersemangat menuai hari yang penuh senyuman. Tiba-tiba ada sedih dalam relungan hitam. Dengan warna -warna kehidupan tersebut, tentu Allah memberikan sebuah pertanda, bahwa hidup harus dihadapi, bahwa hidup harus terus berjalan, bahwa hidup harus banyak makna.
And so, bagaimana hari-harimu teman? banyak warna banyak cerita dan banyak hikmah bukan? semuanya tidak mungkin kita tinggalkan, semuanya harus kita hadapi, hadapi dengan senyuman meskipun perih melanda. Temani saya ketika ada sedih, tunjukan bahwa dengan senyuman kesedihan akan berganti dengan kebahagian, aamiin.
Sudut itu, dalam warna-warna kehidupan [2015]
sama, aku juga suka warna biru dari kecil. Tapi aku punya 2 favorit warna, biru, ungu, dan pink :D
ReplyDeletebiru kalau buat anak perempuan itu manis ya..hehee
Deletesemua warna suka....
ReplyDeleteCantiknya Astin pake kebaya :)
ReplyDeleteMbak Astin langsing bangettt ya..setelah punya anak bodynya ya tetep kayak perawan hehehe..ayu...rahasianya donkkkk...
ReplyDeletehidupku penuh warna sejak kenal mak astin astanti *tsaah.
ReplyDeletenagih pingin ketemu kamu lagi, Mbak..ehehe
DeletePokoknya pink! Hihi, ketika hamil anak pertama, cewek, saya yang tadinya agak anti pink, jadi gila pink. Dan, sampai saat ini masih terbawa kadang2. ;)
ReplyDeletehihiii, karena anak pertawa cewe ya Bun, hihii...
Deletetoooosss ah, barang2 saya kebanyakan juga warna biru...
ReplyDeletejika butuh banget sama barang tertentu tapi gak ada warna birunya = (terpaksa) beli
kalo ada warna biru tapi gak butuh = (tergoda) beli :D
hihihii, terpaksa ya, biru seru
Delete