Tuesday 30 August 2022

Macaroni Schotel KRAFT Quick Melt, Lelehannya Sampai ke hati

Bismillah,

Harta yang paling berharga adalah keluarga

Mutiara tiada tara adalah keluarga

Keluarga untuk saya adalah tempat pulang. Tempat pulang untuk melepaskan rasa lelah dalam peluh dan keluh. Tempat pulang untuk membuat tentram hati setelah ribuan debu menerpa kehidupan yang pastinya tidak selalu baik terkadang tidak baik juga. 

Ada sebuah kalimat yang saya baca, jika harta dapat dicari sampai kapanpun, seumur hidup kita, tetapi waktu bersama keluarga tidak dapat dibeli, semahal apapun, jika salah satu dari anggota keluarga telah meninggalkan kita semua. *Huhuu mendadak sedih. Padahal kalimat ditinggalkan dan meninggalkan bisa jadi, karena telah menikah, harus mengikuti suami/ berada di tempat rantauan yang jauh dari sanak dan saudara. 

Intinya, waktu itu tidak dapat diulang kembali dan tidak diperjualbelikan. Masya Allah.

Sampai sini, saya mendadak mengevaluasi diri. Seberapa banyak waktu telah saya luangkan bersama keluarga inti? suami, anak nomer satu, anak nomer dua? Keluarga besar? Ibu Bapak, Mama mertua, kakak adik, ipar? Ya Allah, mendadak ingin menutup muka menggunakan wajan ukuran 30 cm deh. Meskipun saya, suami dan anak-anak sering bersama, apakah waktunya sudah berkualitas? Apa indikator waktu yang dihabiskan bersama sudah berkualitas? Masya Allah

Ikhtiar Meningkatkan Waktu yang Berkualitas

Cara kami membangun waktu supaya lebih berkualitas adalah:

1. Sholat Berjamaah

Salah satu keuntungan umat muslim adalah dapat melakukan sholat berjamaan 5 waktu dalam sehari bersama anggota keluarga. Jika ada kesempatan bersama di rumah, Alhamdulillah kami dapat berjamaah. Namun, jika saya dan Fira saja, saya mengajak Fira untuk sholat berjamaah.

Dengan sholat berjamaah, ada pengajaran yang dapat dijadikan bekal dan ilmu untuk anak-anak. Bagaimana memaksakan harus sholat bersama, saat aktifitas berlainan. Bagaimana anak-anak menunggu salah satu orang jika satu belum siap. Anak-anak akan melatih dirinya untuk disiplin, sabar, memahami satu sama lainnya dan tidak egois.

2. Menonton Film Bersama

Saat ini menonton film tidak harus mengunjungi bioskop. Dengan adanya perkembangan jaman, kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi kita semua, termasuk saat ingin menonton film tyang masih baru (belum satu tahun), masih dapat ditonton tanpa harus pergi keluar rumah.

Saat anak-anak sedang asyik masing-masing, saya atau abinya akan mencari cara supaya kami dapat duduk bersama dan melakukan aktifitas yang sama bersama-sama.

3. Traveling Bersama

Traveling menjadi salah satu alasan untuk seseorang lebih mengenal. Jika kalian ingin mengetahui karakter seseorang, makan ajak dia bersafar bersama. Kurang lebih seperti itu. Untuk mengetahui karakter dan bagaimana cara orang menangani sebuah masalah ya ajak dia bepergiaan bersama.

Begitu pula dengan saya dan suami. Meskipun suami sibuk di akhir pekan, saya meminta waktu beliau dalam beberapa bulan sekali di akhir pekan untuk menemani anak-anak melakukan sebuah perjalanan dan berwisata di tempat tujuan.

4. Makan Bersama

Makan bersama baik di rumah maupun di luar rumah, menjadi rutinitas kecil kami. Dalam kegiatan makan bersama di luar rumah, misalnya, saya atau suami akan mencari topik pembicaraan supaya anak-anak dapat mengeluarkan unek-unek dan apapun yang dirasa. 

Makan bersama juga dapat menguatkan bonding orang tua kepada anak-anaknya. Anak-anak bisa menceritakan apa yang diinginkannya, harapannya dan bisa juga menjadi ajang untuk meluruskan apa yang menjadi konflik kecil atau perbedaan pendapat.

5. Memasak Bersama

Saat anak-anak masih kecil, mereka sudah merasakan duduk di meja dapur. Saya sengaja membawa dan meletakkan mereka untuk duduk dan melihat aktiftas saya saat sedang memasak. Bukan hanya saat memasak saja, tapi saat mencuci pakaian, mereka saya minta untuk membantu memasukan pakaian kotor ke dalam mesin cuci.

Memasak bersama merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan untuk dilakukan bersama. Saya melibatkan anak-anak untuk memilih menu kesukaan mereka sendiri dan memasak sendiri. Ternyata kegiatan memasak bersama, selain meningkatkan bonding ternyata memiliki pengaruh sangat positif. Kakak Faiz sudah dapat berbelanja bahan makanan dan memasaknya sendiri. Insya Allah menyusuk adik Fira nih, yang sudah saya latih untuk mulai memasak.

Mensyukuri Nikmat Allah

Mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita dapat melalui berbagai cara. Ikhtiar meningkatkan waktu yang berkualitas di atas, salah satunya dengan mengajak anak-anak dan suami memasak bersama. Aktifitas memasak bersama dimulai dari merencanakan menu, berbelanja bahan makanan bersama dan memasak bersama.

Kegiatan memasak bersama sering dilakukan saat menyiapkan makan malam atau memasak di akhir pekan. Akhir pekan lalu, kami mencoba membuat makaroni schotel. Makaroni schotel dapat dijadikan makanan utama maupun makanan kudapan yang dinikmati saat santai.

Mengapa Makaroni Schotel

Makaroni schotel merupakan makanan yang berasal dari Belanda. Mengapa saya memilih membuat makaroni schotel? karena bahan-bahannya mudah ditemukan di lemari persediaan bahan makanan dan cara membuatnyapun mudah, dan yang penting hasilnya tidak pernah gagal. Selalu habis saat saya membuat makaroni schotel.

Kali ini saya membuat makaroni schotel dengan dua jenis keju dari KRAFT. Pertama saya menggunakan keju yang super duper mengagetkan, karena bukan mozarela tapi cepat sekali meleleh dong, iyaa, KRAFT Quick Melt. Kedua adalah KRAFT Cheddar yang pastinya sudah selalu tersedia di meja makan atau lemari es ibu-ibu di Indonesia.

Kelebihan KRAFT Quick Melt

Sebagai pengguna setia keju KRAFT saya selalu mengikuti perkembangan jenis keju KRAFT. Mulai dari Keju Cheddarnya, Keju Singles Light, Keju Milky Soft hingga Keju Quick Melt ini. Semua jenis keju KRAFT sudah saya coba semuanya. Masing-masing jenis keju KRAFT digunakan sesuai dengan kebutuhan jenis makanannya.

Saya menyediakan Keju Singles Light sebagai tambahan saat membuat sandwich. Keju Milky Soft untuk membuat kue bolu dan Keju Cheddar untuk taburan bolu panggang atau membuat pisang panggang. Nah, saatnya Keju Quick Melt beraksi nih, sebagai bintangnya di resep makaroni schotel.

Ada 3 kelebihan mengapa saya memilih menggunakan KRAFT Quick Melt pada Makaroni Schotel.


  1. Cepat leleh dalam hitungan 3 menit. Untuk ibu ibu In

    donesia yang hanya memiliki waktu terbatas saat menyiapkan sarapan, bisa nih memilih Keju Quick Melt pada roti panggang atau apapun yang membutuhkan keju cepat leleh.
  2. Teksturnya sempurna. Saya melihat proses melelahnya KRAFT Quick Melt saat proses memanggang. Teksturnya tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental, sehingga saat dinikmati tidak kesulitan.
  3. Rasa KRAFT Quick Melt begitu gurih, lezat dan rasa khas dari keju. Rasanya tidak terlalu asin dan tidak membuat eneg saat menyantapnya. Anak-anak sangat menyukai dan inginnya selalu nambah dan nambah lagi.
Rasanya sangat tepat saya memilih KRAFT Quick Melt untuk resep Makaroni Schotel yang dimasak bersama keluarga.

Resep Makaroni Schotel x KRAFT KEJU Quick Melt


Saya mencoba resep milik Devina Hermawan yang saya ambil dari Youtube. Ada beberapa bahan saya skip karena ketersediaan bahan makanan di rumah saja.


Bahan-bahan:
  1. 250 gr makaroni kering
  2. air sebanyak 1 litter
  3. 1/2 sdt garam
Bahan Saus Putih :
  1. 7 sdm tepung terigu protein sedang
  2. 5 sdm mentega tawar
  3. 750 ml susu
  4. 1/4 sdt bubuk pala
  5. 1/4 sdt merica
  6. 1 sdt garam
  7. 60 gr keju cheddar
  8. 165 gr KRAFT Quick Melt
  9. 1 batang seledri
  10. 3 butir telur
Bahan Isian :

  1. 85 gr Kornet sapi
  2. 80 gr daging cincang
  3. 1 buah bawang bombai ukuran kecil
  4. 2 siung bawang putih
  5. Minyak secukupnya.
Cara Membuat Makaroni Schotel
  1. Didihkan air, masukan makaroni dan garam. Rebus selama 6-10 menit
  2. Cincang bawang bombau, bawang putih, sisihkan
  3. Panaskan minyak, tumis bawang hingga wangi kemudian masukkan kornet masak hingga sedikit kecokelatan.
  4. masukan daging cincang masak hingga matang, sisihkan.
  5. Di wajan yang sama, masukan mentega, tepung, bubuk merica masak hingga sedikit kecokelatan.
  6. Masukan susu perlahan sambil diaduk kemudian masukan garam, masak hingga mengental
  7. Pisahkan sedikit saus putih ke dalam mangkuk
  8. Masukan parutan keju cheddar ke dalam saus putih lalu masukan makaroni, tumisan daging, telur dan bubuk merica.
  9. Pindahkan ke dalam aluminum foil kecil-kecil dan beri potongan KRAFT Quick Melt di atasnya.
  10. Panggang di suhu 165 derajat selama 30 menit
  11. Keluarkan makaroni schotel
  12. Siap disajikan.
Alhamdulillah makaroni schotel disajikan hangat-hangat saat malam hari mapun pagi atau siang hari terasa nikmat. Alhamdulillah bisa memasak bersama keluarga tercinta dan saya ajak teman-teman untuk membuat kreasi masakan menggunakan KRAFT Quick Melt supaya dapat mersakan apa yang saya lihat saat KRAFT Quick Melt memelah cepat dalam hitungan 3 menit, teksturnya begitu sempurna, sangat cocok di lidah kami karena rasanya gurih, lezat dan keju asli. 

3 comments:

  1. Bener banget memang kalau keluarga itu rumah terbaik yang memberi kehangatan. Sebenarnya ada masanya di mana waktu bersama keluarga itu sedikit banget, jadi kita harus meluangkan waktu sepenuhnya saat sempat. Memang begini membangun quality time yang baik. Mantep schotelnya, nih. Terima kasih sharingnya!

    ReplyDelete
  2. Schotel itu fav ku dan anak2 mba. Dulu mama yg sering bgt bikin ini pas kami masih kecil. Sejak itu segala cemilan berbahan dasar keju, kami suka sih. Mama kebetulan juga hobinya masak.

    Makanya skr ini, giliran udh punya anak sendiri, aku biasain anak2 Ama cemilan yg dulu sering aku makan. Makanya mereka LBH suka dengan keju2an juga. Trutama si Kaka, kalo udh masak schotel pasti deh LGS skip nasi.
    Aku sih ga masalahin, toh dalam schotel juga udah ada Karbo, sayur dan protein.

    Dan kalo pakai keju Kraft memang jauuuuh LBH enak. Aku juga selalu LBH suka Kraft dibanding keju lain

    ReplyDelete
  3. Duuuuh macaroni schotel sih kesukaan anak2 dan aku juga mbaaa 😍😍. Mereka biasanya aku izinin ga makan nasi kalo udh banyak makan schotel. Krn dalam 1 loyangnya aja udh komplit protein, Karbo dan sayur. Kebetulan anakku juga tipe yg ga selalu makan nasi.

    Enaak nih resepnya. Ntr kapan2 mau bikin pake resep mba Asti. Aku pun selalu pakai Kraft mba, ga tertarik keju lain. Dari kecil mama kalo beli keju juga Kraft doang

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih