Wednesday 30 March 2016

Pengalaman Membuat Paspor Secara Online

Selamat siang, cukup panas udara di Tangerang sepanjang hari kemarin dan hari ini. Jadi, jika masih ada yang mau berpanas-panasan untuk mengantre, nanti dulu dech...apalagi kalau mengantrenya di tempat yang panas.

Saat ini, banyak kebutuhan kita yang sudah dipermudah oleh teknologi internet. Salah satunya adalah membuat paspor secara online. Saya sudah mencoba untuk membuat paspor online yang dibantu oleh suami. Jadi, saya hanya menyiapkan beberapa data yang dibutuhkan.
  1. KTP untuk memasukkan No Identitas,
  2. Alamat email
  3. Tinggi badan
  4. Identitas Ayah dan Ibu (TTL, Nomer telepon yang bisa dihubungi)


Setelah menyelesaikan angka pertama mendaftar secara online (entry data), kita akan dikirimi sebuah email. Email tersebut merupakan email konfirmasi dan kita akan diminta mencetak lampiran, berupa bukti pengantar ke bank. Setelah itu, kita diminta melakukan pembayaran di bank BNI.

Pembayarannya HARUS melalui Teller ya, tidak bisa melalui ATM. Detail Tagihan akan terlihat rinciannya sebagai berikut,
  1. Biaya Paspor : IDR 300.000
  2. Biaya Biometrik : IDR 55.000
  3. Admin Bank : IDR 5.000
Jadi total yang dibayarkan melalui Teller BNI adalah IDR 360.000. 


Kita harus langsung melakukan pembayaran, karena jika lebih dari lima hari, tidak melakukan pembayaran akan hangus. Suami saya yang melakukan pembayaran pada hari kedua setelah melakukan pengisian pada angka 1.

Setelah melakukan pembayaran, kemudian masuk pada angka 2. Verifikasi Permohonan yang salah satunya adalah memilih tanggal kedatangan. Jadi, suami dapat memilih tanggal untuk mengantar saya ke kantor Imigrasi kelas 1 Tangerang.

Setelah melakukan verifikasi permohonan, akan dikirim kembali sebuah email. Lampiran pada email tersebut, semuanya dicetak ya. Siapkan juga berkas-berkas persyaratan yang asli dan photo copy-nya.
  1. KTP dan di photo copy pada kertas A4, jangan digunting atau dipotong ya.
  2. Akte Lahir dan photo copy-nya
  3. Buku Nikah / Ijazah dan photo copy-nya
  4. Surat pernyataan, bisa dibeli di kantor imigrasi
Tanggal 22 Maret 2016 kurang lebih pukul sembilan saya berangkat dari rumah. Jangan ditiru ya, ini karena suami merasa kantor imigrasi dekat dengan rumah, jadi nyantai berangkatnya. Sesampainya di kantor imigrasi, saya pegang anak bungsu saya dan suami yang menghandle semua. Jadi saya tidak belajar bagaimana mengurus pembuatan paspor.

Saya bisa menceritakan sedikit gambarannya ya. Pertama akan ada verifikasi oleh petugas, proses ini cepat, karena kebanyakan para pembuat paspor online sudah paham, dokumen apa saja yang dibawa. Hanya saja, ketika saya photo copy, KTP nya digunting.

Setelah berkas rapi, saya mengisi surat pernyataan bermaterai bahwa dokumen tadi semuanya asli. Jika ingin membawa materai 6000 silahkan, jika tidak di koperasi kantor imigrasi juga disediakan, tapi beli ya. Surat pernyataan tersebut juga disediakan di koperasi juga. Ada pertanyaan tujuan pembuatan paspor. Saya isi buat jalan-jalan dong, eh kata petugas wawancara, ayo curhat dulu *laaah? ;)

Nomor antrean 059 itu rasanya seperti berada di ujung kota sana. Lama sekali, apalagi membawa dua anak yang ketika diminta duduk, mereka akan mengeluh lelah. Suami saya suami siaga sekali. Membawa Fira yang tidak mau diam dan Faiz duduk tenang setelah diberikan tablet.

Nomer demi nomer terlewati hingga giliran nomer saya masuk counter 3. Petugas wawancara tadi yang saya ceritakan seorang perempuan. Ramah dan mengajak saya curhat soal jalan-jalan. Jadi saya curhat saja dong, kan suami mau bawa saya jalan-jalan ke luar negeri, jadi ya, saya mau-lah diminta buat paspor.

Saat wawancara, KTP asli, Akte asli dan ijazah asli diminta. Karena saya tidak membawa ijazah, maka buku nikah yang saya berikan. Mohon untuk dokumen asli dibawa semua ya, takutnya yang asli malah ditinggal.

Wawancaranya hanya sebentar saja. Karena saya ber-KTP Jakarta Raya dan melakukan pembuatan paspor di Tangerang, saya diminta membawa surat keterangan domisili dari kelurahan. Foto cekrek harus menggunakan pakaian yang sopan, berkerah untuk yang laki-laki dan tidak boleh pakaian berwarna putih.

Paspor jadi setelah tiga hari kerja dan dapat diambil pada pukul 1 siang. Di dalam tadi itu sebentar saaaja, tapi menunggunya ampun dech, habis dua gelas jus buah naga, uli goreng, wafer dan kejar-kejaran sama Fira. ;(

Fira berkelahi dengan bocah laki-laki ini *berebutan balon ;(


Satu hari dari hari paspor saya jadi, saya baru bisa ambil. Jadi boleh datang pukul 8 pagi untuk mengambil nomer antrean. Oiya, harap untuk mencetak kembali email yang diberikan ya, ada barcode-nya untuk di scan saat mengambil nomer antrean.

Datang pukul 9 pagi lagi ;0 mendapat nomor antrean 028. Kali ini, anak-anak tidak diturunkan dari mobil, jadi hanya saya sendiri saja yang masuk ke kantor imigrasinya. Kurang lebih tiga puluh menit menunggu, nomer saya mendapatkan giliran. Tanda tangan pengambilan paspor, diminta KTP asli dan petugas meminta saya untuk photo copy halaman dua satu kali saja.

Teman-teman yang akan mengambil paspor, jika berhalangan mengambil sendiri, bisa diambilkan kok. Jika masih dalam satu KK boleh tidak menggunakan surat kuasa. Tapi jika pacar atau teman yang akan mengambilkan, silahkan membuat surat kuasa bermaterai 6000 yak.

Paspor saya sudah jadi dong, kedip kedip ke suami, kapan diajak jalan-jalan ke luar negeri ;( Hiks, tadi pagi suami membuka file, untuk mencari paspornya. Dari luar kamar, saya mendengar suara kekecewaan dari suami. Ada apa? saya pikir paspornya rusak atau robek, karena Fira sedang senang membawa kertas. Paspornya akhir maret ini habis ;(. [2016:03]

17 comments:

  1. Makasih mbak Tanty, mumpung banget mau beli paspor :D

    ReplyDelete
  2. Wah, makasih Mbak Tanti. Really appreciate it. :) bisa dipake kalo mau bikin nanti-nanti.

    ReplyDelete
  3. Aku juga bikin paspornya online mbak, sekarang malah mau perpanjangan. Memang jadi lebih mudah buat paspor via online, nggak ribet ngantri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup Mbak, lebih enak online. Dulu suamiku di Semarang enggak pakai online, sekarang perpanjangan kudu pakai online dech,

      Delete
  4. wah, aku juga baruuuu mau bikin postingan soal bikin paspor online. Enaknya sih pas ke kantor imigrasi bisa ngelewatin antrian puanjaaaaang yang baru mau daftar...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehhee betul betul betul, pada antrim kita serahin berkas, duduk, dipanggil deh untuk foto dan wawancara, tulis lah Mbak, heheee, masih banyak yang pada antri juga tuh

      Delete
  5. terimakasih banyak atas informasinya mbak...

    ReplyDelete
  6. Belum pernah ngurus paspor online. Terakhir aku perpanjangan akhir tahun kemarin, alhamdulillah lancar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lumayan mengurangi waktu mengantri di verifikasi data Mbak,

      Delete
  7. Wah sekarang mau bikin passport jadi makin mudah ya mbak. Ulasannya sangat menarik. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. semua kebutuhan sekarang dimudahkan dengan teknologi internet, terima kasih kunjungan dan undangannya,

      Delete
  8. Kebetulan mau buat paspor, kalau kaya gini jadi lebih efisien, bolak-baliknya lebih sedikit.

    Thanks infonya Mba.

    ReplyDelete
  9. nanti deh kalau perpanjang aku buat online ya

    ReplyDelete
  10. nunggunya lama bgt deh kl buatnya langsung, mendingan lewat online yah..makasii ka infonya

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih