Monday 3 June 2019

Doa dan Harapan di Akhir Ramadhan


Ramadhan mengapa begitu cepat engkau berlalu
Berlalu meninggalkanku dalam keadaan terbata tak sanggup melepaskanmu
Masih ingin kubermesra dengan Ramadhan sampai basah seluruh pakaianku
Memohonkan doa, mentadaburi ayat-ayat cinta-Nya dan terus melantunkan dzikir

Ramadhan mengapa begitu cepat engkau meninggalkanku
Meninggalkanku yang masih ingin terus berlomba menyibukkan diri bersamamu
Tidak ingin ku sia-siakan begitu saja waktu bersamamu
Mohon maafkan jika ada saat kutak melukiskan indah bersamamu, Ramadhan.


(astin astanti, Ramadhan 29)

Bulan Ramadhan tinggal beberapa hari lagi akan digantikan bulan yang lainnya. Jika boleh menganalogikan dengan atasan di kantor. Rasanya saya ingin tetap memilih atasan kantorku tidak pernah pergi. Jika atasan kantor sama dengan bulan Ramadhan. Bersamanya hati menjadi tenang, berlomba-lomba mengerjakan ibadah dan kebaikan. Karena di dalamnya ada banyak sekali kebaikan dan pahala yang berlipat ganda.

Tapi semua kebaikan dan ibadah di bulan selain Ramadhan seharusnya tetap sama dengan bulan Ramadhan, bukan?. Mengapa saya senantiasa pilih kasih dalam beribadah dan berbuat kebaikan? Semua bulan adalah milik Allah. Adilkah jika saya masih berpikir ibadah dan kebaikan di luar bulan Ramadhan menjadi standar-standar saja?

Ya Allah, mohon ampun atas pemikiran yang dangkal ini. Betapa berbuat kebaikan dan ibadah masih terus berharap pahala yang berlipat ganda. Masih melakukan perhitungan yang amatir, tanpa memikirkan ada Allah yang senatiasa melihat apa yang tidak terlihat.

Harapan demi harapan terajut sedemikian rupa
Berharap dapat bertemu dengan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya kembali
Bercanda dan bermesra dengan indahnya Ramadhan



No comments:

Post a Comment

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih