Friday 16 December 2016

Catatan Perjalanan Pulang Kampung Desember 2016

Setiap perjalanan pasti memiliki banyak catatan sendiri-sendiri. Begitu juga perjalanan pulang kampungku, di bulan Desember kemarin. Perjalanan pulang kampung kali ini, memang serba mendadak. Ada saudara yang mendapatkan musibah, jadi suamiku memutuskan untuk pulang kampung untuk berkunjung ke Kebumen, Jawa Tengah. Sekalian lah yah, mampir ke Cilacap, di kampung halamanku, tercinta.

Berangkat hari Sabtu, 10 Desember 2016 setelah Faiz menyelesaikan ujian semester di hari terakhir ujiannya. Membawa bekal masakan rumahan dalam wadah tupperware. Tujuannya apa, supaya masakan gak mubazir dan ngirit di perjalanan pulang kampung-nya, gitu. 🚐

Perjalanan Tangerang ke Cilacap 20 Jam


Tujuan awal adalah kota Kebumen. Berangkat pukul 11 siang, panas-panasnya kota Tangerang kemarin. Keluar dari perumahan, sudah ketemu kemacetan ke arah toll Karang Tengah. Jadi, diputuskan untuk lewat toll Serpong aja. Sampai di Kebon Nanas, kemacetan ke arah Serpong juga mengular. Tanpa pikir panjang, masuklah mobil ke toll Kebon Nanas atau Cikokol.

Baru beberapa menit masuk toll, perjalanan sudah tersendat. Kemacetan parah yang entah beberapa kali aku temui. Salah ternyata prediksiku, padahal libur cuma dapat ambahan 1 hari, jalanan makin padat saja😪

Masuk rest area Karang Tengah, dari jam 13 siang sampai kurang lebih jam 3 siang. Makan bekal, sholat sampai beli air kemasan dan istirahat. 🍚🍨

Ini camilanku, mana camilanmu? @rest area Karang Tengah


Aku sempat tertidur dan bangun di toll Pasar Rebo pukul 16.30 sore. Rasanya sudah mpe kampung halaman, tapi baru selemparan pandang saja dari arah Tangerang.

Gak ada info apa-apa dari MTNC Polda Metro. Palingan cuma penumpukan kendaraan di toll Cikampek karena ada pekerjaan LRT. Ngecek toll Cipali dan Nagrek juga enggak ada tanda kemerahan di maps. Jadi, bingung juga waktu suami tanya, kita mau lewat mana? kujawab Cipali saja. Diminta cek Brexit, oke cek, gak ada titik kemacetan. Macet cuma di jalan raya Tegal-Cilacap saja.

Masuk ke rest area di Cikampek, adzan maghrib menyambut dengan suara yang sangat merdu. Sholat trus makan malam di Solaria. Faiz pesan ayam goreng tepung, Fira aku pilihin mie ayam, trus abi sudah makan bekal dari rumah. Akhirnya pesan lagi mie ayam sama kopi. ☕

Menyusuri toll Cikampek tidak begitu padat, sampai ke Cipali juga hanya beberapa amobil saja. Laju kendaraan cukup kencang, aku sampai protes ke pak suami. Apalagi hujan mengguyur deras. Sampai ada suara seperti kapal terbang dari arah gerakan mobil, dipadu dengan angin dan guyuran air hujan. Serem dech, suaranya. Sampai Fira gak mau duduk sendiri, maunya dipangku gitu.

Keluar toll Ketanggungan, aku tidur-tidur ayam. Faiz ngobrol sama abinya, suaranya masih on 24 jam. Tapi suamiku sudah down staminanya. 😴 jadi berhenti di Indomaret. Enggak lama berhenti di depan Indomaret, pintu tokonya ditutup. Lihat jam, ternyata sudah jam 11 malam.

Suamiku melanjutkan perjalanan setelah membeli promagh. Atuhlah, minum kopi, asam lambungnya naik. Kasihan banget, mau gantiin, enggak mungkin kan yah, nyetir di jalan orang, malam hari pun. Setelah itu, aku tertidur dengan tertib.

Dalam tidur dan bangunku, aku benar-benar merasakan, jalanan rusak parah. Bergelombang dan berlubang yang enggak cantik. Sepanjang jalan dari keluar toll Ketanggunangan, sampai masuk kota Cilacap, aku merasakan jalan sangat tidak bersahabat.

Terbangun tak lama setelah suamiku memarkirkan kendaraan di POM Bensin. Jam 3 pagi, entalah sebelumnya suamiku sudah berhenti lagi, atau ini pemberhentian setelah dari Indomaret. Suamiku tidur aku yang terbangun nyari toilet.

Alhamdulillah, toilet di POM Bensin ini bersih banget. Aku acungin jempol empat, pinjem jempol tangan Faiz. Di toilet ini, disediakan sandal ganti untuk masuk toilet, jadi lantai kamar mandinya bersih. Ada pewangi kamar mandipun. Aku dua kali ke toilet ini, iyalah ada kotak buat naroh uang juga.


POM Bensinya cukup lengkap loh, ada toilet bersih, minimarket tradisional, mushola dan ada penjual kue pancong. Aku beli satu porsi, isinya 8 harganya 3000 rupiah. Aku sempat tanya, kenapa jalanan rusak parah ya?

Kue Pancong Pagi di jam 3 pagi @Karang Kemiri

"Sepanjang hari hujan, jadi jalanan rusak. Apalagi sekarang banyak truk besar lewat sini, sejak enggak ada pungli". "Dulu mah, enggak lewat sini, lewatnya jalur tengah"
Udara di luar mobil dingin bangeeeet. Aku aja sampai bosen nunggu suamiku tidur. Jadi ya, tidur lagi sampai suamiku bilang sudah subuh. Waaah, langit sudah terang, perjalananpun dilanjut. Akhirnya mataku melihat nama desanya : Karang kemiri.

Rencana berubah, gak langsung ke kota Kebumen, tapi ke Cilacap dulu, biar bisa istirahat dengan nyaman. Jam 6 pagi sampai di Jeruk Legi, suamiku ngantuk berat. Mata sudah merah, bahaya kan nyetir sembari tidur. Jadi, berhenti lagi di depan Alfamart sampai satu jam.

Alhamdulillah sampai di rumah Cilacap dengan selamat. Dengan waktu tempuh selama hampir 20 jam. Luar biasa sekali eprjalanan pulang kampung bulan Desember ini. 😕

From Cilacap go to Kebumen


Hari ke dua di kampung halaman, jadwalnya ke Kebumen setelah seharian kemarin istirahat. Jam 8 berangkat dari rumah dan berkeliling kota Cilacap untuk beli oleh-oleh, main di Laris tekstil trus cuz ke Kebumen.

Kembali menemui jalanan berlubang dari Sampang menuju Buntu. Setelah Buntu, jalanan lumayan bagus. Sampai Gombong, suamiku ngajak makan di sate bebek Yu Sirus. Kata temennya, sate bebeknya yu sirus ini enaaak bingit. 😌 Ternyata enak pakai, banget, sampai nambah satu porsi buat dicamili di jalan.

Sate Bebek Yu Sirus @Tambak nampol gurihnya
Baca Juga : Gurih dan Empuknya Sate dan Gule Yu Sirus

Sholat Dzuhur di Masjid yang aku lupa enggak baca namanya. Masjidnya sederhana tapi mukenanya bersih.

Sampai di Kebumen, ada kira-kira pukul 2 sampai pukul 5 di rumah saudara suami. Sempat makan gule ayam lagi, loh si Faiz. Padahal sudah menghabiskan dua porsi gulai bebek. Top anakku ini dech.

Perjalanan pulang, Faiz minta lagi sate bebek. Tapi enggak di Yu sirus yang kanan jalan dari arah Yogyakarta. Pilihannya di kiri jalan dari arah Yogya adalah Sate bebek Pak Encus. Rasanya enggak kalah juga dari Yu Sirus.

Sate Bebek Pak Encus @Tambak


Sholat Maghrib masih di Gombong juga. Masjidnya bagus tapi mukenanya aduuh, nahan nafas dech. Kebetulan banget, perjalanan pulang kampung yang mendadak ini, mukena kok ketinggalan.Sempat beli gethuk goreng H. Tohirin buat orang rumah.

Sampai di Cilacap pukul 8 malam, sudah ada mie jawa dan martabak Alaska. Trus bobo cantik di sofa depan tipi.

Perjalanan Cilacap ke Bandung


Sudah tiga kali perjalanan dari Cilacap ke Tangerang, mampirnya selalu Bandung. Sepertinya Bandung menjadi kota transit buat aku dan keluargaku.

Jalan dari Cilacap tepat pukul 10 pagi, karena nungguin mendoan mateng. Trus beli oleh-oleh krupuk Tengiri lagi di Cita Rasa. Suamiku bilang kalau badannya kurang fit alias ngedrop. Sholat Dzuhur di Wangon.

Rute selatan kabarnya enggak parah-parah amat seperti jalur Tegal-Cilacap. Aku mampir ketemu kakakku yang tinggal di Ciporos. Kebetulan kantornya di depan jalan nasional. Janjian di rumah makan Sukamanah yang dekat dengan kantor. Makan siang pakai ayam bakar dan ikan bakar.

Cah kangkung terenak kata Faiz @Rumah Makan Sukamanah


Faiz sama Fira seeng banget, bisa kasih makan ikan yang ada di kolam. Rumah makan Sukamanah, ada masjidnya. Bagus loh masjidnya, tapi sayang mukenanya sangat kotor.

Tepat pukul 3, aku pamit untuk melanjutkan perjalanan. Jembatan di Banjar ada yang rusak, jadi jalan dialihkan. Masuk ke Tasik sudah menjelang maghrib. Jadi berhenti di warung makan yang ada masjidnya.

Makan sop iga harga 1 porsi 35.000. Lumayan enak lah ya, nama rumah makannya lupa. Masjidnya bagus juga tapi kebetulan aku pakai mukena yang ada minyak wangi, yang enggak banget.

Aku sebetulnya berharap naik di Gentong sebelum maghrib. Tapi suamiku sudah terlalu cape. Jadi, naik ke Gentong cuaca sudah gelap. Alhamdulillahnya pas jalan yang berkelok dan naik tinggi banget, sepi. Jadi jalan dengan lancar.

Garut sampai Limbangan, baru jalanan mulai padat, tapi kadang jalan sendirian, karena suamiku emang enggak mau mendahului trek yang berjalan lambat. Pas ada jalan bagus dan aman, baru dech mendahului.

Masuk Nagrek jam 8 malam, yang tadinya mau lanjut pulang Tangerang akhirnya memutuskan cari hotel di Traveloka. Huhuuui, emang sudah jodoh Bandung buat transit dari perjalanan pulang kampung.

Apa kabar Zest Hotel? dua kalinya aku ke sini @ZestHotelBandung


Hotel yang diharapkan seperti waktu Lebaran kemarin, Di daerah Sukajadi, Zest Hotel namanya. Jadi, udahlah, tinggal lewat toll lagi, nyampe dech di Hotel jam 9 malam. Total waktu tempuh Cilacap ke Bandung dengan jalan santai ditambah ngrumpi di Sukamanah hampir 11 jam.

Kembali ke Tangerang dari Bandung


Hari Rabu, suamiku ada pekerjaan. Jadi, subuh-subuh sudah bangun dan bangunin anak-anak yang sedang mager-mager nya di bawah selimut kasur hotel yang empuk menal menul. Kasihan, tapi daripada kepalang kena macet di Bandung?

Pukul 6 pagi cek out dari Zest Hotel Sukajadi, Bandung. Mampir di rest area ke dua, atau yang paling besar setelah Bandung. PIngin makan di Solaria, malah belum buka jam segitu. jadi, main dulu di taman rest areanya sama Faiz.

Taman di Rest Area ke dua setelah Bandung. Pic by Faiz


Trus ngintip ruko yang ramai sekali pengunjugnya. Walah jualan bubur ayam to? belilah aku bubur ayam satu mangkok dan dua bubur sumsum. Total semua 36 ribu. Buat sarapan sepanjang perjalanan.

Masuk ke jalan toll dalam kota Jakarta disambut dengan gegap gempitanya kemacetan ibukota. Aku mah tidur aja dan terbangun sampai di toll Pondok Indah jam 9 pagi. Untuk sampai ke rumah, harus lewat toll Karang tengah.

Melihat jalanan yang sedikit kumuh setelah Green lake, seperti sudah sampai rumah. Fira yang tadinya rewel, ngelihat gerbang di depan perumahan, langsung seger mukanya. Yup, tepat jam 10 mobil sudah parkir di garasi rumah. Total waktu tempuh dari Bandung ke Tangerang 4 jam sudah termasuk istirahat di rest area selama 1 jam lebih.

Kebayang kaah? berapa lama pantat ini duduk di dalam mobil? melakukan perjalanan pulang kampung yang sebenernya sangat melelahkan, tapi aku bahagia. Anak-anak juga seneng, meskipun hari ini Faiz ke dokter. Bukan karena cape, tapi karena minum air dingin terus selama di perjalanan.

27 comments:

  1. Suamimu orang Kebumen to Mbak? Walah ternyata nggak jauh ya dari tempatku Kutoarjo, masih orang Jateng juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keluarga suami, Mbak, di Kebumen. Kutoarjo ada juga temenku, cah Unsoed

      Delete
  2. wow perjalanan panjang ya, padahal libur hanya 3 hari
    Jadi ingat perjalananku ke Dieng pas libur lebaran kemaren, ikut kejebat di Brexit, memang melelahkan sih tapi ya dinikmati aja biar gak bete
    Btw aku yo ngiler liat sate bebeknya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya setuju kalimat terakhirnya Mba Arni, sate bebeknya menggiurkan :D

      Delete
    2. Lebaran kemarin iyaaa, di Brexit macet, tapi enggak begitu lama karena aku pulang H+2

      Delete
  3. Wahhh lama ya 20 jam..jalanannya rusak bengt ya skrng...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rusak parah, banyak lubang jadi menimbulkan kemacetan

      Delete
  4. Deuhh pekan lalu kan ada harpitnas..
    Cuapee bgt pastinya stay di kendaraan yg bergerak lambat

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa, tapi aku kebanyakaan tidur dich, hehehe

      Delete
  5. Wah, perjalanan yang lumayan, ya, Mbak?

    ReplyDelete
  6. Lama juga ya, Mbak. Lebih lama dari perjalanan pulang kampung saya lewat darat. Kalau saya sekitar 9 jam kemarin itu perjalanan ke Balikpapan :D
    Pengin mudik juga nih, tapi sepertinya bulan depan aja. Menjelang akhir tahun khawatir harga tiket mahal :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Normalnya 8-10 jam Mbak, kalau kami melakukan perjalanan sering berhenti, jadi lama ditambah jalanan rusak, ;)

      Delete
  7. rinci banget catatanya, jelas tidak padat namun bisa dipercaya hehe

    ReplyDelete
  8. Kalo jalan2 jauh paling seneng pas nyampe hotel,rebahannn...

    ReplyDelete
  9. Sate bebeknya bikin ngiler nih. :O

    ReplyDelete
  10. Catatannya lengkap. Kalau lagi di perjalanan, saya bawaannya lelah mulu, jadi nggak begitu memperhatikan sekitar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini kurang lengkap ya, banyak yang gak ditulis jga, lelaaah iyaa pasti...apalagi bawa anak-anak

      Delete
  11. Belum pernah makan sate bebek. Kok jadi pengen coba juga ya? :v

    ReplyDelete
  12. Aku kok fokus sama sate bebeknya, ngiler liatnya deh Mba.. Belom pernah coba. Di Bandung kayaknya masih jarang nih huhu

    ReplyDelete
  13. Duh mbak, aku fokus ke sate bebeknya deh beneraaaaaan :3

    Salam,
    Asya

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih