Sunday 2 October 2022

Perdana, Mendirikan Tenda di Bukit Batu Hijau Gunung Pancar Camp Ground,

Alhamdulillah

Allah memberikan kesempatan bagi saya untuk menuliskan pengalaman mendirikan tenda pertama kalinya di luar rumah. Saya dan suami, memilih untuk latihan mendirikan tenda terlebih dahulu, sebelum kemping yang sebenarnya. Alasan pertama, saya dan anak-anak belum mengetahui medan kemping. Alasan yang kedua, kami baru saja memiliki tenda arpenaz 4.1 dengan satu kamar tidur untuk 4 orang. Ukuran panjang tenda 460 cm dan lebar 260 cm.


Saya dan suami memutuskan untuk latihan mendirikan tenda di daerah Sentul, Bogor. Daerah yang kami pilih adalah Gunung Pancar. Ada banyak drama menuju Gunung Pancar di daerah Sentul ini. Berkali-kali kami mengubah tujuan camp ground. Beberapa kali pula, kami juga harus putar arah dan berhenti sejenak untuk memastikan bahwa tujuan kami benar. Cukup amazing yah, google maps sungguh melatih kami untuk sabar dan tetap membawa diri untuk tenang. Nyasar guys ke Gunung Pancar saja kami nyasar, Astaghfirulloh.

Gunung Pancar terletak di desa Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini lebih dikenal dengan daerah Sentul. Dari Tangerang, cukup ditempuh dengan waktu sekitat 1-1,5 jam tergantung kondisi lalu lintas dan seberapa sering kami berhenti di minimarket? atau memang sengaja melambat, untuk lagi-lagi mencari tahu kebenaran informasi yang diberikan oleh GMaps, Astaghfirulloh. Nyasar euy.

Dulu, tahun 2014 silam, kami pernah mengunjungi Gunung Pancar, untuk tujuan menikmati daerah wisata dan fasilitas air panas yang ada di sana. Namun, lagi-lagi suami yang melajukan kendaraan, cukup bingung dengan arahan GMaps yang akhirnya menjerumuskan kami ke jalan yang sangat kecil. Pyuhf. Akhirnya suami melajukan kendaran dengan feeling dan sebetulnya ada petunjuk arah yang dibuat oleh pengelola atau mungkin warga sekitar. Alhamdulillah, sampailah kami di pintu gerbang kawasan wisata Gunung Pancar.

Oh iya, sebelum kami menuju kawasan wisata Gunung Pancar, suami mencari kontak person Gunung Pancar Camp Ground di Google. Jadi, kami meminta panduan, supaya tidak disasarkan oleh GMaps. Saya lupa menanyakan, nama bapak marketing yang membantu kami untuk reservasi. Beliau berada di kantor dekat pintu masuk. Di bawah nanti, akan saya cantumkan nomer reservasi yang kamim hubungi pada saat itu. Suami menghandle pembayaran, saya ikut turun juga, untuk mengambil beberapa foto pepohonan pinus yang romantis sekali.


Ada beberapa paket keluarga yang ditawarkan oleh PT Wana Wisata Indah. Kami memilih paket Camping Individu (Non tenda) dengan fasilitas Area Camping, Tiket masuk orang, tiket masuk kendaraan, toilet, listrik dan penerangan area. Harga per-orangnya adalah Rp 100.000. Selain melakukan pembayaran, suami juga diminta untuk memilih lokasi camping ground taman wisata alam Gunung Pancar. Masya Allah, ternyata ada banak sekali lokasi yang dapat dipilih. 

Area kemping yang kami pilih adalah Bukit Batu Hijau yang letaknya paling awal dan paling dekat dengan Pos security. Jika boleh pergi ke Gunung pancar lagi, saya ingin melihat-lihat lokasi yang lain, karena dari namanya saya sudah membuat penasaran, bagaimana keadaan di lokasi lainnya. Kami datang ke lokasi kemping kurang lebih pukul 12.00. Di mana, para campers, sudah bersiap untuk mengemas tenda dan bersiap untuk pulang.

Kami, memarkirkan kendaraan dan baru loading barang pada Hari Ahad siang. Lucu sih, ada yang mau kemping di hari Ahad, sampai petugas yang menjaga malam sebelumnya bertanya, apa berani kemping sendirian, karena rata-rata campers datang di Hari Jumat/ Sabtu dan pulang di Hari Ahad. Tenang pak, kami hanya  berlatih mendirikan tenda saja dan mengenalkan kepada anak-anak bagaimana situasi di area camping. Masya Allah, lelahnya di php GMaps terbayarkan dengan pemandangan yang disuguhkan Allah dengan jajaran pohon pinus yang begitu cantik dan bebatuan yang besar.


Tidak berlama-lama, suami dan anak kami, Faiz. Menurunkan tenda dan mencari lokasi untuk menggelar tenda yang nyaman. Namun, ternyata di Bukit Batu Hijau ini, lokasinya banyak yang kurang ramah emak-emak mager yang tidak mau manjat. Lokasi agak naik sedikit, namun masih cukup amanlah, untuk bergerak dari mobil ke lokasi mendirikan tenda. Hm, perdana nih mendirikan tenda berdua saja, suami dan Faiz.

Saya, menurunkan peralatan yang mendukung kemping. Mulai dari meja lipat, kompor, cooler box, box berisi peralatan memasak dan makan, sleeping bag sampai selimut (entah ini kenapa lengkap sekali, padahal tidak menginap) diturunkan juga. Hal yang pertama saya lakukan adalah memasak nasi menggunakan nesting camping. Ini juga perdana saya memasak menggunakan nesting camping. Berdoa semoga nasinya matang dan tidak banyak yang gosong. Sembari memasak, saya sesekali membantu melihat dulu, perkembangan suami dan anak saya, mendirikan tenda.



Masya Allah, ternyata memang benar adanya, diperlukan kesabaran yang luar biasa saat kegiatan kemping. Why? mulai dari tujuan yang harus berubah karena nyasar, dari jalan yang disasarkan, dari jalan yang terhambat karena ada acara warga, sehingga cukup lama berhenti sampai sabar memasak nasi dan mendirikan tenda. Namanya juga baru, perdana, pasti dibutuhkan waktu yang tidak sebentar hingga tenda berdiri. 


Di rumah ada tenda dome yang hanya dapat digunakan untuk 2 orang. Hanya hitungan menit, sudah jadi. Bagaimana mendirikan tenda besar dengan ukuran yang cukup luas? tentu membutuhkan kerjasama dan effort yang luar biasa, bagi  suami (yang sudah lama tidak kemping). Kesabaran anak kedua saya, Fira yang menanyakan apakah tenda kuning itu dibawa? karena dia merasa sudah cukup lelah, melihat abinya dan kakaknya belum berhasil mendirikan tenda.


Saya sengaja merekam aktiftas mendirikan tendanya. Dan Alhamdulillah, setelah melewati berbagai macam usaha dan gelengan kepala serta usapan keringat, akhirnya tenda berdiri. Alhamdulillah, jadi juga tempat untuk berteduh di bawah dedaunan pinus dan bersanding dengan bebatuan yang sangat besar. Hampir 2 jam, suami dan anak saya mendirikan tenda. Alhamdulillah nasi juga matang, dan saya bersama Faiz memasak menu teriyaki untuk makan siang yang terlambat. Menu lengkapnya saya memasak nasi, daging teriyaki, nugget dan tumis sawi hijau.


Evaluasi saat mendirikan tenda adalah kurangnya pemahaman area. Area yang kami pilih cukup sempit untuk ukuran tenda arpenaz 4.1 dengan kontur tanah yang banyak akar sehingga kurang nyaman untuk melebarkan tenda. Selain itu, sebelum mendirikan tenda yang baru dibeli, sebaiknya banyak-banyak melihat video tutorial atau review cara mendirikan tendanya. Padahal sering sekali loh, suami menyimak review arpenaz sebelum memutuskan untuk membeli tenda ini. Namun yaah, namanya jugaaa pertama dan Alhamdulillah kami memutuskan untuk latihan terlebih dahulu, sehigga tahu mana yang harus dievaluasi.


Alhamdulillah menjelang Ashar, kami sudah makan kemudian suami dan anak saya istirahat di tenda. Masya Allah, tenda Arpenaz ini sangat luas dan nyaman sekali untuk kemping. Saya dan Fira berada di luar tenda, menikmati pemandangan yang sangat indah. Tidak terasa perut datang lapar kembali. Fira meminta untuk dibuatkan popcorn. Nesting camping ini, sangat bermanfaat dan cukup untuk ukuran popcorn instant yang saya beli di minimarket. Untuk menemani popcorn, saya membuat teh manis hangat. Masya Allah Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustai. 

Sebelum sore merambat, saya mulai membereskan bagian dapur. peralatan memasak dan perlatan makan mulai saya bereskan dan masukkan ke dalam bagasi mobil. Suara gemuruh dari atas sudah mulai terdengar. Kami memang tidak menginap dan ini kali perdana kami mendirikan tenda. Kami tidak ingin repot terlebih dahulu, jika hujan datang sebelum kami berkemas. Oleh karena itu, setelah semua peralatan beres dan masuk bagasi, terakhir suami dan Fira yang menurunkan tenda. Masya Allah.




Hal terakhir setelah menurunkan tenda adalah melipat tenda, supaya dapat masuk ke dalam tas tenda. PR besar, ternyata saya dan suami kurang ahli melipat tenda, sehingga ada bagian yang tidak dapat masuk ke dalam tas, yaitu tiang dan pasaknya di keluarkan, supaya si tenda yang besar ini, dapat masuk ke dalam tas dalam keadaan lipatan yang kurang cantik dan kurang rapi. Di rumah, akhirnya saya berdua suami, menggelar tenda dan melipat ulang, wkwkkwwk sungguh terlalu.

Untuk fasilitas toilet di lokasi Bukit Batu Hijau ini sangat banyak, ada lebih dari 10 pintu dengan toilet duduk/ jongkok. Kran air untuk wudhu dan mencuci piring juga sangat banyak. Namun areanya lagi-lagi kurang ramah emak-emak yang mager untuk turun dan naik. So far, Bukit Batu Hijau Camp Ground di Gunung Pancar sangat menyenangkan sekali. Jika itu Hari Sabtu, dan banyak yang kemping, mungkin kami memutuskan untuk menginap. 


Keputusan kami untuk menurunkan tenda, berkemas dan keluar dari lokasi area camping cukup benar. Masuk ke toll, hujan deras menyapa kendaraan kami. Alhamdulillah kami tidak kehujanan, meski kami sudah bersiap membawa jas hujan satu orang satu. Jas hujannya yang plastik ponco dan yang tipis/ sekali pakai sih, supaya tidak memakan tempat dan tidak berat juga.

Kesimpulan dari tulisan ini adalah, kami latihan mendirikan tenda di Camp Ground Gunung Pancar. Lokasi yang kami pilih adalah Bukit Batu Hijau dengan pemandangan pohon pinus dan bebatuan. Perdana membuka dan mendiirikan tenda lumayan membutuhkan effort yang cukup berat, karena belum berpengalaman. Meksipun kami latihan mendirikan tenda dan tidak menginap, kami dikenakan biaya juga dan kami menikmati fasilitas yang ditawarkan. Kami menyesuaikan diri dengan memasak, menikmati makanan di bawah atap daun pohon pinus.

Sudut tulisan 11 September 2022

Note :

PT Wana Wisata Indah
cp. Widiyanto di 0812 8574 5247


3 comments:

  1. Ya ampuuuun mbaaaa, seruuu loooh, walo cuma latihan mendirikan tenda doang 🤣. Ga kebayang sih kalo aku dan suami disuruh mendirikan tenda, yg ada kami nyerah kayaknya 😂.

    Aku tuh pernah nonton Drakor hospital playlist, di mana salah satu karakternya punya hobi camping. Dan sukaaa bgt liat tempat camping di Korea, itu udh dikasih platform kayu tiap area nya. Jadi tenda aman di saat hujan Krn dasarnya ga nempel di tanah, tapi di platform kayu yg sudah ditinggikan bbrapa cm lah. Seandainya tempat camping di Indonesia gitu juga Yaa... Mungkin mempermudah utk mendirikan tendanya Krn dijamin flat bawahnya.

    ReplyDelete
  2. Wah healing kayak gini bisa bikin tenang banget, apalagi ke hutan camping jadi pengin refreshing bentar dari pekerjaan. Sekadar menghirup udara segar dan memanjakan mata dengan pemandangan alam. Terima kasih informasinya!

    ReplyDelete
  3. Wah seru ya walau banyak rintangan tapi semua gembira

    ReplyDelete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih