Saturday 9 April 2016

Peran Koperasi dalam Bisnis Pariwisata di Indonesia

Jakarta, 6 April 2016 bertempat di Galeri Indonesia Wow, Smesco. Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Saya berkesempatan untuk menghadiri diskusi dengan tema Peluang Koperasi Mengelola Bisnis Gurih Pariwisata.

Nara sumber yang hadir adalah Bapak I Wayan Dipta, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran. Bapak Suherman, Ketua Koperasi Pariwisata Catra Gemilang Borobudur, Ibu Oneng Setya Harini, Asdep Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat. Bapak Didin Junaidi, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia.

Mengapa Koperasi Mengambil Peran dalam Bisnis Pariwisata?


Pariwisata merupakan industri yang menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi nasional. Tempat wisata di Indonesia jumlahnya sangat banyak sekali. Hal ini terlihat dengan adanya data dari BPS Badan Pusat Statistik, bahwa kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2015 mencapai 10,41 juta kunjungan.

Tahun 2016, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan target kunjungan wisatawan ke Indonesia sebesar 272 juta wisatawan. Jumlah tersebut terbagi atas 12 juta wisatawan mancanegara dan 260 juta wisatawan nusatara.

Dari kunjungan tersebut, diharapkan Indonesia akan menerima pendapatan devisa sebesar Rp.172 triliun untuk wisma. Sedangkan untuk wisatawan nusantara ditargetkan jumlah pengeluaran mancapai Rp 223 triliun. Pertanyaannya? Dari jumlah kedua pendapatan tadi, siapa yang akan menikmati? Pengusaha besarkah semuanya?

Menurut Bapak I Wayan Dipta, seharusnya masyarakat setempat yang bertempat tinggal di daerah wisata yang menikmatinya. Agar tingkat perekonomian mereka meningkat dan masyarakat setempatlah yang memiliki bisnis-bisnis penopang pariwisata dari daerahnya.

Bapak Wayan mengharapkan masyarakat setempat harus ikut terlibat dalam pengembangan bisnis pariwisata. Di mana bisnis pariwisata ini merupakan penghela bagi berkembangnya bisnis-bisnis lainnya. Terdapatnya bisnis pariwisata akan memberikan dampak langsung, dengan dibangunnya bisnis perhotelan. Akan tumbuhnya bisnis kuliner, restoran dan bisnis makanan khas daerah setempat. Akan adanya permintaan bisnis transportasi yang kian besar. Akan dibutuhkannya bisnis pemandu wisata dan tentunya bisnis kerajinan tangan untuk souvernir.

Jika saya tinggal di dekat daerah wisata, tentu akan berkesempatan untuk menciptakan bisnis-bisnis tersebut. Menjadi bagian dari usaha kecil menengah (UKM). Kebanyang berapa rupiah omset dalam satu hari, dalam satu bulan dalam satu tahun, apalagi bisnis pariwisata disolek dengan sedemikian rupa. Karena, kunci dari suksesnya bisnis pariwisata adalah, adanya kunjungan balik dari wisatawan.

Seiring dengan berkembangnya bisnis penopang bisnis pariwisata, tentunya akan terus dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Jika saya adalah pengusaha muda dan pemula, tentunya tidak mudah mendapatkan kucuran modal. Darimana saya mendapatkan modal yang tidak berjaminan? jawabnya adalah dari sebuah badan usaha yang bernama Koperasi.

Pemikiran saya tersebut merupakan bagian dari harapan Bapak I Wayan, yang mengharapkan masyarakat yang tinggal di daerah wisata, yang mengelola bisnis penopang bisnis pariwisata sebaiknya segera membentuk Koperasi. Koperasi yang dibentuk oleh masyarakat dan untuk masyarakat.

Koperasi sangat potensial dalam pemberdayaan masyarakat berbasis Pariwisata sebagai program unggulan. Kemenkop memberikan fasilitas dan bantuan yang bersifat stimulan sebagai modal koperasi. Nah, jika masyarakat setempat serius mengelola daerah tujuan wisatanya, tentu perekonomian mereka akan naik secara signifikan. Masyarakat daerah tujuan wisata tidak hanya menjadi pekerja pada investor asing, tapi mereka dapat membuka bisnis sendiri dan memiliki daya saing dengan mendirikan bisnis penopang bisnis pariwisata.

Empat Pilar Pengembangan Pariwisata Indonesia


Ibu Oneng menyebutkan ada empat pilar agar pariwisata di Indonesia dapat berkembang dengan baik.
  1. Destinasi
  2. Pemasaran
  3. Industri
  4. Kelembangan, termasuk dalam hal ini adalah peningkatan sumber daya alam.
Peran masyarakat yang tinggal di daerah tujuan wisata di pilar Destinasi adalah sangat penting. Bagaimana masyarakat dapat menjadi tuan rumah yang baik. Menjadi tuan rumah yang baik di sini adalah sangat banyak definisinya. Wisatawan akan berkunjung baik, jika masyarakat setempat memberikan keamanan, ketenangan, kebersihan, keindahan dan tentunya keramahan kepada wisatawan.

Masyarakat juga diharapkan mampu menciptakan kondisi yang positif, agar perkembangan pariwisata dapat berkembang dengan baik. Jika masyarakat telah memberikan hal yang baik dan yang positif tentunya masyarakat akan mendapatkan manfaat ekonomi dari pariwisata tersebut.

Masih berbicara mengenai destinasi, Ibu Oneng juga mengharapkan agar masyarakat dapat mengenali destinasi wisata tersebut. Menyediakan transportasi yang baik dan nyaman, memberikan akomodasi yang aman, nyaman dan bersih, mendirikan bisnis kuliner yang memang khas di daerahnya serta memberikan atraksi yang bagus dan berkualitas.

Pada tahun 2009 Kementrian Pariwisata telah membangun Desa Wisata. Di mana konsep desa wisata ini adalah sepenuhnya berasal dari masyarakat setempat dan jauh dari investasi. Atraksi yang dijual di desa wisata, antara lain adalah;
  1. Homestay yang tentunya diberikan standar oleh pemerintah. Maksimal ada 5 kamar, jadi tuan rumah dapat berinteraksi dengan tamu-tamunya.
  2. Kuliner dengan memanfaatkan keaneka ragaman kekhasan masakan daerah.
Konsep desa wisata ini sangat cocok agar masyarakat yang mengelola bisnis pariwisata dapat membentuk koperasi. Tentunya ibu Oneng mengharapkan pihak terkait dalam hal ini Kementrian Perekonomian memberikan pemahaman supaya masyarakat menjadi lebih tertarik untuk segera membentuk koperasi.

Saatnya Mempromosikan Daerah Kecil


Bapak Didin Junaidi mengajak pemerintah untuk lebih konsentrasi dan fokus untuk mengarap desa kecil yang memiliki potensi wisata yang tidak kalah dari daerah wisata lainnya yang telah maju dan berkembang.

Dengan adanya penyuluhan dari pihak kemenkop diharapkan akan adanya kemauan dari bawah, yang kemudian dapat membentuk koperasi pariwisata dan segera membangun daerahnya. Bagaimanapun juga pasriwisata adalah untuk kesejahteraan masyarakat setempat.

Koperasi Catra Gumilang



Bapak Suherman berada di tengah-tengah diskusi yang bertema peluang koperasi mengelola bisnis gurih pariwisata. Beliau adalah ketua Koperasi Catra Gumilang yang merupakan koperasi pariwisata di kecamatan Borobudur. Koperasi ini berdiri sejak tahun 1996 yang berada di kota Mungkid, kabupaten Magelang.

Awal menjalankan bisnisnya, kopari Catra Gumilang merupakan komunitas bisnis yang lambat laun merintis badan usaha koperasi multi usaha. Usaha tersebut diantaranya adalah,
  1. Garment / Fashion
  2. Fotografi
  3. Kuliner
  4. Souvenir
  5. Eduwisata taman kupu-kupu
Kopari dengan Catra Gumilang memiliki omset 3 Miliar per tahun ini merupakan koperasi binaan dari kemenkop yang sukses dan banyak membuka lapangan kerja baru untuk para anggotanya. Semua hasil usahanya merupakan kerja keras dari para pengelola dan anggotanya. Prinsip ikhlas dan saling membantu dengan sesama anggota merupakan salah satu hal yang paling dibutuhkan dalam sebuah koperasi.

Keuntungan membentuk koperasi bagi para anggotanya, menurut Bapak Suherman adalah jika ada anggota yang membutuhkan modal besar, koperasi dapat menjadi penjamin mendapatkan modal dari Bank. Keuntungan lainnya yang dirasakan oleh anggotanya adalah adanya usaha simpan pinjam.






Dari diskusi kemarin, saya pribadi dapat mengambil kesimpulan. Masyarakat di daerah wisata belum 100 % mengambil peran dalam bisnis pariwisata. Seharusnya, masyarakatlah yang mengambil peran untuk mengembangkan daerah wisata tersebut. Jika dengan usaha pribadi terkendala modal, ada sebuah badan usaha yang dapat dibentuk untuk mengumpulkan para pebisnis wisata untuk mendapatkan modal usaha.

Di mana, akan semakin maraknya pariwisata di tanah air, maka sangat dibutuhkan SDM yang berkualitas dalam mengembangkan daerah wisata. Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Oneng, masyarakat di daerah wisata harus peduli dan mengenali destinasi wisata, agar menarik wisatawan untuk datang. Diharapkan juga masyarakat dapat memahami bahwa ada satu badan usaha yang dapat membantu usahanya. Tentunya dibutuhkan kerjasama dengan kemenkop untuk memberikan penyuluhan  kepada masyarakat tentang koperasi.

Perkembangan pariwisata dirasakan harus berkembang tidak hanya di daerah wisata yang sudah besar seperti Bali. Saatnya pemerintah mengembangkan pariwisata di daerah kecil yang memiliki pesona alam yang sangat indah dan menarik. Bapak Didin juga sangat setuju dan menyambut bahagia jika kemenkop akan merangkut masyarakat membentuk koperasi pariwisata. Tujuannya tidak lain adalah untuk menyejahterakan masyarakat setempat.

Seperti contoh Koperasi Pariwisata Catra Gumilang, Borobudur. Sudah merasakan manfaat dengan membentuk koperasi dengan anggota pada awal pembentukan adalah 76 orang dan sekarang sudah lebih dari 1000 anggota. Masing-masing anggota memiliki keahlian tertentu pada bisnis yang berbeda-beda. Ada yang senang memotret, diberikan modal berupa kamera dan mesin untuk mencetak. Ada yang memilih bisnis kuliner diberikan modal berupa tenda untuk mendidrikan warung tenda. Jadi, membentuk koperasi pariwisata, manfaatnya banyak sekali, terutama untuk menarik wisatawan agar kembali berkunjung.

32 comments:

  1. bisnis gurih itu kaitannya ama makanan ya Mba, jelasnya kayak apa sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. gurih enggak selamanya berhubungan dengan makanan mungkin ya, koperasi saja melihat peluang gurih jika mereka dapat mengelola pariwisata

      Delete
  2. Pariwisata itu bisnis anti krisis.

    ReplyDelete
  3. Ternyata dibalik itu semua, koperasi memiliki peran penting untuk perkembangan pariwisata ya mbak. Salam kenal dari Bandung buat Mbak Astin :)

    ReplyDelete
  4. Hmm okeh juga mbak ambil saja kayanya muantappp deh.

    ReplyDelete
  5. jadi koperasi jug aikut berbisnis pariwisat aya

    ReplyDelete
  6. pembahasannya lengkap.. saya suka

    ReplyDelete
  7. Koperasi dan bidang pariwisata, perpaduan yang cantik

    ReplyDelete
  8. Berasa disinggung banget pas bagian peran masyarakat setempat. Tapi, memang betul sih. Kalau masyarakatnya nggak membuat rasa aman, nggak enak juga wisata ke tempat itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. masyarakat memegang andil untuk membesarkan daerahnya, apalagi yang berpotensi menjadi daerah wisata

      Delete
  9. Bagi sya pengelolaln koperasi harus benar2 terorganisir dengan baik, karena sebagaiaman motto koperasi mensejagterakan anggota
    salam kenal mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul, semoga pengelolaan koperasi lebih baik yes

      Delete
  10. Dari sejak dini kita harusnya kita harus dikenalkan dengan apa itu koperasi, ini sangat penting untuk menunjang majunya koperasi di masa mendatang

    ReplyDelete
  11. owalah ternyata itu maksud dari peran koprasi...
    lanjutkan akar lebih maju dan berkembang...

    ReplyDelete
  12. baru tahu kalo koperasi ikutan andi di pariwisata :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Koperasi bisa menjembatani masyarakat setempat untuk mengelola daerahnya,

      Delete
  13. klo didukung sama pemerintah, kayaknya asyikk kali ya kalo ngejalanin UKM ini
    utamanya kuliner nih, masih prospektif

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup ya, banyak pedangang kaki lima, kalau membentuk koperasi, pemerintah akan memberikan jalan lebih mudah tuh, untuk meminjam dana

      Delete
  14. wah mantap mbak..lanjutkan hahaha

    ReplyDelete
  15. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  16. koperasi bisa banyak banget perannya, bisa jadi wadah utk bikin cinderamata, oleh-oleh, sampai untuk pengelolaan kawasan wisatanya bisa tuh pke koperasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga pada mau ya membentuk koperasi, karena banyaks ekali manfaatnya

      Delete

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih