Bismillahirrohmannirrohim
"Barangsiapa menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh ibadahnya (agamanya). Dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah SWT dan memelihara sebagian sisanya. (HR.Tabrani dan Hakim)
Masih terasa bergetar tangan ini saat menerima buku nikah dan mendengar doa-doa pernikahan yang indah dilantunkan. Masih terlihat dengan jelas bagaimana prosesi setelah Ijab Qobul berjalan lancar, meski aku tidak masuk ke dalam Mushola Arafah, tempat berlangsungnya prosesi Ijab Qobul. Masih terkenang-kenang bahagia dan leganya hati ini memegang buku nikah bersama Mas Imam dan berfoto di depan Mushola Arafah.
Pernikahan merupakan sebuah ibadah bersama yang dijalani oleh dua orang, Aku dan Mas Imam yang harus senantiasa seiring sejalan, seiirama senafas, seilmu dan saling mengimbangi satu sama lain. Dan tentunya harus seiman dan saling mengingatkan dalam keadaan jiwa yang tenang. Searah sepemikiran dalam mengarungi ibadah bersama ini dan saling memperbarui rasa kasih dan sayang. Berani untuk saling introspeksi diri saat ada hal yang dirasa kurang tepat dan mendampingi serta mengarahkan semua anggota keluarga ke jalan yang lurus.
Kunci pernikahan ada pada persiapan pernikahan itu sendiri. Buatku sukses tidaknya melakukan sesuatu tergantung persiapannya, apalagi sebuah pernikahan yang merupakan sebuah ibadah yang kedudukannya dalam Agama Islam sangat tinggi.
Berikut ini persiapan-persiapan pernikahan yang sebaiknya dilakukan oleh teman-teman yang akan melangsungkan pernikahan.
1. Shalat Istikharah
Allah dulu, Allah dulu, Allah dulu dan tetap Allah yang menjadi pertama untuk mendengar apa yang ingin aku rencanakan. Dirikanlah shalat dan panjatlkanlah doa serta sampaikanlah hajat apa yang akan dilakukan.
Masih ingat di kamar kos di daerah Pondok Labu, Depok (ya ampun sengaja nulis Depok, karena memang pernah melihat ada tugu perbatasan Pondok Labu Jakarta Selatan dan Pondok Labu Depok). Waktu itu memutuskan untuk shalat Istikharah untuk menetapkan pilihan hati menikah atau menikah. Memang pada intinya ingin menikah, tapi pasti membutuhkan Allah SWT untuk menetapkan hati dan memohon untuk dimudahkan dan dilancarkan sampai waktunya tiba mempersiapkan pernikahan.
2. Memohon Restu
Pernikahan merupakan ibadah yang kedudukannya di dalam Agama Islam begitu tinggi. Sebuah ibadah bersama dan melibatkan keluarga dari dua belah pihak, pihak perempuan dan pihak laki-laki. Restu dari keluarga khususnya orang tua itu sangat penting.
Aku pribadi selalu menyertakan orang tuaku, ibu dan bapak dalam memutuskan sesuatu. Bahkan sewaktu akan memutuskan menerima pekerjaanpun aku menelepon bapakku. Ingat sekali, waktu itu berjalan kaki dari arah jalan Tanah Abang II setelah wawancara di salah satu kantor Pharmaceutical, sembari berjalan aku menelepon bapakku.
Aku jugaa meminta restu dan menceritakan rencana pernikahan kepada Ibu dan Bapak. Ibu dan Bapak adalah pribadi yang terbuka dan selalu mendengarkan anak-anaknya. Alhamdulillah semua yang aku rencanakan mendapat sambutan yang baik dan akupun menerima saran-saran dari beliau berdua.
Selain orang tua, akupun meminta restu kepada keluarga besar dan mempercayakan kepada teman dekat untuk didoakan semoga rencana dan persiapan pernikahan dimudahkan dan dilancarkan. Saat itu, teman-teman kos Pondok Labu adalah teman-teman yang pertama aku ceritakan. Alasannya mereka yang hidup bersama di Ibu Kota, merekalah yang selalu menyengatiku kala galau dalam pekerjaan.
3. Mempersiapkan Hati dan Raga
Insya Allah jika sudah memohon doa kepada Allah SWT, hati menjadi tenang. Apalagi restu dari orang tua, keluarga besar dan teman seperjuangan telah diberikan. Hati menjadi begitu tenang dan menjalani hari-hari dalam mempersiapkan pernikahan itu menjadi lebih yakin.
Teruslah berdoa kepada Allah setiap waktu dan menyertakan Allah dalam setiap apa yang akan dilakukan pada umumnya dan pada persiapan pernikahan pada khususnya.
Mempersiapkan diri dalam hal ini raga juga sangat penting. Teruslah menjadikan prinsip pola hidup sehat menjadi pedoman. Kesehatan itu penting dibandingkan yang lainnya. Sebaiknya jalan terlalu memforsir kegiatan menjelang pernikahan, contohnya begadang, makan sembarangan atau terlalu lelah bepergian karena daya tahan tubuh itu sangat penting.
Alhamdulillah aku ditemani oleh teman satu kos asal Jambi saat berbelanja kebutuhan seserahan. Belanjanya di Pasar Tanah Abang, berangkat dari Pondok Labu pukul 7 pagi dan pulang menjelang Maghrib naik Metro Mini berhenti di dekat RS Fatmawati kemudian naik angkot berwarna putih menuju Pondok Labu dan berhenti di Depan Rumah Sakit Prikasih.
Makasih ya dear, Chaca sudah menemani mencari jilbab anera warna gradasi cokelat, kebaya gold dan putih satin dan sprei yang kita beli di Tanah Abang aku masih simpen loh. Alasan berlama-lama di Tanah Abang waktu itu karena mumpung di Jakarta, Chaca belanja dan mencari koneksi jualan karena akan pulang kampung ya, cha.
4. Mempersiapkan Kehidupan Setelah Menikah
Persiapan pernikahan bukan hanya mempersiapkan prosesi Akad Nikah dan resepsi pernikahan. Persiapan pernikahanpun membutuhkan perencanaan kehidupan setelah menikah. Saat itu aku sudah membahas dengan Mas Imam, di mana kami tinggal setelah menikah. Tentunya hal ini, menjadi prinsip dasar pasangan setelah menikah.
Aku menjelaskan bahwa sebaiknya tinggal di rumah sewa atau rumah sendiri (tapi belum ada waktu itu). Prinsipku lebih baik tinggal di rumah sewa dan kebetulan di dekat kos Pondok Labu, ada sebuah rumah petak tiga ruangan yang kosong. Jadi sebelum menikah, aku sudah pindah ke rumah tersebut.
Barang-barang? tentu kosong dong, karena saat kos tersebut kamarnya sudah lengkap dengan tempat tidur dan kasur serta lemari dan meja kursi. So, sebelum menikah, aku dan Mas Imam sudah berdiskusi untuk mengisi rumah petak dengan membeli kasur ukuran 160 x 200 meter, membeli lemari pakaian dan bebrapa perlengkapan rumah tangga.
Alhamdulillah saat kos aku sudah membeli kompor gas meski portabel, magic com dan beberapa peralatan memasak. Beberapa hari sebelum menikah, Mas Imam menyarankan untuk membelikanku mesin cuci, alasannya dia tidak bisa membantuku mencuci pakaian. Keterbukaan seperti ini sangat penting disampaikan dan juga tentunya harus sejalan dengan diberikannya solusi.
Mendiskusikan kebutuhan-kebutuhan dan kehidupan-kehidupan setelah acara pernikahan itu sangat penting sekali dan banyak manfaatnya. Selain untuk menghindari konflik juga menjadi kehidupan lebih terarah dan memiliki pndasi yang kuat.
Terakhir aku ingin menyampaikan kembali, bahwa pernikahan merupakan suatu ibadah. Ibadah bersama pasangan yang memiliki budaya, pikiran, keinginan, kesukaan yang tentunya berbeda. Pernikahan menyatukan yang berbeda untuk menemukan solusi dari perbedaan tersebut sehingga menjadi satu tujuan dan satu visi.
Insya Allah jika tujuan pernikahan dipahami bersama-sama untuk mengejar Surga-Nya dan dilandasi dengan mencari Ridhlo dari Allah SWT semua yang dijalani akan terasa indah meskipun pasti ada hal-hal yang mengurai tawa dan menyendu sedih.
Semangat bagi teman-teman yang sedang mempersiapkan pernikahan, Insya Allah tetap terus memegang tegus Islam dan menguatkan Iman.
Salam
Astin💝
Baca Juga :
Suka banget baca cerita cerita dibalik pertemuan - apalagi hingga pernikahan, dan alhamdulillah langgeng serta guyub ya jeng Astin
ReplyDeletesemoga selalu seiring sejalan dan bahagia sampe kakek nenek aamiiiin
aamiin, makasih banyak Mbak Tanti.
DeleteBanyak persiapannya ya sebelum pernikahan selain hal-hal penting yang udah di tulis Astin. Wah Astin lagi mengingat masa-masa indah waktu itu ya :)
ReplyDeleteiya, aku sebagian kecilnya Mbak, tentu lebih banyak lagi persiapan weedingnya,
Deletebaca tulisanmu aku jadi ingat persiapan pernikahanku kala itu deh mak, total hanya 2 bulan aja dan gak menggunakan wedding organizer
ReplyDeleteWah keren, menyiapkan sendiri ya, Mbak.
DeleteIyaaa, ngenang yang persiapan dari aku, Mbak. Kalo persiapan teknis semua diurus ibuku
ReplyDeleteKalau mempersiapkan sendiri, tanpa jasa WO memang kesannya lebih dalam ya mbak. Banyak lika liku yang di masa datang akan jadi bahan cerita dan kenangan yang menyenangkan
ReplyDeletebetul, aku pilihin model dan bahan kebaya makanya lama juga main ke Tenabang, hehehe
DeleteIya, memang lebih enak bisa tinggal berdua ya daripada harus bareng orang tua atau mertua jadi bisa lebih mandiri dan mengatur rumah tangga sendiri...
ReplyDeletebetul banget Mbak, Pendapatku dan pilihanku, menikah, tinggal di rumah sendiri, meski kecil, meski masih sewa, lebih berasa jatuh bangunnya
DeleteAlhamdulillah dimudahkan rencana pernikahan waktu itu ya, Mbak Astin..Smeoga Sakinah Mawaddah warahmah sampai jannah. Memang perlu persiapan menjelang pernikahan dan kucinya yang utama komunikasi dan keterbukaan dengan calon pasangan, orang tua juga keluarga
ReplyDeleteaamiin, makasih banyak sudah didoakan ya Mbak Dian. Betul, komunikasi dan keterbukaan dalam mempersiapkan pernikahan itu kuncu penting, melangkah ke depan lagi
DeletePernikahan memang butuh banyak pertimbangan supaya nggak kelabakan saat hari H atau setelah pernikahannya itu.
ReplyDeleteIya Mama Nurul, semua harus dibicarakan baik-baik dan lebih detail
Deleteshalat istikharah memang penting banget untuk memantapkan hati saat menikah ya mbak. ketika hati kita sudah mantap jalan berikutnya pun menjadi lebih mulus
ReplyDeleteAlhamdulillah Mbak.
DeleteWhaaa ini bisa jadi inspirasi untuk ukhti/akhi/dedek2 yg nantinya mau melangkah ke jenjang pernikahan.
ReplyDeleteIngat, pernikahan itu AWAL kehidupan yg sesungguhnya yak
Betul Mbak, semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan
DeleteWah Anniversary bisa flashback seperti ini juga
ReplyDeleteBiasanya membuat kita semakin cinta sama pasangan
Awuwuwu
momen tepat Mbak, hehehe
DeleteSaya jadi flashback nih, persiapan dulu pas mau nikah saya apa aja yah heheh, soalnya udah lama nih. Tapi pastinya seneng yah mempersiapkan sendiri, lebih terasa perjuangannya.
ReplyDeleteAlhamdulillah, Mbak
DeleteYup, memang banyak hal yang harus dipersiapkan menjelang pernikahan. Terutama persiapan mental dan bekal setelah pernikahan nanti. Karena tentu pernikahan untuk seumur hidup dan sifatnya jangka panjang..Kalau perlu menjalani puasa juga..
ReplyDeleteIya Mbak, betul sekali. Perispan mental dan bekal
DeleteAh iya, saya juga waktu itu sebelum menikah salat istikharah dulu...
ReplyDeleteSeru sih kalau ingat zaman mempersiapkan pernikahan ya :)
Aku juga nih sebelum nikah sholat istikharah, deg2an banget dan selalu berbaik sangka pada Allah
DeleteAlhamdulillah ya Mbak.
DeleteYa Allah, Mba untuk poin terakhir saya memang memikirkann untuk keluar dr rumah orangtua setelah menikah, tapi nggak sampai kepikiran untuk membeli perintilan perlengkapan rumahnya.. xixixixi... mgkn karena saya sebelum nikah nggak pernah ngerasain ngekost kali yaa.. jadi ga mikir sampai kesana.
ReplyDeleteIya Mbak. Awalnya saya ngekost dan kostnya sudah ready peralatan memasak dan kami suka memasak di kost. Jadi sebelum menikah, kami sudah memikirkan untuk mencicil peralatan rumah tangga yang penting.
Deleteiya bener banget ya mba, pernikahan itu persiapannnya ga cuma soal pesta dan akad nikah ya, tapi bagaimana kita menjalaninya. Persiapan jiwa dan raga penting banget dan perlu kesepakatan dan pembicaraan antar kedua untuk saling jujur mau apa... Kadang banyak lihat anak muda yang habis nikah ga tahu mau apa.... Termasuk juga harus punya persiapan soal bagaimana memulai keluarga ya, maksudnya kapan kedua pihak siap menjadi orang tua
ReplyDeleteMbak Iraaa, haaai. Alhamdulillah Mbak. Semua yang akan dijalani ke depan bersama pasangan memang sebaiknya dibicarakan sebelum menikah, tujuannya supaya dimudahkan dan dilancarkan.
DeleteIya bener mba, istikharah paling utama. Dulu aku sampai beberapa kali ini. Akhirnya dapat jawaban yang menenangkan hati
ReplyDeleteAlhamdulillah
DeleteBarakallahu fiikum, kak...
ReplyDeleteSemoga Allah berkahi selalu rumah tangga yang dimulai dengan kebaikan.
Pasti degdegan banget yaa..
Tapi bahagiaa..mashaAllah.
Aaamiin, terima kasih banyak sudah didoakan. Iyaaah, tahu banget kan ya deg degannya
DeleteBaca artikel ini jadi flashback juga nih Astin ke masa-masa jelang pernikahanku dulu tahun 2003. Setelah melalui masa pacaran yang cukup lama, alhamdulillah tanpa ada drama macam-macam aku menikah juga tuh hehehe.. Semoga sakinah mawaddah wa rahmah untukmu dan juga untuk kita semua ya.
ReplyDeleteAaamiin, makasih banyak didoakan Mbak Nik. Alhamdulillah ya gak ada drama-drama. Doa yang sama untukmu juga ya, Mbaknik
DeleteAda beberapa temen saya yang didera drama menjelang persiapan pernikahannya. Agak sedih waktu liat dia uring-uringan. Kayanya memang perlu diyakinkan lagi dengan persiapan batin dengan ibadah-ibadah yang Mak sebutkan.
ReplyDeleteIya Mbak, semoga tidak ada lagi yang mengalami drama menjelang pernikahan ya. Kalaupun ada drama semoga selalu dimudahkan
DeleteMenikah memang banyak persiapan, nggak cuma materi tapi justru mental. Suka banget dengan cerita di sini, kayanya smooth banget memasuki pernikahan ya, Mbak. Semoga selalu samawa.
ReplyDelete