Friday 16 April 2021

Mengubah Pandangan Negatif Melankolis Menjadi Melankolis yang Rasional - Day 4

Setiap kita adalah berbeda, berbeda di sini berbeda dalam hal kepribadian atau dikenal juga sebagai watak. Mungkin ada yang memiliki watak sama, namun sikapnya bisa berbeda. Semua tergantung pada proses pembelajaran dan kehidupan.

Pencapaian Tertinggi dalam Hidup

Watak atau kepribadian tersebut dapat terlihat sejak kecil. Bu Isah, panggilan akrab dari dokter Aisah Dahan, salah seorang dokter umum yang fokus memberikan ceramah mengenai kepribadian dan pola pengasuhan berdasarkan otak, menerangkan watak bisa dilihat sejak bayi.

Saya dikenal sebagai pembawa watak melankolis. Watak yang memiliki hasrat ingin selalu terlihat sempurna. Ciri kuatnya sering terlihat pemikir, perasa dan selalu memikirkan kenapa, mengapa dan selalu seperti itu.

Tersiksa dengan Watak Melankolis

Dapat dibayangkan betapa tersiksanya menjadi seorang melankolis. Di mana-mana dibenturkan dengan pernyataan, makanya jangan apa-apa dirasa, makanya jangan apa-apa dipikir, susah sendiri hidupmu. Bahagia saja, toh bahagia gratis, ngapain mikirin orang. _ups, ini judulnya curhat.

Sejatinya pada tiap-tiap jiwa itu membawa karakternya masing-masing, seperti tertulis dalam QS Al Isra ayat 84 : Katakan (Muhammad) "Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.

Saya berpegang teguh dengan ayat tersebut. Di mana, tiap orang membawa karakternya masing-masing. Saya tidak mungkin bisa disamakan dengan A yang memiliki karakter Koleris. Namun, saya dapat mengelola emosi, mengelola pikiran supaya dapat menutupi kelemahan watak yang saya miliki. 

Pemikir dan perasa bukan kelemahan atau tidak boleh ada di dalam hidup melankolis. Terkadang kita juga harus memikirkan dan merasakan, bukan? Tetapi ada hal-hal yang mungkin tidak membutuhkan "Ngapain dipikirin, ngapain dirasain" dan saya mencoba belajar untuk menjadi melankolis yang rasional.

Baca Juga : Memahami Watak Dasar Manusia

Sebuah Proses Perubahan

Memiliki suami dengan watak Plegmatis dengan hasrat selalu damai dengan ciri khas tidak mau ambil pusing dengan pandangan orang lain dan tidak mau ribut. Membuat saya lama kelamaan juga mengikuti pembawaan suami.

Teman-teman di mana-mana juga selalu menekankan supaya saya tidak perlu repot-repot bersedih dan memikirkan hal-hal yang gak penting. Saat itu saya merasa, kok mereka bisa bilang hal yang saya pikirkan tidak penting, menurtku penting loh. Jatuhlah saya dalam kondisi baper atau bawa perasaan.

Berangkat dari hal di atas, sayapun mulai banyak mendengarkan kajian mengenai karakter atau watak atau pembawaan. Bu Isah menjelaskan dengan detai dan enak untuk diikuti. Alhamdulillah semakin terbuka wawasan mengenai watak dan bagaimana mengelola emosi supaya tidak jatuh menjadi baper untuk orang melankolis.

Baca Juga : Watak Melankolis, Watak si Baperan

Pencapaian Tertinggi dalam Hidup

Pencapaian tertinggi dalam hidupku adalah mampu mengelola emosi dan menempatkan diri sebagai melankolis yang rasional. Saya berusaha keras untuk memilah dan menata mana yang masuk dan mana yang tidak perlu masuk dalam pikiran.

Saya mencoba untuk mulai menepi sedikit demi sedikit, pelan-pelan mengurangi intensitas cirlce yang dapat menyebabkan munculnya kebaperan. Saya mencoba untuk melatih kemampuan diri, supaya dapat mengatur emosi, supaya dapat menghindari konflik diri dengan sesuatu yang ada di luar kendali.

Contohnya, saya selalu berpikir bahwa semua orang harus patuh dan berbakti kepada orang tuanya. Saya akan mempertanyakan mengapa ada anak yang membiarkan orang tuanya begini dan begitu. Saya terus memikirkan dan mempertanyakan. Bukan hanya itu, saya akan protes langsung kenapa begitu saat meliaht hal yang kurang umum.

And now, Alhamdulillah, saya sudah lebih baik dari sebelumnya, dalam menyikapi sebuah hal yang tidak umum. Kuncinya adalah mencari ilmu dan belajar mengelola emosi dan menata hati supaya tidak larut dalam kepribadian yang memang pemikir dan perasa ini.

Inilah pencapaian tertinggi dalam hidup, saat saya melihat diri sendiri yang mampu menahan diri. Semoga apa yang saya usahakan dapat mengubah pandangan negatif melankolis yang ada di diri menjadi melankolis yang rasional. Harapan dengan pencapaian tertinggi ini, semoga saya semakin semangat dalam belajar supaya selalu istiqomah dalam memperbaiki diri. 

1 comment:

  1. Waaah senang sekali membaca postingan ini. Saya juga ingin selalu belajar dan sadar diri untuk memperbaiki diri. Salam kenal ya Mbak :)

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih