Friday 1 April 2022

Mempersiapkan Puasa Hari Pertama Selalu Mengharukan - Day 1

Alhamdulillah diberikan kesempatan kembali bertemu dengan bulan ramadan. Jauh-jauh hari, saya sudah mulai mempersiapkan kedatangan bulan suci ramadan tahun ini. Insya Allah bulan ramadan tahun 2022 ini, kondisi pandemi sudah mulai membaik. Ramadan tahun ini sepertinya sudah mulai nyaman melakukan kegiatan beribadah di luar rumah. Hal itulah yang membuat saya makin terharu dalam mempersiapkan puasa hari pertama tahun ini.

Bertemu kembali dengan bulan ramadan sudah pasti membuat terharu. Rasa syukur yang membuncah, mengingat kita semua berada di masa pandemi. Mempersiapkan puasa hari pertama tahun ini juga makin mengharukan, dikarenakan padatnya kegiatan sebelum ramadan. Ada banyak hal yang menguras waktu, emosi dan pikiran saat mempersiapkan kedatangan bulan ramadan ini. Alhamdulillah semua persiapan sudah selesai sebelum puasa hari pertama.

Berikut ini adalah ceritaku mempersiapkan puasa hari pertama yang selalu mengharukan.

Bertemu Kembali dengan Bulan Ramadan Bersama Keluarga Tersayang

Masya Allah, betapa rasa syukur ini tidak pernah henti terucap. Saya sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk bersama keluarga bertemu kembali dengan bulan ramadan. Bapak, Ibu, Mama mertua, suami, anak-anak dan keluarga besar semua dalam keadaan sehat. Bagi saya dan suami, prioritas utama adalah kondisi keluarga dalam keadaan sehat. Kesehatan menjadi salah satu hal yang menguatkan untuk mempersiapkan diri menjalani ibadah di bulan ramadan.

Nasihat dan Ceramah dalam Kajian Tentang Bulan Ramadan

Masa media sosial yang berkembang sangat pesat memberikan dampak positif terhadap syiar tentang bulan ramadan. Dari Youtube, tiktok, instagram stories, Youtube stories saya dapat menemukan nasihat-nasihat baik dan ceramah tentang bulan ramadan. Hal itu makin menambah keharuan menyambut dan mempersiapkan diri bertemu dengan bulan ramadan. Seperti tanah kering yang kemudian disiram air hujan, basah dan aromanya merindukan dan mengharukan. Alhamdulillah jiwa yang kering ini, begitu bahagia dalam penantian bertemu dengan ramadan dan bersiap untuk puasa hari pertama.

Kegiatan Padat Menjelang Bulan Ramadan

Dunia begitu menyita perhatian, nyatanya itu benar-benar adanya. Dunia sepertinya begitu harus selalu didahulukan, padahal dunia hanya kehidupan sementara dan kita diberikan kehidupan di dunia untuk mencari bekal untuk   perjalanan menuju kehidupan selanjutnya. Namun, begitu memikatnya dunia, makin membuat diri terasa tersiksa, apalagi saat jauh dari persiapan diri menuju kehidupan selanjutnya. Kegiatan-kegiatan menjelang bulan ramadan kemarin, begitu padat dan menguras waktu, emosi dan pikiran. Alhamdulillah Allah menurunkan adanya bulan ramadan, sebagai alarm umat-Nya untuk mulai memikirkan kembali kodratnya.

Menjelang bulan ramadan, semua termasuk saya mulai bebenah apapun. Bebenah diri, bebenah rumah, bebenah mengeluarkan semua buku-buku tentang puasa ramadan dan mempersiapkan diri untuk lebih fokus mempersiapkan ibadah di bulan ramadan supaya khusu'. Mulai menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang harus selesai sebelum ramadan. Suasana tersebut membawa keharuan yang biru. Keharuan yang sulit sekali ditoleransi oleh akal pikiran, semua dari hati yang berjalan..

Mendampingi Anak Belajar Puasa

Sebagai seorang ibu, tentunya ada tugas mulia mendampingi anak-anak belajar berpuasa. Alhamdulillah kakak Faiz sudah terbiasa puasa, namun mulai harus menyesuaikan waktu istirahat malam dan bangun lebih awal untuk ibadah sahur. Nah, adik Fira nih yang mulai belajar puasa kembali, setelah tahun kemarin ikut puasa penuh juga, tetapi belum satu bulan. Apalagi di tahun ini, adik Fira sudah sekolah tatap muka, jadi tantangannya berbeda dengan tahun kemarin.

Memikirkan adik Fira akan berpuasa penuh satu hari dan sekolah itulah yang pasti membuat ibu-ibu melo ini makin mewek dan terharu. Nah, sudah beberapa waktu kemarin, memberikan penjelasan, bahwa puasa tahun ini sedikit berbeda dengan puasa tahun lalu yang sudah dilakukan adik Fira. Insya Allah, adik Fira mampu ya, puasa penuh dan masuk sekolah tatap muka, aamiin.

Emosi up And down

Bertambah usia, bertambah kegiatan, bertumbuhnya anak-anak menimbulkan banyak sekali tantangan. Sebagai ibu yang berwatak melo, semua-semuanya dipikirkan dan dirasa. Emosi makin tidak stabil dan kondisi mempertahankan emosi supaya tetap stabil itu adalah sebuah tantangan yang menguras tenaga. Saatnya emosi down begitu melelahkan dan perjuangan supaya emosi naik itu adalah upaya besar. Beberapa waktu menjelang puasa ramadan, saya mulai belajar untuk menata emosi dan mulai belajar melihat tantangan menjadi sebuah hal yang biasa dan harus dihadapi dengan tenang.

Saya percaya bertemu dengan bulan ramadan dan berpuasa di hari pertama emosi pasti akan stabil. Keharuan ini begitu terasa, saya sangat ingin menjalankan ibadah di bulan ramadan ini dengan tenang dan dapat tetap menempatkan emosi dalam kondisi stabil, aamiin.

Nah, itulah beberapa keharuan saya dalam mempersiapkan puasa di hari pertama bulan ramadan. Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam menjalankan ibadah di bulan ramadan, aamiin. Sehat-sehat kita semua.






2 comments:

  1. Menjelang ramadan memang perlu mempersiapkan diri yang pasti stamina tubuh mengingat masih masa pandemi. Semangat semangat menjelang puasa jangan sampai kalah sama virus COVID-19.

    ReplyDelete
  2. Aaamiiin... Ga berasa ya mba, ketemu dengan ramadhan lagi dalam kondisi yang syukurnya agak membaik. Akupun THN ini mau ngajarin si adek puasa, dia mulai minta utk full puasanya. Aku ga maksa sih, yg penting anaknya mau coba dulu. Kalo memang ga kuat, ya ntr setengah hari :).

    Semoga puasa kita semuanya lancar dan sehat2 ya mba 🙏.

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih