Tuesday 20 April 2021

Meningkatkan Kualitas Diri - Day 8

Menuliskan target yang ingin dicapai pada tahun 2021 ini, rasanya seperti ditepuk-tepuk punggungku. Mungkin, saya adalah salah satu orang yang tidak pernah atau jarang membuat sebuah resolusi atau target. Padahal, hidup tanpa guideline / target itu rasanya seperti berjalan di air. Tak pernah tahu kapan akan sampai ke tujuan.

meningkatkan kualitas diri

Setiap hari, saya selalu berusaha menanamkan kepada diri sendiri, bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Tentunya ada hal-hal yang diberikan highlight, apa saja yang harus diperbaiki dan bagaimana cara untuk memperbaikinya.

Sebagai seorang muslim, saya selalu mengukur peningkatan kualitas diri ini dari sikap dan keadaan hati. Jika sikap yang keluar masih tidak jauh berbeda dari dua atau lima atau dua belas bulan yang lalu, saya gagal. Keadaan hatipun demikian, jika keadaan hati masih gundah gulana dan sering merasa tidak tenang dan nyaman, itu artinya, saya harus mengkoreksi keadaan hati.

Perdana nih di tulisan ini, saya akan menuliskan target-target yang ingin dicapai pada tahun 2021. Kebetulan sekali ya, menuliskan pada bulan Ramadan, Insya Allah dimudahkan dan diberikan petunjuk untuk berjalan di tahun 2021 ini.

Target Pribadi Tahun 2021
  1. Sehat Lahir dan Batin
  2. Membaca Al Quran Juz 30 secara berulang-ulang
  3. Sabar Menemani Suami Merintis Bisnis
  4. Sabar Mengasuh dan Mendidik Anak-Anak (PJJ)
  5. Memperhatikan Saudara 
  6. Memperbaiki Hubungan Pertemanan ( Nyata dan Maya )
  7. Produktif Menulis dan Mempelajari Ketrampilan yang Mendukung Target-Target di Atas

1. Sehat Lahir dan Batin


Bagaimana supaya target sehat lahir dan batin dapat terjadi? tentunya harus ada perubahan dalam diri sendiri dan meningkatkan kualitas diri untuk lebih baik lagi dalam menyasar sehat lahir dan batin. Mudah untuk dituliskan, mudah untuk direncakanan, namun kenyataannya sangat pahit hik hiks.

Pasca dinyatakan selesai isoman, saya dan keluarga rajin sekali dong, jalan pagi di Green Lake City. Beberapa kali kami sempat jogging dan sayangnya, berjalan hanya beberapa kali. Hiks sedih. Memang rencana itu harus dikuatkan dengan pecutan-pecutan.


Insya Allah untuk kesehatan lahir dan batin, saya akan mendiskusikan kembali rutinitas jogging waktu lalu.

Kesehatan batin, tentu saja didapat dari kesehatan lahir terlebih dahulu. Alhamdulillah saya teratur mendengarkan kajian-kajian dari ustadz dan ustadzah online, saat menyelesaikan pekerjaan rumah. Saya membuat jadwal untuk mendengarkan kajian online tersebut, sejak sebelum badai covid menyapa. Saat ini, Alhamdulillah masih berlangsung, tetapi masih diisi dengan kajian bulan Ramadan.

2. Membaca Al Qu'ran Juz 30


Saya merasa sangat kurang sekali untuk menghafal Al Qur'an. Hal yang saya lakukan adalah mendengarkan kajian dari salah satu ustadz yang terus mengingatkan untuk selalu cinta dan dekat dengan Al Qur'an.

Saya selalu menonton tayangan anak-anak berusia balita, yang sudah dapat menghafal Al Qur'an. Ada juga beberapa anak-anak kurang beruntung, di mana fisik dan mental mereka tidak lebih baik dariku, namun mereka dapat menghafal Al Qur'an, siapa saya? hiks.

Oleh karena itu, dalam keterbatasan yang ada (Sedih sekali nulis keterbatasan - waktu dan tenaga-) ada cara yang telah dilakukan oleh salah satu hafidz Quran, bahwa dengan membacanya berulang-ulang, Insya Allah akan ada yang "nyantel" atau terhafalkan.

Cara lainnya, saya juga selalu mendengarkan murotal surat Al Qur'an. Contohnya saat malam hari sebelum tidur, saya mendengarkan QS Al Mulk. Pada pagi hari menjelang waktu dhuha, saya mendengarkan QS Al Fajr dan QS Ad Dhuha.

Taget saya dalam satu bulan ini adalah Al Qur'an juz 30 yang terus diulang pada bulan Ramadan. 

3. Sabar Menemani Suami Merintis Bisnis


Memiliki suami yang bekerja berdiri di atas kakinya sendiri. Mau mendapatkan penghasilan besar harus rajin ikhtiar. Saya dan suami memiliki impian, pensiun sebelum usia senja, sehingga dapat melakukan traveling bersama anak-anak yang sudah dapat berdiri di atas kaki sendiri, keliling dunia, aamiin.

Hal yang saya lakukan adalah tidak merengek saat Hari Sabtu dan Minggu serta hari libur, suami pergi ke proyek untuk menemui konsumen dan berikhtiar supaya terjadi closing. Ya Allah, ingat sekali, dulu tuh, saya selalu merengut dan selalu menelepon suami, setiap detik, apalagi saat suami pulang malam, pasti nangis dan nangis karena harus menjadi satpam.

Alhamdulillah, pelan-pelan mulai menyadari, bahwa di balik kesuksesan seorang suami itu ada istri yang ridho dan sabar. Sabar menunggu suami pulang dari kerja, sabar mendoakan yang terbaik untuk suaminya saat suaminya sedang bekerja maupun sudah berada di rumah.

Saya juga mendapatkan bimbingan, ilmu dari suami mengenai bisnis yang sedang dirintisnya. Suami selalu mengajak saya untuk menonton tayangan video dari mentor-mentor bisnisnya. Saya harus mau berada di dekatnya dan mengetahui bisnis dan rekan kerjanya.

4. Sabar Mengasuh Anak-Anak 


Apa kabar PJJ Anak, Bun? Alhamdulillah saya sudah lebih baik dari awal menghadapi anak PJJ. Awal PJJ dulu, wajar ya, Bun gagap dan banyak drama. Alhamdulillah tidak membutuhkan waktu lama untuk drama-drama PJJ.

Alasannya satu, Bun. Saya tidak ingin mendapatkan tekanan batin dan tidak ingin juga anak-anak tidak enjoy saat belajar bersama saya. Yah, meski kadang masih ada drama, wajarlah ya, Bun. Saya bukan malaikat tanpa sayap yang selalu lurus.


Cara yang saya lakukan supaya tetap istiqomah dan meningkatkan kualitas diri, supaya anak terus merasa nyaman saat belajar bersama, adalah mendengarkan kajian online. Ada satu ustadzah yang terus saya ikuti karena telah membantu menonjolkan kekuatan dari kepribadian yang dipandang negatif oleh banyak orang.

5. Memperhatikan Saudara


Astaghfirulloh, saya terlalu terlena dengan adanya kesibukan selama pandemi ini. Rasanya hidup ini terpagarkan tembok yang kuat sekali untuk melangkah keluar atau sekedar mencari nama-nama saudara untuk ditelepon.

Alhamdulillah meski demikian, keluarga dekat, keluarga dari kakek dan nenek masih terus menghubungi. Mungkin itulah cara Allah untuk mengingatkan saya supaya tidak lupa, bahwa ada saudara-saudara yang harus diperhatikan meski melalui sambungan telepon.

Insya Allah pandemi segera berakhir ya, kasusnya makin menurun, vaksinasi menyeluruh dan saya dapat nyaman bersilaturahmi ke semua kelaurga besar, aamiin.

Cara untuk meningkatkan kualitas diri untuk memperhatikan saudara adalah, berusaha menyempatkan untuk berada di waktu-waktu yang normal dalam beraktifitas. Jujur, selama pandemi, anak-anak PJJ dan suami bekerja tidak di kantor, waktu kami sangat unnormal. 

6. Memperbaiki Hubungan Pertemanan


Satu hal yang diakibatkan pandemi adalah merenggangkan hubungan pertemanan nyata. Saya termasuk orang yang masih mengikuti anjuran pemerintah untuk menerapkan 5M, termasuk mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan.

Saya absen sudah hampir satu tahun lebih dari acara ngumpul bareng teman-teman. Dan, mungkin alasanku kurang masuk di akal mereka. Meski demikian, jika ada hal-hal yang mengharuskan saya datang ke salah satu orang teman, saya akan datang, tetapi tidak ramai-ramai. Saya datang seorang diri dan tetap menggunakan masker.

Pernah terkontaminasi virus covid itu rasanya sedih, apalagi menularkan. Saya sudah pernah positif covid, sudah pernah dimasukin virus secara langsung. Umumnya orang akan mengatakan, kan sudah vaksin alami tuh, tapi saya tetap menghormati anjuran pemerintah dan campaign tetap pakai masker.

Baca Juga  : Terpapar Covid 19

Insya Allah, jika vaksinasi sudah menyeluruh dan keadaan sudah dapat dikendalikan, pelan-pelan saya mau ngumpul kok. Cara yang saya lakukan untuk mewujudkan perbaikan dengan hubungan pertemanan ini adalah saya sudah mendatangi satu-satu teman-teman, Insya Allah nanti bisa semua. Terpenting adalah sehat lahir batin ya, semua.

7. Produktif Menulis Blog dan Memperbanyak Belajar


Intinya memperbanyak belajar dari apapun. Menulis blog buatku adalah belajar dan rutin untuk mengolah-olah kata. Dari mengolah kata ini,  pikiran akan meminta hal yang lebih luas lagi dan artinya, saya harus mencari ilmu juga kan.

Seperti kemarin nih, saya menuliskan serial tv. Saya harus paham terlebih dahulu, apa itu serial. Ternyata berbeda loh, istilah serial dan series / sinetron. 

Blog ini sudah berusia sangat tua, heheheee. Usianya lebih tua dari usia anak kedua dan sudah berbayar. Artinya, saya harus mempergunakan blog ini dalam kebaikan dan dengan menebarkan manfaat.

Menulis itu jika dilakukan dengan cinta, pasti akan mengalir terus bak air. Sama seperti selang yang tanpa halangan, akan terus mengalirkan air saat sedang digunakan. Menulispun demikian, saat jarang menulis, mau menulis dua atau tiga kata saya, sudah hapus, tulis, hapus, tulis.

Semoga  target-target di atas dapat terwujud dan ada jalan yang mudah dan istiqomah untuk meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik lagi di tahun 2021.

No comments:

Post a Comment

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih