Malam ini, keluar dari komplek perumahan, jalanan telah dipenuhi orang -orang yang mengendarai sepeda motor, mobil, berjalan serta ada yang hanya duduk-duduk di pinggir jalan.
Bersama anak-anak dan suami, ingin mencari makanan dan minuman segar, syukur-syukur mata dimanjakan percikan kembang api.
Dari pengamatan mata ketika keluar di penghujung tahun, adalah sebagai berikut.
1. Jalanan Macet
Jadi menjumpai jalanan macet di penghujung tahun, ya...baru saya rasakan empat hingga lima tahun ini. Sering-seringnya ya, melakukan perjalanan dari rumah ke rumah mertua.
Malam ini, memang sengaja makan di luar. Menikmati jalanan penuh dan padat oleh ledakan orang-orang yang saya lihat, rata-rata malah belanja di pinggir jalan.
2. Banyak Orang Berjualan
Hal ini dipergunakan oleh orang-orang yang berjiwa bisnis. Aji mumpung, jualan saja di malam pergantian tahun. Saya melihat ada banyak yang diperjualbelikan. Beberapa diantaranya, jagung bakar, kembang api, baju, sandal, buah-buahan, indomie goreng atau rebus dan banyak yang lainnya.
Jadi saya beli apa? Jika saya ikut-ikutan membeli jualan mereka, kendaraan yang berhenti di pinggir jalan, ikut menambah kemacetan jalanan, jadi ya...tutup keinginan membeli buah salak sekilo.
3. Berkumpul Bersama Keluarga
Yang biasanya pulang kerja malam hari, pulang lebih awal atau mengambil cuti beberapa hari menjelang penghujung tahun.
Ibu mertua saya juga selalu menginginkan anak-anaknya, berkumpul di rumah ketika malam pergantian tahun. Mundur satu tahun ke belakang, saya dan bayi kecil Fira menikmati suara kembang api dari kamar belakang di rumah ibu mertua. Suami dan anak sulung saya, pergi ke luar di depan rumah, melihat kembang api yang tidak berhenti hingga tiga puluh menit lebih. Tahun sebelumnya lagi, tahun baru bersama keluarga suami di Ciwidey Bandung. Kali ini, saya sendirian yang menikmati pesta kembang api, karena terbangun bertepatan pukul 00.00. Tahun inilah tahun yang paling mengesankan untuk saya, bangun di tengah malam dan dapat berkomunikasi intent dengan Yang Maha Pencipta.
4. Acara Bakar-Bakaran Makanan
Di rumah ibu mertua, selalu mengadakan acara bakar-bakaran. Entah malam ini, saya ingin menikmati pergantian tahun bersama keluarga kecil saya. Menikmati moment untuk saling introspeksi dan saling memberi masukan yang baik.
Saat masuk ke komplek perumahan, ternyata ada acara bakar-bakaran juga. Tapi saya tidak datang, tempatnya jauh sekali dari rumah dan anak-anak juga sudah mengantuk. Jadilah saya menikmati asap pembakaran dari ujung depan.
5. Menulis Resolusi
Sudah menulis resolusi? Belum, tapi sudah ada satu yang menjadi timeline dalam otak saya. Dengan resolusi tersebut, saya optimis hal-hal yang baik akan segera mengikuti.
Di timeline media sosial, saya telah melihat teman-teman telah menuliskan resolusinya. Saya sangat senang membacanya, otomatis saya mengaminkan dan ikut menanamkan dalam diri sendiri, untuk lebih baik lagi di tahun baru.
Setelah melihat kembang api yang bersuara duaaar duaaar di luar rumah, saya berbaring dan menidurkan putri bungsu yang telah lelah dan ketakutan mendengar suara-suara keras. Saya melirik jam dinding di kamar, jamnya terlalu mainstream. Saya selalu menginginkan memiliki jam dinding unik yang memiliki bentuk lucu atau tidak biasa. Jam dinding di rumah selalu berbentuk bundar atau kotak, kali ini saya ingin dibelikan jam dinding yang bentuknya bulat tapi ada hiasan-hiasannya.
Saat saya menatap jam dinding tersebut, suami bertanya "Jadi Resolusi 2016, apa?" hm...belum saya tulis memang tapi saya telah memiliki satu resolusi, yang semoga dapat merubah semuanya, aaamiin.
Tulisan ini dibuat dari menjelang pergantian tahun, ketika di dalam mobil menuju Karawaci hingga pagi ini, setelah berganti tahun 2016 di atas meja kerja saya. Jadi saya menulis yaa...satu tahun untuk membuat artikel ini. Selamat Tahun Baru 2016, Sukses selalu teman-teman. [2016:01]
ah bener sekali.. Makanya aku di rumah saja nih soalnya macet. Menikmati pergantian tahun baruku tidur aja haha
ReplyDeletenah kui, tidur setahuuun...yo...tidur 2015 bangun di 2016
Deleteaku gak pernah menemui apa-apa saat pergantian tahun kecuali orang2 di rumah hehehe
ReplyDeleteheheee. Mbak Lidya bisa saja.
Deletepertama kali pas taun baru saya gak nemu jalanan macet hehehe.. di sampit mah semacet macetnya, motor masih bisa jalan santai mba hehehe.. alhamdulillah sudah kumpul sama suami taun ini ^^
ReplyDeleteselamat tahun baru, mbaaa :)
Kenal Sampit darimu, gendhis.
DeleteAku sejak kecil memang tidak terlalu menyukai keramaian, meskipun bukan berarti tak suka tontonan, hehehe.
ReplyDeletejadi tahun baru juga tak kepengin melihat keramaianny, terlebih sekarang sudah U, hehehe
Selamat tahun baru, hope yang terbaik untuk semuanya
Aku bikin bebakaran juga dirumah. Kalau asap moga2 nggak terlalu mengganggu tetangga karena cuma api sekecil orang jualan sate, lagipun disini nggak empet2an rumahnya. Trus tetangga depan rumah aku kasih matengnya heheee
ReplyDeleteAku mau beli jagung terus mau bakar-bakaran ... ragu-ragu ...
ReplyDeletetakut haram ...
(qiqiqi)
anyway ...
semoga sukses dan sehat terus untuk masa yang akan datang
Salam saya Mak
Selamat tahun baruuu Mbak...
ReplyDeleteMalam pergantian tahun memang macet,
tapi tanggal 1-nya Jakarta lowoong~ senang!
Dari dulu selalu liat kembang api. Gak pernah berubah. :D
ReplyDeleteKalau saya cuma dirumah aja mba, ngeliat jalan udah macet begitu bikin males kemana2 :D
ReplyDeleteberkumpul bersama keluarga pastinya yg amat aku tunggu...
ReplyDelete