Tuesday 11 May 2021

Mendampingi Anak Belajar Berpuasa- Day 29


Tahun ini, anak bungsu saya sudah berumur 6 tahun dan belum pernah sekalipun merasakan makan sahur dan berpuasa. Yah, kalau pola makannya tidak teratur dan sedikit makannya itu mah sering sekali. Tahun inipun saat awal ramadan, saya belum ada kewajiban anak ini harus berpuasa. Hal yang saya lakukan adalah sounding mengenai puasa, untuk apa puasa, puasa itu bagaimana, apa balasan orang yang berpuasa, bagaimana puasa jaman Nabi Muhammad SAW dll.

tips mengajak anak berpuasa
Alhamdulillah waktu itu, anak ini nih, belum mau makan, padahal jadwal makan sudah lewat jauh. Saya bilang begini dong, mendingan kamu puasa, deh. Masya Allah, tanpa disangka, jawaban anak bungsuku membuatku terharu. Dia meminta saya membangunkan untuk makan sahur. Alhamdulillah ya Allah, ternyata mengajak anak berpuasa itu mudah sekali. Saya sangat berbahagia karena awalan tanpa drama. 

Puasa pertama yah, masih di jam 10, nambah lagi menjadi jam 12, nambah lagi menjadi jam 16, nambah lagi menjadi jam 17. Terakhir ini, saat anakku berbuka jam 17 karena keluapaan. Iyah, katanya sih lupa, sudah menghabiskan 3 buah keju cake dong. Saya tidak memarahi atau menyesalinya. Saya mengajak si anak ini istighfar karena lupa jadi batal. Alhamdulillah anakku memahami dan diapun meneruskan puasanya.

Tantangan mendampingi anak belajar berpuasa ada banyak sekali loh. Pertama kali saat si anak meminta berbuka, saya turutin karena ini awal pembelajaran. Saya juga harus paham kondisi dan psikologisnya. Saya ingin mengajari anak berpuasa dengan kasih sayang, bukan paksaan. Kedua, pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan si anak, antara lain :
  1. Kenapa berpuasa pada saat cuaca panas sekali? Saya mengajak anak ini untuk bersyukur terlebih dahulu. Jika cuaca dingin, bagaimana, dan jika cuaca panas bagaimana. Umat muslim jaman dulu, apalagi di jazirah Arab yang panas, tidak ada kipas angin, tidak ada AC, mereka semua bertaqwa loh dan tetap menjalankan puasanya. Masa sekarang di mana teknologi sudah canggih, masih mengerutu karena cuaca panas. Alhamdulillah anaknya tidak mengajak drama.
  2. Sudah jam berapa? Saya mencoba mengingat, kurang lebih ada 3-4 kali pertanyaan sudah jam berapa dari si anak ini. Kepalanya menengok dan matanya melihat ke arah jam dinding. Jika masih lama dan wajahnya memelas, saya meminta anakku masuk kamar, nyalakan AC dan boleh pegang hape. Jika sudah pukul 17, wajahnya akan sumringah dan tidak bersambung drama.
  3. Boleh buka puasa sekarang,? pertanyaan yang membuat hati teriris. Aduh, anakku kenapa ya? lemas sekalikah? haus sekalikah? dan saya tidak ingin menjadi ibu yang egois tetapi tidak ingin menjadi ibu yang plin plan dong. Jadi, saya harus merelakan pekerjaan tertunda dan menemani anakku. Saya akan pegang badannya, Alhamdulillah selama ini normal dan mungkin dia hanya lapar dan haus. Wajarkan ya puasa. Jadi, saya ikutin duduk bersama, tidur bersama, main bersama.
Alhamdulillah ujian belajar berpuasa dan ujian menemani anak berpuasa akan berakhir di hari kemenangan yang begitu dinantikan. Semoga diberikan kesempatan untuk bersua kembali dengan ramadan di tahun depan dan anakku sudah pintar puasanya. Aamiin.

No comments:

Post a Comment

Mohon maafkeun, komentar kali ini dimoderasi ya. Terima kasih